Saturday, September 1, 2018

√ Albendazole ; Efek Samping, Sediaan Dan Indikasi



 


Albendazole merupakan obat golongan antihelmintik atau obat anti cacing. Obat ini dipakai untuk mencegah menetasnya larva cacing dan juga membunuh cacing dengan merusak sel cacing. Obat ini biasa dipakai untuk mengobati aneka macam infeksi cacing ibarat infeksi cacing pita.


Nama Generik


Albendazole


Merek Dagang


Albenza, Vermic


Pengertian


Albendazole merupakan obat golongan antihelmintik atau obat anti cacing. Obat ini dipakai untuk mencegah menetasnya larva cacing dan juga membunuh cacing dengan merusak sel cacing. Obat ini biasa dipakai untuk mengobati aneka macam infeksi cacing ibarat infeksi cacing pita.


Golongan


Antihelmintik, Benzimidazole


Golongan Obat


K, (Obat Keras)


Sediaan



  • Tablet 400 mg

  • Suspensi 200 mg/5 mL.


Indikasi


Dosis untuk pertolongan oral (tablet dan suspensi)



  • Askariasis

    • Dosis dewasa: 400 mg takaran tunggal diminum ketika perut kosong

    • Dosis anak (usia ≥2 tahun): 400 mg takaran tunggal diminum ketika perut kosong.



  • Infeksi Capillaria

    • Dosis dewasa: 400 mg satu kali sehari diminum bersamaan ketika makan (terutama masakan berlemak) selama 10 hari

    • Dosis anak (usia ≥ 6 tahun): 400 mg satu kali sehari diminum bersamaan ketika makan (terutama masakan berlemak) selama 10 hari.



  • Clonorchiasis

    • Dosis dewasa: 400 mg dua kali sehari ketika makan selama 3 hari, konfirmasi eradikasi 1 bulan sesudah pengobatan

    • Dosis anak (usia ≥ 2 tahun): 400 mg dua kali sehari ketika makan selama 3 hari, konfirmasi eradikasi 1 bulan sesudah pengobatan.



  • Cutaneous larva migrans

    • Dosis dewasa: 400 mg satu kali sehari ketika makan selama 1 hingga 3 hari

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg satu kali sehari ketika makan selama 1 hingga 3 hari.



  • Penyakit akhir superfamili Ancylostomatoidea

    • Dosis dewasa: 400 mg takaran tunggal ketika perut kosong

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg takaran tunggal ketika perut kosong.



  • Echinococcosis

    • Dosis sampaumur (berat tubuh ≥60 kg): 400 mg dua kali sehari ketika makan, diberikan dengan siklus 28 hari dimana terdapat 14 hari interval bebas albendazol dengan total 3 siklus

    • Dosis sampaumur (berat tubuh < 60 kg): 15 mg/kg/hari dibagi dalam 2 takaran ketika makan, maksimal 800 mg/hari, diberikan dengan siklus 28 hari dimana terdapat 14 hari interval bebas albendazol dengan total 3 siklus.



  • Enterobiasis

    • Dosis dewasa: 400 mg takaran tunggal ketika perut kosong

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg takaran tunggal ketika perut kosong.



  • Giardiasis

    • Dosis  anak (5 hingga 10 tahun dengan Giardia duodenalis): 400 mg/hari selama 3 hari.



  • Infeksi HIV-Infeksi Microsporidia (Okular)

    • Dosis dewasa: 400 mg dua kali sehari dikombinasikan dengan fumagillin bicylohexylammonium 3 mg/mL dalam NaCl 0,9% (fumagillin 70 mcg/mL) tetes mata, teteskan 2 tetes pada mata setiap 2 jam selama 4 hari, kemudian 2 tetes setiap 4 jam per hari; lanjutkan pengobatan hingga CD4+ > 200 sel/mcL selama 6 bulan sesudah inisiasi ART.



  • Infeksi Hymenolepis nana

    • Dosis dewasa: 400 mg satu kali sehari ketika perut kosong selama 3 hari; kalau tidak terjadi eradikasi sesudah 3 ahad maka terdapat indikasi untuk pertolongan obat sekunder

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg satu kali sehari ketika perut kosong selama 3 hari; kalau tidak terjadi eradikasi sesudah 3 ahad maka terdapat indikasi untuk pertolongan obat sekunder.



  • Infeksi Gnathostoma

    • Dosis dewasa: 400 mg satu atau dua kali sehari selama  21 hari

    • Dosis anak (usia > 6 tahun): 400 mg satu atau dua kali sehari selama  21 hari.



  • Infeksi Loa loa

    • Dosis dewasa: 200 mg dua kali sehari selama 21 hari

    • Dosis anak (usia ≥6 tahun): 200 mg dua kali sehari selama 21 hari.



  • Infeksi Strongyloides

    • Dosis dewasa: 400 mg satu kali sehari ketika perut kosong selama 3 hari; pasien di follow up selama 2 ahad untuk konfirmasi kesembuhan

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg satu kali sehari ketika perut kosong selama 3 hari; pasien di follow up selama 2 ahad untuk konfirmasi kesembuhan.



  • Infeksi Taenia

    • Dosis dewasa: 400 mg satu kali sehari ketika perut kosong selama 3 hari; kalau tidak terjadi eradikasi sesudah 3 minggu, diindikasikan untuk pertolongan obat sekunder

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg satu kali sehari ketika perut kosong selama 3 hari; kalau tidak terjadi eradikasi sesudah 3 minggu, diindikasikan untuk pertolongan obat sekunder.



  • Infeksi Toxascaris

    • Dosis dewasa: 400 mg dua kali sehari selama 5 hari

    • Dosis anak (usia ≥ 6 tahun): 400 mg dua kali sehari selama 5 hari.



  • Neurocysticercosis

    • Dosis sampaumur (berat tubuh ≥ 60 kg): 400 mg dua kali sehari ketika makan selama 8 hingga 30 hari; profilaksis dengan kortikosteroid ditambahkan dengan terapi anti kejang yang sesuai bila dibutuhkan, pertimbangkan pertolongan kortikosteroid IV atau oral selama ahad pertama terapi untuk mencegah episode hipertensi serebral

    • Dosis sampaumur (berat tubuh < 60 kg): 15 mg/kg/hari dibagi dalam 2 takaran ketika makan, maksimal 800 mg/hari, selama 8 hingga 30 hari; profilaksis dengan kortikosteroid ditambahkan dengan terapi anti kejang yang sesuai bila dibutuhkan, pertimbangkan pertolongan kortikosteroid IV atau oral selama ahad pertama terapi untuk mencegah episode hipertensi serebral.



  • Neurocysticercosis: Subarachnoid neurocysticercosis

    • Dosis dewasa: 30 mg/kg/hari selama 8 hari, sebelumnya diobati dengan dexametasone 8 mg IV setiap 8 jam selama 4 hari.



  • Trichuriasis

    • Dosis dewasa: 400 mg takaran tunggal ketika perut kosong

    • Dosis anak (usia > 2 tahun): 400 mg takaran tunggal ketika perut kosong.




Kontraindikasi


Albendazole sebaiknya tidak diberikan kepada:



  • Hipersensitivitas Albendazole dan komponen pembuat produk lainnya.


Efek Samping


Meskipun sangat jarang terjadi beberapa orang sanggup mengalami imbas samping obat yang sangat jelek bahkan terkadang mematikan ketika mengkonsumsi obat tertentu.


Hubungi dokter Anda atau segera minta pertolongan medis kalau mengalami salah satu tanda-tanda atau tanda berikut yang terkait dengan imbas samping Albendazole yang buruk:



  • Tanda-tanda reaksi alergi, ibarat ruam; gatal-gatal; merah, bengkak, melepuh, atau kulit mengelupas dengan atau tanpa demam; mengi; sesak di dada atau tenggorokan; kesulitan bernapas, menelan, atau berbicara; bunyi serak yang tidak biasa; atau pembengkakan pada mulut, wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan

  • Tanda infeksi. Gejala ini termasuk demam ≥ 38°C, menggigil, nyeri tenggorokan berat, nyeri pendengaran atau nyeri sinus, batuk, produksi sputum atau perubahan warna sputum, nyeri ketika berkemih, sariawan, luka yang tidak kunjung sembuh, atau nyeri dan gatal pada anus

  • Tanda perdarahan ibarat muntah darah ibarat kopi, batuk berdarah, urin berdarah, kotoran tampak ibarat tar, merah, atau kotoran bercampur darah. Perdarahan pada gusi; perdarahan dari v@gin@ yang tidak normal; memar tanpa alasan dan bertambah besar atau perdarahan yang sulit untuk berhenti

  • Tanda problem liver (hati) ibarat urin berwarna lebih gelap, merasa letih, tidak lapar, perut begah atau nyeri perut, kotoran berwarna cerah, muntah, atau mata atau kulit menjadi kuning

  • Merasa sangat capek dan lemah

  • Nyeri kepala berat

  • Perubahan tajam penglihatan

  • Kejang.


Semua obat sanggup menjadikan imbas samping. Tapi, pada sebagian orang imbas samping obat tersebut tidak muncul atau hanya menjadikan imbas samping yang minor (kecil). Hubungi dokter Anda untuk mendapat pertolongan medis kalau salah satu imbas samping berikut ini menciptakan Anda terasa sangat terganggu atau mengganggu acara Anda:



  • Nyeri pinggang

  • Nyeri kepala

  • Perut begah atau muntah.


Gejala dan tanda di atas bukan merupakan seluruh imbas samping yang sanggup terjadi bila Anda mengonsumsi Albendazole. Jika Anda mempunyai pertanyaan terhadap imbas samping tersebut silakan hubungi dokter Anda. Dokter sanggup memperlihatkan klarifikasi mengenai imbas samping obat Albendazole.


Kehamilan & Laktasi


Obat ini mempunyai kategori kehamilan C. Kategori ini menyatakan bahwa penelitian pada binatang coba memperlihatkan imbas samping penggunaan obat terhadap janin (efek teratogenik dan imbas lain) dan tidak terdapat uji klinis terkontrol pada wanita. Obat-obat hanya diberikan kalau pertimbangan laba lebih besar dari pada risiko potensi pada janin.


Obat ini sanggup masuk melalui kelenjar ASI pada ibu menyusui sehingga tidak disarankan untuk mengonsumsinya ketika menyusui.


Peringatan



  • Sampaikan  kepada dokter sebelum Anda mengonsumsi obat ini bahwa:

    • Jika Anda mempunyai alergi terhadap Albendazole atau potongan lain dari obat ini

    • Jika Anda alergi terhadap obat-obatan ibarat ini, obat-obatan lain, makanan, atau zat lain. Katakan kepada dokter Anda perihal alergi dan tanda-tanda apa yang Anda miliki, ibarat ruam; gatal-gatal; gatal; sesak napas; mengi; batuk; pembengkakan wajah, bibir, lidah, atau tenggorokan; atau tanda-tanda lainnya.



  • Masalah terkait darah yang sangat berat terkadang terjadi ketika mengonsumsi obat ini. Konsumsi obat ini juga meningkatkan risiko untuk mengalami infeksi,dan masalah pada darah atau anemia

  • Anda berisiko lebih tinggi mengalami infeksi. Cuci tangan teratur. Jauhi orang yang sedang mengalami infeksi atau flu

  • Anda mungkin akan lebih gampang mengalami perdarahan. Hati-hati dan hindari cedera. Gunakan sikat gigi yang lembut dan alat pencukur elektrik

  • Obat ini sanggup membahayakan janin dalam kandungan kalau Anda mengonsumsi obat ini ketika hamil

  • Jika Anda seorang perempuan usia produktif, lakukan uji kehamilan (testpack) sebelum mengonsumsi obat ini

  • Gunakan acara keluarga berencana yang sanggup mengemban amanah untuk mencegah kehamilan ketika mengonsumsi obat ini dan 1 bulansetelah berhenti mengonsumsi obat

  • Sampaikan kepada dokter bila Anda hamil atau merencanakan kehamilan. Anda butuh untuk mendiskusikan risiko dan laba konsumsi obat ini ketika hamil

  • Sampaikan kepada dokter bila Anda merupakan ibu menyusui. Anda butuh membicarakan risiko terhadap bayi yang Anda susui ketika mengonsumsi obat ini.


Interaksi Obat


Dua atau lebih obat yang diberikan pada waktu yang bersamaan sanggup memperlihatkan imbas masing-masing dan saling berinteraksi. Efek tersebut sanggup berupa penambahan imbas salah satu obat, penurunan imbas salah satu obat, atau bahkan meningkatkan risiko munculnya imbas samping obat. Efek ini disebut sebagai interaksi obat.


Mengonsumsi obat di bawah ini bersamaan dengan Albendazole telah diketahui memunculkan interaksi obat. Dokter mungkin akan meminta anda untuk berhenti mengonsumsi salah satu obat atau menyesuaikan dosisnya bila dikonsumsi bersamaan dengan Albendazole. Obat tersebut antara lain:



  • Interaksi moderat (efek yang muncul ketika konsumsi kedua obat secara bersamaan dalam tingkat sedang)

    • Carbamazepine .



  • Interaksi minor (efek yang muncul ketika konsumsi kedua obat secara bersamaan dalam tingkat ringan)

    • Dexamethasone

    • Praziquantel

    • Theophylline.




Penyimpanan


Untuk sediaan obat tablet, obat ini sebaiknya disimpan pada suhu ruangan (20°C hingga 25°C). Simpan pada daerah yang kering dan hindari dari daerah yang lembap. Jangan simpan di kamar mandi. Jauhkan obat dari jangkauan bawah umur dan binatang peliharaan.


Bila obat yang disimpan telah mencapai masa kadaluarsa hindari membuang obat ini secara sembarangan. Tanyakan kepada apoteker atau petugas sarana pengelola limbah di lingkungan Anda dimana dan bagaimana cara paling kondusif untuk membuang sisa produk ini.


Semoga bermanfaat!


 


Baca juga:



Jaga kesehatan Anda dengan gunakan fitur ‘Tanya Dokter’ untuk diskusikan permasalahan kesehatan Anda. GRATIS! Download aplikasi Go Dok, di sini.


RE/JJ/MA



Referensi




Sumber https://www.go-dok.comm