Penyebab Terjadinya Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang sanggup terjadi oleh banyak faktor baik yang berasal dari dalam diri seseorang (intrinsik) yang berbentuk pembawaan - pembawaan atau talenta - talenta yang jelek, juga faktor ekstrinsik yaitu masukan dari pihak lain melalui proses sosialisasi. Secara rinci beberapa faktor penyebab terjadinya sikap menyimpang bagi seorang individu atau kelompok individu dalam masyarakat sebagai berikut.
A. Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna
Perilaku menyimpang sanggup terjadinya alasannya yakni proses sosialisasi yang tidak sempurna, contohnya seseorang sanggup mencapai keberhasilan sanggup diperoleh melalui suatu usaha dan doa yang gigih. Sementara orang yang melaksanakan sosialisasi terhadap hal tersebut hanya memandang sebelah mata, yaitu sisi keberhasilannya saja yang dipandang menyenangkan dan patut untuk dipilih tanpa menyinggung usaha dan doanya yang dilakukan dengan sangat gigih, uler serta proses waktu yang sangat panjang.
Dari insiden ini orang ingin menggandakan keberhasilan dengan jalan pintas, yaitu jalan - jalan yang tidak sesuai dengan mekanisme ataupun tidak sesuai dengan nilai - nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya sikap menyimpang alasannya yakni proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Dari insiden ini orang ingin menggandakan keberhasilan dengan jalan pintas, yaitu jalan - jalan yang tidak sesuai dengan mekanisme ataupun tidak sesuai dengan nilai - nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan terjadinya sikap menyimpang alasannya yakni proses sosialisasi yang tidak sempurna.
B. Ketidaksanggupan Menyerap Norma - Norma Kebudayaan
Hal ini terjadi jikalau seorang individu tidak bisa membedakan sikap yang pantas dan tidak pantas. Ini sanggup terjadi alasannya yakni seseorang menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna. Kasus ini tampak pada seseorang yang berasal dari keluarga berantakan. Biasanya jikalau anak ini terjun ke masyarakat yang lebih luas maka ia cenderung tidak sanggup menjalankan kiprahnya sesuai dengan sikap yang pantas berdasarkan ukuran masyarakat.
C. Penyerapan Subkebudayaan Menyimpang
Mekanisme proses berguru sikap menyimpang sama dengan proses berguru lain. Proses berguru ini terjadi melalui interaksi sosial dengan orang lain khususnya orang - orang berperilaku menyimpang yang sudah berpengalaman.
D. Ketegangan Antara Kebudayaan dan Struktur Sosial
Setiap masyarakat tidak hanya mempunyai tujuan - tujuan yang dianjurkan oleh kebudayaan, tetapi juga cara - cara yang diperkenankan oleh kebudayaan tersebut untuk mencapai tujuan. Apabila seseorang tidak diberi peluang untuk menentukan maka cara - cara ini sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga kemungkinan besar akan terjadi sikap menyimpang.
E. Ikatan Sosial Yang Berlainan
Setiap orang biasanya berafiliasi dengan kelompok yang berlainan. Hubungan dengan kelompok - kelompok tersebut cenderung mengindentifikasi dirinya dengan kelompok yang paling dihargai. Melalui korelasi ini akan memperoleh teladan - teladan sikap dan sikap kelompoknya. Jika pergaulan ini mempunyai teladan sikap dan sikap menyimpang maka kemungkinan besar juga akan menawarkan teladan - teladan sikap menyimpang.
F. Akibat Proses Sosialisasi Nilai - Nilai Subkebudayaan Menyimpang
Proses sosialisasi sanggup terjadi secara sengaja maupun tidak sengaja. Perilaku menyimpang seringkali merupakan akhir sosialisasi yang sengaja maupun tidak sengaja.
Perilaku menyimpang sebagai hasil sosialisasi yang sengaja sanggup terjadi melalui kelompok - kelompok gelap yang tujuannya benar - benar mengajarkan penyimpangan. Mereka membentuk subkebudayaan yang berbeda dari kebuayaan umumnya.
G. Sikap Mental Yang Tidak Sehat
Hal ini sanggup terjadi karnea orang yang melaksanakan sikap menyimpang tidak merasa bersalah atau menyesal bahkan merasa senang.
H. Dorongan Kebutuhan Ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya jikalau tidak mempunyai doktrin yang berpengaruh atau tidak sanggup mengendalikan diri serta tidak mau bekerja keras sanggup terdorong menjadi penjahat.
I. Pelampiasan Rasa Kecewa
Seseorang yang mengalami rasa kecewa atau kepahitan hidup sanggup melaksanakan sikap menyimpang sebagai usaha pelarian atau pelampiasan terhadap rasa kecewanya atau kesulitannya itu.
J. Keinginan Untuk Dipuji Atau Gaya - Gayaan
Perilaku menyimpang kadang - kadang dilakukan sekedar untuk gaya atau harapan untuk dipuji, contohnya berkelahi, mabuk - mabukan, penyalahgunaan narkotika, dilakukan biar dianggap hebat, jagoan, dan lainnya.
Sumber http://falah-kharisma.blogspot.com