Epididimis merupakan sebuah kanal berbentuk tabung yang terletak di belakang testikel yang menghubungkan testikel dengan vas deferens. Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi dan biasanya ditatalaksana dengan antibiotik.
Pengertian
Epididimis merupakan sebuah kanal berbentuk tabung yang terletak di belakang testikel yang menghubungkan testikel dengan vas deferens. Ketika kanal ini membengkak dan nyeri yang disebabkan adanya inflamasi maka disebut dengan epididimitis.
Penyakit ini paling sering disebabkan oleh infeksi dan biasanya ditatalaksana dengan antibiotik. Berdasarkan survei terakhir, 43% dari total kasus epididimitis diderita oleh pasien berusia 20-30 tahun, dengan disertai insidensi infeksi testikel (orkitis) pada 58% kasus.
Klasifikasi
Epididimitis sanggup diklasifikasikan ke dalam 3 kategori akut, subakut, dan kronik bergantung pada durasi gejalanya, kasus akut di bawah 14 hari, subakut 14 hari hingga di bawah 3 bulan, sedangkan kronik di atas 3 bulan.
Kasus akut dan subakut biasa disebabkan oleh infeksi, sedangkan kasus kronik disebabkan oleh inflamasi non-infeksi.
Faktor Risiko
Faktor risiko termasuk riwayat infeksi kanal kemih (ISK), infeksi dari penyakit menular secual (PMS), kelainan struktur anatomi menyerupai obstruksi kandung kemih, riwayat operasi prostat atau kanal kemih, duduk lama, bersepeda lama, korelasi secual berganti-ganti pasangan, penyakit autoimun, penggunaan amiodarone (bagian dari tatalaksana serangan jantung), riwayat serangan jantung, atau trauma.
Penyebab
Penyebab epididimitis sangat bergantung pada umur. Pada anak pria di bawah 14 tahun, penyebabnya jarang diketahui tetapi paling sering disebabkan oleh kelainan anatomis yang mengakibatkan reflux (arus balik) urin pada kanal 3j4kulasi.
Epididimitis pada anak di bawah 14 tahun juga sanggup merupakan cuilan dari post-infectious syndrome, terutama dari Mycoplasma pneumonia, Enterovirus, dan Adenovirus. Anak dengan Henoch-Schonlein Purpura (HSP) sanggup mengalami tanda-tanda akut menyerupai benjol pada skrotum terutama pada anak berusia 2-11 tahun.
Pada pria berusia 14-35 tahun, epididimitis paling sering disebabkan oleh infeksi kuman yang masuk ke dalam kategori PMS menyerupai Chlamydia trachomatis ataupun Neisseria gonorrhea. Epididimitis sanggup juga disebabkan oleh Infeksi Saluran Kemih (ISK) walaupun lebih jarang terjadi. ISK sering terjadi pada pria dengan kondisi tertentu seperti: pembesaran prostat, pemakaian kateter, dan dengan riwayat operasi di area pangkal paha, prostat, ataupun kandung kemih.
Pada pria berusia di atas 35 tahun, epididimitis paling sering disebabkan arus fatwa balik urin yang terinfeksi dengan bakteria ke kanal 3j4kulasi yang mengalami obstruksi, umumnya disebabkan oleh hipertrofi prostat.
Patofisiologi
Terjadinya epididimitis paling sering diawali dengan adanya back flow atau arus balik dimana bakteria sanggup masuk ke dalam ejaculatory duct kemudian berkoloni dan mengakibatkan infeksi dan inflamasi.
Pada kasus non-infeksi, arus balik yang terjadi yaitu arus balik urin yang steril tanpa bakteria, tapi mengakibatkan inflamasi lantaran obstruksi.
Gejala
Gejala paling sering dari epididimitis sanggup berupa nyeri yang muncul perlahan atau secara tiba-tiba di salah satu atau kedua testikel (area pangkal paha, skrotum). Dapat ditemukan nyeri tekan, hangat, dan benjol pada skrotum.
Dapat juga ditemukan akumulasi cairan pada skrotum yang menciptakan kulit skrotum terlihat lebih tipis dibanding biasanya, rasanya menyerupai benjolan atau pembengkakan. Di beberapa kasus sanggup ditemukan sulit buang air kecil, atau bahkan ada nanah berwarna kekuningan atau hijau yang keluar dari ujung p3enis.
Penting untuk segera menghubungi dokter apabila:
- Ada benjolan pada skrotum
- Skrotum membengkak
- Perubahan bentuk testikel (skrotum)
- Pembesaran satu sisi pada testikel (skrotum)
- Nyeri atau rasa tidak nyaman yang tidak membaik lebih dari 3 hari.
- Demam (suhu badan lebih dari 37.5oC)
- Sulit BAK, nyeri ketika berkemih, urin keluar sedikit dan menetes, disertai nyeri pada perut cuilan bawah
Diagnosis
Pemeriksaan yang biasa dilakukan selain anamnesis keluhan utama, riwayat penyakit ketika ini, faktor risiko, sanggup pula dilakukan investigasi fisik awal dimana ditemukan nyeri tekan epididimis yang menjalar ke t3st1s disertai dengan inflamasi skrotum.
Dapat dilakukan investigasi yang lebih spesifik seperti:
- Pemeriksaan pangkal paha
- Swab urethra
- Analisis urin (midstream urine) dan investigasi darah dimana sanggup ditemukan peningkatan C-reactive protein level (CRP)
- Rectal touche(pemeriksaan colok dubur untuk menyidik kondisi prostat)
- Perlu dilakukan investigasi color Doppler ultrasonographyjika ada kecurigaan ke arah torsio testikel.
Pencegahan
Pencegahan sanggup dilakukan dengan:
- Proteksi dengan k0nd0m jikalau akan melaksanakan korelasi secual
- Vaksinasi MMR (salah satu etiologi epididimitis yaitu mumps)
- Mengurangi penggunaan kateter urin atau memakai kateter dengan metode yang baik untuk mengurangi risiko infeksi dan inflamasi
- Penatalaksanaan medis sesuai protokol untuk menghindari infeksi iatrogenik.
Penanganan
Penanganan epididimitis dilakukan dengan pertolongan antibiotik selama 5-10 hari tergantung jenis antibiotik yang dipakai dan kuman etiologi penyakitnya. Gejala akan segera membaik dalam beberapa hari tetapi sanggup membutuhkan hingga 2 ahad untuk 100% sembuh.
Sangat penting untuk mengkonsumsi antibiotik hingga habis sesuai resep dokter walaupun sudah membaik dari awal konsumsi, lantaran hal ini mencegah resistensi antibiotik. Jenis antibiotik yang paling sering diberikan untuk pasien berumur 14-35 tahun yaitu injeksi ceftriaxone 250 mg single dose ditambah dengan 10 hari konsumsi antibiotik doksisiklin.
Untuk pasien dengan riwayat korelasi secual ano-genital, direkomendasikan untuk mengganti doksisiklin dengan levofloxacin atau ofloxacin selama 10 hari.
Pengobatan simptomatik untuk epididimitis juga sanggup dilakukan dengan memperlihatkan antipiretik dan analgesik menyerupai parasetamol, ibuprofen, ataupun NSAID menyerupai natrium diklofenak 25-50mg.
Komplikasi
Komplikasi epididimitis termasuk pembentukan abses, iskemia testikel, obstruksi epididimis, nyeri kronik, dan infertilitas.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Blighted Ovum ; Penyebab, Gejala dan Penanganan
- Clavus ; Gejala, Penyebab dan penanganan
- Endokarditis Infektif ; Penyebab, Gejala dan Penanganan
Jaga kesehatan Anda dengan gunakan fitur ‘Tanya Dokter’ untuk diskusikan permasalahan kesehatan Anda. GRATIS! Download aplikasi Go Dok, di sini.
FS/JJ/MA
Referensi
Sumber https://www.go-dok.comm