Friday, June 22, 2018

√ Efek Anak Menghisap Jempol Dan Pencegahannya

Dampak anak menghisap jempol atau ibu jarinya dapat memengaruhi lisan dan rahang anak balita dari umur 2 tahun. Tingkat keparahan duduk kasus fisik yang berasal dari kebiasaan itu tergantung pada seberapa kerasnya seorang anak mengisap ibu jarinya.


Go Dok Bayi Anda mungkin mulai mengisap ibu jarinya di dalam rahim — dan kemudian menyempurnakan kebiasaan itu dikala ia lahir. Ketika seorang anak masih kecil, itu merupakan kondisi yang normal sebagai cara untuk menenangkan diri atau tidur.


Pada usia itu, tidak ada yang salah dengan kebiasaan ini. Namun, jika si kecil melaksanakan ini terus-terusan hingga umur 4-5 tahun, pertimbangkan untuk mengganti kebiasaan tersebut dengan dot. Meskipun dot sanggup mengakibatkan duduk kasus yang sama, tetapi dot merupakan kebiasaan yang lebih gampang untuk dihentikan.


Begitu seorang anak mencapai balita, menghisap jempol biasanya hilang dengan sendirinya. Meskipun beberapa anak yang lebih renta sanggup menggantinya dengan kebiasaan lain, menyerupai menggigit kuku.  Jika sikap berlanjut hingga anak sudah memasuki usia sekolah, itu harus segera di atasi lantaran akan berdampak jelek terhadap perkembangannya baik di lisan maupun ucapan.


Meskipun tekanan teman sebaya di sekolah biasanya membatasi kebiasaan tersebut begitu seorang anak mencapai usia 5 atau 6 tahun, orang renta mungkin ingin mengambil tindakan untuk menghentikan mengisap jempol jauh sebelum waktu itu.


Tapi pengaruh apa yang sanggup disebabkan oleh kebiasaan ini sehingga menciptakan kebiasaan ini tidak baik bagi balita? Dan bagaimana cara mengatasinya? Dibawah ini kami ringkas secara terang perihal apa dampak anak menghisap jempol dan bagaimana cara menanggulangi kebiasaan ini.


Apa pengaruh anak menghisap jempol?


Dampak anak menghisap jempol dan  jari sanggup memengaruhi lisan dan rahang anak balita dari umur 2 tahun. Mengisap memberi tekanan pada jaringan lunak atap lisan anak, serta di sisi rahang atas. Ketika ini terjadi, rahang atas sanggup menyempit, yang mana mencegah gigi bertemu dengan benar ketika rahang tertutup. Mempersempit rahang juga sanggup mengakibatkan duduk kasus bicara, menyerupai cadel.


Tingkat keparahan duduk kasus fisik yang berasal dari kebiasaan itu tergantung pada seberapa kerasnya seorang anak mengisap ibu jarinya. Jika ia hanya meletakkan ibu jarinya di lisan tanpa benar-benar menyedotnya terlalu banyak, kemungkinan akan ada lebih sedikit masalah. Awasi terus bagaimana anak Anda mengisap jempolnya, dan segera untuk membatasi kebiasaan itu lebih awal kalau anak Anda mengisap secara berlebihan.


Sebuah penelitian menemukan bahwa ketika belum dewasa berhenti menghisap jempol pada usia empat tahun, duduk kasus rahang atau gigi sanggup sembuh sendiri. Kaprikornus penting untuk memberi tahu dokter dan dokter gigi anak Anda kalau anak mengisap ibu jarinya. Identifikasi duduk kasus awal sanggup menjadi kunci untuk menyelesaikannya.


Bagaimana cara menanganinya?



  • Buat pengalihan. Ketika melihat anak mengisap jempolnya, beri ia sesuatu untuk dilakukan dengan tangannya. Jika ia sering mengisap jempolnya ketika ia gugup, beri ia bola stres untuk ditekan. Jika ia mengisap jempolnya ketika ia bosan, dorong ia untuk mewarnai gambar, bermain bola, atau apa pun yang menciptakan tangannya sibuk.

  • Berilah pujian. Setiap kali Anda melihat anak mengeluarkan ibu jari dari mulutnya atas kemauannya sendiri, berilah kebanggaan kepadanya.

  • Menerapkan rasa tidak enak.Ada banyak kisah perihal orang renta meletakkan cabai rawit atau saus pedas di jari-jari belum dewasa mereka dalam upaya frustasi untuk menciptakan mereka berhenti mengisap jempol. Tetapi mengambil tindakan ekstrem bukanlah inspirasi yang baik dan sanggup sangat mengecewakan bagi anak-anak. Anda sanggup mencoba sedikit cuka di jempol anak untuk membuatnya terasa berbeda tanpa membahayakannya.


Nah, itu ia beberapa pengaruh menghisap ibu jari dan bagaimana cara menghentikanya. Tetapi selalu ingat bunda, bahwa tugas orang renta dalam membimbing kebiasaan anak tentulah merupakan cara yang paling manjur untuk menghentikan kebiasaan ini. Stay healthy, keep loving!


 


Baca juga:



Gunakan fitur ‘Tanya Dokter’ untuk tanya dokter online yang siap 7×24 jam. Download aplikasi Go Dok di sini.



Sumber https://www.go-dok.comm