Artritis reumatoid yakni penyakit autoimun. Belum diketahui dengan niscaya penyebab penyakit ini. Gejala umum penyakit ini dapat berupa kelemahan otot, penurunan nafsu makan, suhu tubuh meningkat, atau penurunan berat badan.
Mengenal artritis reumatoid
Artritis reumatoid yakni penyakit autoimun. Sistem imun normalnya akan mencari dan menyerang bakteri atau virus penyebab penyakit, membantu pemulihan tubuh dari sakit atau cedera.
Akan tetapi, pada artritis reumatoid sistem imun menyerang jaringan tubuh yang sehat menyerupai sendi sehingga menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan kekakuan pada sendi. Organ dan sistem tubuh selain sendi juga sanggup terkena penyakit ini.
Epidemiologi
Kasus artritis reumatoid di poliklinik reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo merupakan 4,1% dari seluruh kasus gres pada tahun 2000. Penyakit ini lebih sering 2 sampai 4 kali lipat pada wanita daripada pria dan sering didiagnosis pada orang berusia 40-60 tahun.
Penyakit ini menjadi diagnosis ketiga terbanyak para lansia yang berkunjung ke investigasi kesehatan di salah satu wilayah pedesaan Bali.
Penyebab
Belum diketahui dengan niscaya penyebab artritis reumatoid. Beberapa penelitian mengatakan hal yang sanggup meningkatkan risiko seperti:
1. Genetik
Adanya gen faktor risiko menyerupai HLA-DR4 atau HLA-DRB1 memengaruhi kemunculan artritis reumatoid. Peluang menjadi besar kalau ada riwayat keluarga meski tidak semua orang dengan penyakit ini memiliki riwayat dalam keluarganya.
2. Lingkungan
Bakteri, virus, merokok, paparan silika sanggup menghipnotis munculnya artritis reumatoid pada orang-orang terutama yang mempunyai kecenderungan genetik.
3. Hormonal
Perempuan lebih sering mengalami artritis reumatoid daripada laki-laki. Kehamilan, masa menyusui dan penggunaan kontrasepsi hormonal juga sanggup menghipnotis artritis reumatoid.
4. Gaya Hidup
Merokok melipatgandakan kemungkinan mengalami penyakit ini. Berat tubuh berlebih juga meningkatkan risiko, khususnya pada perempuan.
Gejala
Gejala artritis reumatoid berupa:
– Keluhan umum
Keluhan umum sanggup berupa kelemahan otot, penurunan nafsu makan, suhu tubuh meningkat, atau penurunan berat badan.
– Kelainan sendi
Sendi tubuh yang terkena biasanya simetris yaitu kiri dan kanan. Sendi yang terlibat terutama sendi kecil menyerupai pergelangan tangan dan sendi besar menyerupai lutut, pergelangan kaki, siku, dan bahu. Gejalanya berupa pembengkakan sendi ditambah kekakuan pada pagi hari lebih dari 30 menit bahkan sanggup berlangsung beberapa jam.
– Kelainan di luar sendi
Selain sendi, tanda-tanda artritis reumatoid juga sanggup di luar sendi seperti
- Kulit: nodul reumatoid berupa benjolan lunak bersahabat tonjolan tulang menyerupai bersahabat siku, sendi jari dan juga sanggup ada di dalam tubuh
- Jantung: penyakit pada selaput pembungkus jantung dan serangan jantung
- Paru: penyakit paru obstruktif dan kelainan selaput pembungkus paru menyerupai efusi pleura
- Saraf: stroke, kejang, dan gangguan persarafan pada lengan dan kaki
- Mata: paling sering terjadi sindrom Sjogren atau keratokonjungtivitis sika berupa kekeringan pada mata dan infeksi pada mata
- Kelenjar limfe: sindrom Felty yaitu artritis reumatoid dengan pembesaran limpa dan gangguan profil darah
- Keganasan: menyerupai limfoma dan leukemia.
Diagnosis
Dalam rangka mendiagnosis, dokter akan mengumpulkan warta dari:
- Tanya jawab mengenai tanda-tanda dan keluhan yang dialami
- Pemeriksaan fisik dan laboratorium menyerupai penanda inflamasi, rheumatoid factor (RF), dan anticyclic citrullinated peptide(anti CCP)
- Pemeriksaan lain bila diharapkan menyerupai foto rontgen dan MRI untuk melihat keadaan sendi dan jaringan di sekitarnya.
Penanganan
Tujuan utama penanganan yakni mengurangi nyeri, mengurangi pembengkakan, memperlambat/menghentikan kerusakan sendi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Berikut yakni pengelolaan artritis reumatoid:
- Edukasi
- Latihan fisik/program rehabilitasimedik. Latihan fisik harus diadaptasi menurut kondisi penyakit individu. Terapi fisik menyerupai laser kekuatan rendah dan transcutaneous electrical nerve stimulation (TENS), parafin, dan latihan aktif tampak efektif mengurangi nyeri. Terapi psikologis menyerupai relaksasi, pengelolaan stress sanggup membantu penyesuaian terhadap kondisi yang dialami.
- Obat-obatan
- Disease Modifying Anti Rheumatic Drugs (DMARD) nonbiologik dan biologik. Obat ini mengurangi kerusakan sendi, mempertahankan keutuhan dan fungsi sendi. Contoh non biologik yakni metotreksat (MTX), sulfasalazin, leflunomide, klorokuin, siklosporin, dan azatioprin. Contoh distributor biologik menyerupai etanercept, infliximab, golimumab, rituximab, dan tocilizumab.
- Kortikosteroid. Perlu diperhatikan adanya imbas samping kortikosteroid menyerupai hipertensi, hiperglikemi, osteoporosis, katarak, dan kemungkinan aterosklerosis dini.
- Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS)
- Pembedahan. Tindakan bedah dipertimbangkan pada pasien yang tetap mengalami tanda-tanda meskipun telah diberi obat-obatan dan mengalami keterbatasan gerak akhir kerusakan dan memburuknya fungsi sendi.
Pertimbangan terapi di atas harus dibicarakan dengan dokter terlebih dahulu. Karena ancaman yang mungkin timbul dari imbas samping obat, maka diharapkan pemantauan terpola semoga pengendalian artritis reumatoid dan hasil pengobatan lebih optimal.
Komplikasi
Artritis reumatoid sanggup menyebabkan beberapa komplikasi yaitu:
- Depresi
- Subluksasi/pergeseran sendi
- Ulkus tungkai kronik
- Anemia
- Patang tulang
- Carpal Tunnel Syndrome
- Limfedema
- Hiperviskositas darah
- Penyakit jantung iskemik
- Keganasan contohnya leukemia, limfoma, kanker paru, dan kanker kulit
- Infeksi contohnya artritis septik, septikemia,atau infeksi pada sistem pernafasan atas dan bawah.
Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- Bromhidrosis; Penyebab, Gejala dan Penanganan
- Dislipidemia; Penyebab, Gejala dan Penanganan
- Gout; Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Konsultasi kesehatan sekarang sanggup eksklusif lewat gadget Anda. Download aplikasi Go Dok di sini.
LK/JJ/MA
Referensi
Sumber https://www.go-dok.comm