Monday, August 6, 2018

√ Kenali Gangguan Mental Sehabis Melahirkan

Gangguan mental sesudah melahirkan yang mungkin saja terjadi salah satunya Post-partum depression (PPD), biasanya penderita akan mengalami kesedihan, putus asa, kecemasan, gampang marah – namun mereka mencicipi itu semua lebih berpengaruh dari yang seharusnya.


Go DokKelahiran ialah momen yang umumnya menyenangkan dan menggembirakan. Namun tak banyak yang mengetahui jikalau melahirkan sanggup memengaruhi kesehatan mental seorang perempuan.


Salah satu gangguang mental setalah melahirkan yang dialami seorang ibu yaitu baby blues, perubahan mood yang dihasilkan dari tingginya perubahan hormon yang terjadi selama dan sesudah melahirkan.


Mereka juga mungkin mengalami gangguan mental sesudah melahirkan lainnya seperti post-partum depression atau bahkan, meski jarang terjadi, kondisi yang parah berjulukan post-partum psychosis.


Secara umum, depresi klinis terjadi pada sekitar 15-25 persen dari populasi, dan wanita mempunyai peluang dua kali lipat dari pria untuk mengalaminya. Hal ini dikarenakan wanita lebih mungkin mengalami depresi selama tahun-tahun reproduksi utama yakni 25-45 tahun. Selain itu, wanita juga rentan mengalami depresi selama kehamilan dan sesudah melahirkan.


Apa saja gangguan mental sesudah melahirkan? 


Terdapat tiga jenis perubahan mood yang sanggup dialami wanita sesudah melahirkan. Ketiganya adalah:


1. Baby blues


Babby blues yang terjadi pada kebanyakan wanita segera sesudah melahirkan. Ia dianggap normal lantaran seorang ibu gres hanya akan mengalami perubahan mood mendadak dan ringan menyerupai perasaan sangat bahagia dan kemudian mengalami perasaan sangat sedih.


Sang ibu mungkin akan menangis tanpa alasannya ialah dan merasa tidak sabaran, gampang marah, kelelahan, cemas, kesepian, dan sedih. Baby blues mungkin hanya akan bertahan beberapa jam atau selama satu atau dua ahad sesudah melahirkan.


Gangguan mental setalah melahirkan ini biasanya tidak membutuhkan perawatan dari penyedia layanan kesehatan.


2. Post-partum depression (PPD)


Post-partum depression (PPD) dapat terjadi beberapa hari atau bahkan bulan sesudah melahirkan. PPD sanggup terjadi sesudah kelahiran anak ke berapa pun, bukan hanya anak pertama.


Seorang wanita sanggup mencicipi hal yang serupa dengan baby blues – kesedihan, putus asa, kecemasan, gampang marah – namun mereka mencicipi itu semua lebih berpengaruh dari yang seharusnya.


PPD sering menciptakan wanita tidak sanggup melaksanakan hal yang seharusnya dilakukan setiap hari. Ketika kemampuan wanita untuk berfungsi dengan baik terpengaruh, ia memerlukan derma dokter.


Nantinya dokter akan melihat tanda-tanda depresi yang dialami dan berbagi rencana pengobatan. Jika seorang wanita tidak mendapat pengobatan untuk PPD yang dialaminya, tanda-tanda yang ada sanggup bertambah buruk.


Meski gangguan mental sesudah melahirkan ini adalah kondisi yang serius, kondisi ini sanggup diatasi dengan pengobatan dan konseling.


3. Post-partum psychosis


Post-partum psychosis adalah penyakit kejiwaan yang sangat serius sampai sanggup memengaruhi ibu baru. Penyakit ini sanggup terjadi dengan cepat, kadang dalam tiga bulan pertama sesudah melahirkan.


Jika mengalaminya, seorang wanita sanggup kehilangan kontak dengan realitas, mengalami halusinasi telinga (mendengar sesuatu yang bahwasanya tidak sedang terjadi, contohnya seseorang yang berbicara) dan ilusi (sangat memercayai sesuatu yang bahwasanya irasional).


Halusinasi visual (melihat sesuatu yang tidak ada) jarang terjadi pada jenis penyakit ini. Gejala lain termasuk insomnia, merasa gelisah dan marah, kelelahan, dan perasaan serta sikap yang aneh.


Perempuan yang mengalami post-partum psychosis membutuhkan pengobatan secepatnya dan hampir selalu membutuhkan obat. Kadang mereka perlu dirawat di rumah sakit lantaran mempunyai risiko menyakiti diri sendiri atau orang lain.


Lalu, apa yang menjadi penyebab gangguan mental sesudah melahirkan terjadi?


Penyebab dari gangguan mental sesudah melahirkan masih belum jelas. Namun beberapa penelitian memaparkan jikalau faktor-faktor berikut ini mungkin berkontribusi sebagai penyebabnya:


Perubahan hormon


Seorang wanita mengalami tingkat fluktuasi hormonal terbesar sesudah melahirkan, Fluktuasi hormon yang intens, menyerupai turunnya tingkat serotonin, yang terjadi sesudah melahirkan kemungkinan memainkan kiprah terhadap pengembangan gangguan kesehatan mental sesudah melahirkan.


Risiko situasional


Kelahiran sendiri ialah sebuah perubahan dan transisi besar dalam kehidupan. Perubahan besar sanggup menjadikan stres yang menjadi penyebab depresi. Jika suatu insiden besar terjadi sempurna dikala melahirkan, seorang ibu mungkin akan lebih rentan mengalami gangguan mental sesudah melahirkan.


Tekanan hidup


Situasi stres yang terus-menerus sanggup menambah tekanan sehingga memicu gangguan mental sesudah melahirkan. Contohnya, stres berlebihan di kantor ditambah tanggung jawab sebagai seorang ibu sanggup menjadikan kelelahan emosional yang bisa berujung pada gangguan mental sesudah melahirkan.


Sifat relasi ibu dengan ayah sang bayi dan perasaan yang belum terselesaikan di masa kehamilan juga sanggup memengaruhi risiko seorang ibu untuk terkena gangguan mental sesudah melahirkan.


Bagaimana pengobatan untuk mengatasinya?


Penyakit mental sesudah melahirkan diperlakukan dengan berbeda tergantung pada jenis dan keparahan gejalanya. Pilihan pengobatannya antara lain obat anti kecemasan atau antidepresan, psikoterapi, dan partisipasi dalam kelompok pendukung untuk dukungan emosional dan edukasi. Pada kasus post-partum psychosis, obat-obatan untuk mengatasi psikosis kerap ditambahkan. Perawatan di rumah sakit juga sering diharapkan untuk hal ini.


Jika sedang menyusui, jangan berasumsi jikalau Anda tidak sanggup mengonsumsi obat untuk depresi, kecemasan, atau bahkan psikosis. Konsultasikan dengan dokter Anda mengenai hal ini. Di bawah pengawasan dokter, banyak wanita mengonsumsi obat-obatan ketika menyusui. Ini ialah keputusan yang perlu dibentuk antara Anda dengan dokter Anda.


Tanpa pengobatan yang tepat, gangguan mental sesudah melahirkan sanggup bertahan berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Sebagai aksesori efek pada kesehatan ibu, hal ini sanggup mengganggu kemampuannya untuk terhubung dan merawat bayinya. Gangguan ini sanggup menjadikan bayi mengalami dilema tidur, makan, dan sikap seiring mereka bertumbuh.


Suami dan anggota keluarga lain sebaiknya peka untuk melihat tanda-tanda gangguan kejiwaan sesudah melahirkan pada ibu baru. Jika ada tanda-tanda yang terdeteksi, mereka sanggup mendorong sang ibu untuk mengunjungi penyedia layanan kesehatan, menunjukkan dukungan emosional, dan membantu kiprah harian menyerupai menjaga bayinya atau merapikan rumah.


Jangan biarkan ibu gres ini sendirian lantaran gangguan yang dialaminya. Beri ia semangat dan dukungan biar sanggup segera pulih dan menjalani kehidupannya secara normal menyerupai sediakala.


 


Baca juga:



Gunakan fitur ‘Tanya Dokter’ untuk tanya dokter online yang siap 7×24 jam. Download aplikasi Go Dok di sini.


FY/JJ/MA



Referensi




Sumber https://www.go-dok.comm