Sebenarnya, apa sih unsur intrinsik dalam novel itu? Semua karya sastra pada umumnya mempunyai unsur intrinsik yang terdapat di dalam karya tersebut. Selain penulis novel, unsur ini juga penting diketahui oleh para pembaca novel. Bagi para penulis, pengetahuan perihal unsur intrinsik novel akan membantu dirinya dalam penulisan novel sesuai dengan tema atau gagasan yang diusung. Sementara itu, bagi pembaca pemahaman perihal unsur intrinsik akan membantu para pembaca novel untuk memahami novel yang sedang dibacanya.
Pastilah, banyak di antara kita yang senang membaca novel. Apalagi, beberapa tahun terakhir kita dimanjakan dengan kehadiran novel-novel best seller hasil garapan para penulis handal Indonesia. Sebuat saja yang populer menyerupai "Trilogi Laskar Pelangi hasil karangan novelis Andera Hirata. Bahkan, novel ini telah diterjemahkan di banyak negara. Namun, di antara sekian banyak pembaca novel tersebut belum tentu memahami unsur intrinsik sebuah novel.
Nah, pada kesempatan kali ini, kami akan memperlihatkan klarifikasi seputar unsur-unsur intrinsik yang terdapat di dalam sebuah novel. Semoga dengan kehadiran artikel ini sanggup membantu pembaca sekalian dalam memahami unsur penting yang membentuk sebuah novel tersebut.
Pengertian Unsur Intrinsik Novel
Sebelum kami berikan poin-poin penting unsur intrinsik novel, mungkin ada baiknya kita perjelas terlebih dahulu pengertian atau definisi dari unsur intrinsik novel ini. Pada umumnya, unsur intrinsik sering diartikan sebagai unsur yang ada di dalam sebuah karya sastra, dan ikut membentuk susunan karya sastra tersebut. Jadi, unsur ini sanggup disebut sebagai unsur pembangun.
Materi Novel Terkait:
Jika merujuk pada pengertian umum di atas, maka unsur intrinsik novel ialah unsur yang terdapat di dalam novel dan bertanggung jawab dalam pembentukan sebuah novel hingga tercipta menjadi novel yang layak dinikmati oleh pembaca. Bukan hanya pada novel, unsur ini secara umum terdapat juga di dalam bentuk karya sastra lainnya, menyerupai cerpen, drama, puisi, dan lain-lain.
Unsur Intrinsik Novel dan Contoh
Beberapa rujukan menyebutkan bahwa unsur intrinsik novel itu ada 5 (lima), yaitu tema, amanat, penokohan, alur, dan latar. Referensi yang lain menyebutkan 6 (enam) dengan menambahkan unsur pemanis yaitu tokoh (memisahkan tokoh dan penokohan). Ada juga yang memperlihatkan 7 unsur intrinsik dengan menambahkan satu unsur lagi di dalamnya, yaitu sudut pandang. Tetapi, berdasarkan kami, unsur intrinsik novel secara lengkap ada 8, yaitu tema, amanat, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang, dan gaya bahasa. Delapan poin inilah yang akan kami uraikan lebih lanjut secara terperinci.
Contoh Unsur Intrinsik Novel
Kami juga akan menampilkan beberapa pola dari masing-masing unsur intrinsik novel tersebut. Materi kali ini akan memakai penggalan-penggalan dongeng dari novel Kemarau karangan novelis populer Indonesia, A.A. Navis. Baiklah, berikut ini unsur-unsur intrinsik novel dan contohnya:1. Tema Novel
Unsur intrinsik novel yang pertama ialah tema. Secara sederhana, tema sanggup diartikan sebagai topik atau dilema utama yang akan diceritakan dalam novel. Tema akan menghipnotis seluruh unsur cerita, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Di dalam tema itu pula kita sanggup mengetahui maksud dan tujuan dari pengarang menuliskan novelnya, meskipun tidak dituliskan secara eksplisit.
Sumber http://www.ilmusiana.comContoh Tema Novel
Tema novel sanggup terbagi menjadi dua, yaitu tema utama dan tema bawahan atau tema yang berfungsi sebagai tema pendukung. Tema sebuah novel sanggup dilihat pada pola penggalan dongeng berikut ini yang kami ambil dari Novel Kemarau. Novel Kemarau mengambil tema perihal kesadaran seseorang sesudah mengalami kepahitan dan kesenangan hidup. Rumusan tema tersebut sanggup kita ketahui lewat penggalan cerita:Kadang-kadang terpikir juga olehku, mengapa Tuhan melemparkan insan ini? Apakah untuk mengumpulkan segala dosa belaka? Kalau untuk memperoleh dosa, buat apa kita hidup? Tapi pikiran itu, pikiran orang yang berputus asa. Hidup ke dunia ini bukanlah untuk mengumpulkan dosa, tapi untuk melawan dosa yang mau menyusup ke diri kita. Kita harus berjuang melawannya. Berjuang giat tanpa ampun. Pedomannya hanya satu untuk melawan dosa itu, yakin berpegang pada aturan Tuhan, mengerjakan suruhan-Nya, dan menghentikan apa yang dilarang-Nya.
2. Amanat atau Pesan Novel
Amanat atau pesan ialah unsur intrinsik selanjutnya dari novel. Sebuah novel yang kita baca, sesungguhnya tidak hanya berisi rangkaian dongeng saja. Tetapi, lebih dari itu penulis hendak memberikan amanat berisi pesan kepada para pembacanya. Amanat atau pesan tersebut sanggup kita ketahui melalui penggalan-penggalan dalam kisah yang diceritakan sebuah novel.Contoh Amanat atau Pesan Novel
Berikut ini kami berikan penggalan dongeng yang terdapat di dalam novel Kemarau yang berisi amanat perihal larangan menikah dengan saudara kandung:Tuhan telah melarang orang bersaudara saling menikah. Mengapa Tuhan melarang? Apa alasannya yang konkret, Iyah? Tuhan menciptakan aturan itu punya alasan konkret. Kalau Tuhan membiarkan orang kawin bersaudara, mengakibatkan hidup ini jadi sempit. Manusia hanya mengenal dan menghormati orang dalam lingkungan yang kecil saja, yakni lingkungan keluarga. Padahal Tuhan menghendaki insan seluruh dunia berkembang dalam saling mengenal dan bersaudara, saling mengawini tanpa memandang perbedaan kulit. Permusuhan antar bangsa, antar suku, akan lenyap kalau di antara mereka saling mengawini. Akan tumbuh rasa persaudaraan dan persahabatan yang hakiki. Itulah tujuan Tuhan melarang insan kawin dengan saudaranya. Tapi Tuhan pun mengadakan hukuman aturan bagi pelanggar larangan-Nya itu. Turunan orang yang kawin bersaudara akan menderita cacat jasmani dan rohani. Turunannya akan memikul akibat-akibat yang tidak tepat sebagai manusia. Sukakah kamu Iyah, seandainya cucu-cucumu menderita akhir dari perkawinan anak-anakmu?
3. Tokoh Novel
Unsur intrinsik novel yang ketiga ialah tokoh, yaitu para pelaku dongeng dalam sebuah novel. Dalam sebuah cerita, tokoh berperan sebagai pembawa dan penyampai pesan, amanat, moral, dan lain sebagainya. Itulah sebabnya mengapa sehingga tokoh dalam sebuah dongeng menempati posisi yang strategis. Dalam sebuah novel , tokoh terdiri dari:- Tokoh utama, yaitu tokoh yang mendominasi isi cerita, selalu ditampilkan secara terus-menerus, atau tokoh penting.
- Tokoh tambahan, yaitu tokoh yang kiprahnya hanya sekali atau beberapa kali saja dalam cerita.
- Tokoh protagonis, yaitu tokoh tempat melekatnya watak, karakter, atau nilai-nilai kebaikan.
- Tokoh antagonis, yaitu tokoh yang berkebalikan dengan protagonis. Tokoh ini menjadi tempat melekatnya watak, karakter, atau nilai-nilai keburukan. Tokoh ini sering menjadi penyebab konflik dalam novel.
Contoh Tokoh Novel
Kalau Anda sudah membaca Novel Kemarau, maka pastilah sanggup mengenal tokoh utama dalam novel tersebut, yaitu: Sutan Duano dan Iyah (pasangan suami istri yang diceritakan dalam novel).4. Penokohan
Penokohan ialah unsur intrinsik selanjutnya dari sebuah novel. Beberapa rujukan menggabungkan unsur penokohan dengan tokoh, namun kami memisahkannya lantaran kami anggap secara substantif berbeda. Jika tokoh mengacu kepada nama-nama pelaku yang terlibat dalam cerita, maka penokohan berbicara perihal tabiat atau aksara dari seluruh pelaku tersebut.Contoh Penokohan
Kita ambil saja pola yang telah disebutkan di atas, Sutan Duano dan Iyah. Dalam novel Kemarau, Sutan Duano mempunyai tabiat dan aksara bijaksana, teguh pendirian, dan selalu menegakkan kebenaran. Hal tersebut tergambar dari penggalan dongeng berikut ini:Walau apa katamu terhadapku, walau kauhina kaucaci maki aku, kaukutuki aku, saya terima. Tapi untuk membiarkan Masri dan Arni hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan telah melarangnya, ooo, itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak sanggup ditawar-tawar lagi, Iyah, yakin kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip hidup segala manusialah menjunjung kebenaran Tuhan.Sementara itu, istri dari Sutan Duano, Iyah mempunyai tabiat atau karakter keras kepala dan selalu menentang keputusan Sutan Duano. Hal tersebut tergambar dari penggalan dongeng berikut ini:
Pahit terasakan olehmu mendapatkan kenyataan ini? Demikian juga aku. Tapi saya tak jadi layu menyerupai kamu sekarang. Aku menjadi tegar berkat tempaan kemalangan yang selalu kuderita akhir kauusir dulu. Kusediakan diriku dihantam kutukan Tuhan setiap hari. Kurelakan dosa-dosa merintis jalan ke neraka dengan sadar, asal mereka tetap berbahagia sebagai suami istri.
5. Alur atau Jalan Cerita Novel
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah alur atau jalan cerita. Alur ialah urutan insiden dalam sebuah novel. Pemahaman perihal alur akan memudahkan pembaca untuk memahami insiden dalam sebuah novel. Alur terbagi atas alur maju dan alur mundur dan mempunyai unsur-unsur penting yang terdiri dari: peristiwa, konflik, dan klimaks. Unsur inilah yang menciptakan novel terasa hidup dan kita sebagai pembaca akan menikmati ceritanya.Contoh Alur Novel
Sebagai pola novel Kemarau memakai alur maju yang diselingi sesekali bagian-bagian tertentu menengok insiden lampau. Pucak atau titik puncak dari permasalahannya ialah dikala Sutan Duano dan Iyah bertengkar hebat. Iyah memukuli suaminya itu hingga berlumuran darah. Hal tersebut tergambar dari penggalan dongeng berikut ini:Iyah pergi ke belakang. Diambilnya sepotong kayu. Lalu ia kembali ke ambang pintu ruangan tengah itu. Lalu katanya lagi dengan tegas. "Aku bukan main-main. Hanya dua pilihanmu. Diam atau berangkat dari sini kini juga."
"Tuhan di pihak yang benar. Maka tak kupilih kedua-duanya," kata Sutan Duano.
Iyah mendekati Sutan Duano dari belakang. Diangkatnya kayu itu tinggi-tinggi. "Mereka tidak boleh tahu," katanya.
"Mesti," jawab Sutan Duano. Tapi tiba-tiba ia terpekik, oleh pukulan di kepalanya. Ia cepat berdiri. Tapi pukulan Iyah bertubi-tubi menghantam kepalanya, sebelum ia sempat tegak. Iyah terus memukul. Memukul tanpa ampun. Sutan Duano ambruk dan rebah ke lantai dan kepalanya mengucurkan darah. Iyah terus juga hendak memukuli Sutan Duano. Didekatinya pria itu. Dan diayunkannya lagi kayu itu. Tapi tiba-tiba Masri datang. Kayu itu direbutnya. "Mengapa ibu?" tanya Masri.
6. Latar atau Setting Novel
Latar atau setting ialah unsur intrinsik novel. Latar berkaitan dengan tempat, waktu, suasana, dan lingkungan sosial tempat berlangsungnya insiden dalam novel. Jadi, latar sebuah novel, baik itu tempat, waktu, dan suasana sanggup majemuk tergantung dimana dan kapan sebuah insiden terjadi.Contoh Latar Novel
Sebagian latar dari novel Kemarau yang sanggup kita ketahui berdasarkan penggalan dongeng berikut ini:Setelah dibayarnya sewa beca itu, diedarkannya pandangannya berkeliling. Dilihatnya rumah-rumah sekitar yang anggun dengan atapnya daripada genteng. Ditolaknya pintu besi pada gerbang. Apik benar halaman rumah itu dengan bunga yang menghiasinya. Serumpun pohon bogenvil tumbuh di sebelah kiri. Di bawahnya tersusun kursi kayu dan ditengahnya sebuah meja kecil. Semua dicat aneka warna. Dekat situ sebuah papan jongkatan dan sebuah buaian.
7. Sudut Pandang Novel
Unsur intrinsik novel selanjutnya ialah sudut pandang, yaitu unsur yang berkaitan dengan pengarang novel. Dalam pengertian sederhana, sudut pandang ialah cara atau pandangan yang digunakan oleh pengarang dalam menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan aneka macam insiden atau insiden dalam sebuah novel. Jadi, sudut pandang berkaitan perihal kedudukan pengarang berdasarkan cara pandangnya terhadap jalan dongeng dan tokoh-tokoh dalam dongeng itu.Contoh Sudut Pandang Novel
Sebagai contoh, novel Kemarau memakai sudut pandang orang ketiga. Orang ketiga berarti pengarang atau penulis berada di luar cerita, tetapi ia turut mengatur jalannya cerita. Kadang-kadang, pengarang novel Kemarau mendikte para pembaca melalui pembicaraan tokoh utamanya. Hal tersebut tergambar dalam penggalan dongeng berikut ini:Sebentar lagi mereka akan pulang. Kaulihatlah nanti, betapa bahagianya mereka. Mereka sudah punya dua orang anak yang manis-manis. Malah hampir tiga. Kalau mereka kauberitahukan, bahwa mereka bersaudara kandung, mereka niscaya bercerai sebagai suami istri. Kalau mereka mengerti, kalau mereka beriman dan tawakal menyerupai kau, kalaulah mereka berprinsip hidup menyerupai kaukatakan tadi, tidaklah sulit bagi masanya yang akan datang. Tapi kalau tidak, hancurlah hari kemudiannya. Ambruklah kehidupannya sekali lagi, lebih remuk daripada kehidupannya yang dulu tersebab kau. Kalau mereka bercerai, belum dewasa mereka hendak jadi apa? Tiga orang anak yang tak tahu-menahu, cobalah kaupikir.
8. Gaya Bahasa Novel
Gaya bahasa ialah unsur intrinsik dari sebuah novel. Gaya bahasa ialah cara penulis membahasakan rangkaian dongeng yang ditulisnya. Gaya bahasa ada kaitannya dengan budaya setempat penulis.Contoh Gaya Bahasa Novel
Sebagai contoh, novel Kemarau pada umumnya memakai bahasa segar dan menarik. Penulisnya memakai bahasa atau istilah dari wilayahnya sendiri, yaitu bahasa "Minang". Berikut ini kami beri pola penggalan ceritanya, istilah Minang akan kami tulis miring."Soalnya memang begitulah. Setiap hari, kalau kami melihat guru mengangkut air dari danau, kami seolah disindir, seolah guru umpati, seolah guru marahi. Jadi, bedo kami karenanya. Lain halnya dengan guru tidak mengangkut air itu lagi, tentu kami tidak merasa tersindir, tidak merasa dimarahi. Tentu kami akan terus tiba mengaji setiap kamis."Demikianlah klarifikasi perihal Unsur Intrinsik Novel dan Contoh Lengkap. Bagikan materi ini kepada orang yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
"Betul?" kata Rajo Mantari tercengang.