Sunday, June 10, 2018

√ Blighted Ovum ; Penyebab, Tanda-Tanda Dan Penanganan

 



 


Blighted ovum atau anembryonic pregnancy merupakan kondisi dimana telur yang sudah mengalami fertilisasi dan implantasi tetapi tidak berkembang. Pada tahap awal, seorang perempuan umumnya akan merasa bahwa dirinya sedang hamil dan mengalami tanda-tanda kehamilan normal.


Menganal blighted ovum


Blighted ovum atau anembryonic pregnancy merupakan kondisi dimana telur yang sudah mengalami fertilisasi dan implantasi tetapi tidak berkembang. Pada kasus anembryonic pregnancy (blighted ovum), kantung embrio berkembang dan tumbuh tetapi embrionya tidak berkembang. Hal ini merupakan penyebab dari 50% total kasus keguguran.


Menurut World Health Organization (WHO) dan the Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mendefinisikan keguguran sebagai maut janin intrauteri yang terjadi sebelum 20 ahad gestasi atau maut disertai pengeluaran janin yang beratnya kurang dari 500 gram.


Gejala


Pada tahap awal, seorang perempuan umumnya akan merasa bahwa dirinya sedang hamil dan mengalami tanda-tanda kehamilan normal.


Kemudian akan muncul tanda-tanda ibarat perdarahan perv@gin@m atau spotting, darah menstruasi yang lebih banyak dari normal, dan pada beberapa kasus pasien sanggup mengalami kram atau nyeri perut.


Penyebab dan Faktor Risiko


Penyebab utama dari anembryonic pregnancy (blighted ovum) adalah genetik. Hal ini biasanya disebabkan oleh kerusakan pada kromosom yang berasal dari sperma atau ovum berkualitas rendah.


Kelainan yang biasa terjadi ialah trisomi, monosomi, dan triploidi. Selain genetik, nutrisi dan status body mass index (BMI) juga berkontribusi dalam terjadinya blighted ovum ini. Hal ini disebabkan kondisi kekurangan mineral tembaga, prostaglandin E2, dan enzim antioksidatif yang memicu terjadinya kelainan ini.


Menurut sebuah studi oleh Larsen et al, berbagai komplikasi kehamilan yang bekerjasama dengan obesitas, salah satunya keguguran; dimana risiko meningkat pada perempuan dengan BMI di atas 25 kg/m2.


Selanjutnya, penyakit ini dapat dipicu oleh infeksi, terutama nanah tuberculosis (TB), dan anomali yang ditemukan di uterus, yaitu arcuate, didelphic, bicornuate, dan septate uteri.  Penyebab lainnya termasuk: 1) keganjilan sistem imun ibarat disfungsi NK Cell, thrombophilia, dan autoantibodi yang sanggup mengakibatkan rejeksi terhadap embrio pada proses implantasi, 2) kelainan hormon ibarat level progesterone yang rendah, 3) kelaian tiroid ibarat tiroid autoimun, 4) kelainan ovarium ibarat polycystic ovarian syndrome (PCOS), 5) konsumsi alkohol.


Diagnosis


Diagnosis sanggup ditegakkan dengan mengevaluasi gejala, investigasi kehamilan (dengan deteksi beta-hCG), dan konfirmasi definitif memakai ultrasonografi (USG). Pemeriksaan kehamilan sanggup dilakukan memakai urin atau serum darah, dimana sanggup ditemukan faktual lemah pada investigasi (warna merah muda pada test pack).


Pemeriksaan USG sanggup dilakukan secara transv@gin@l atau transabdominal, dimana ditemukan kantung yang kosong tanpa embrio yang mengonfirmasi adanya anembryonic pregnancy atau blighted ovum.


Kriteria diagnosis dengan USG untuk menegakkan blighted ovum: saat ditemukan kantung dengan diameter >25mm tanpa yolk sac atau embrio. Selanjutnya, apabila tidak ditemukan dengan USG, sanggup pula dilakukan investigasi genetic testing dengan inovasi trisomi, monosomi, atau triploidi.


Penanganan


Penanganan penyakit ini dapat dengan menunggu keluarnya jaringan embrio secara perlahan dengan sendirinya, dan lakukan investigasi ulang sehabis 9 minggu, untuk memastikan apakah ada tanda-tanda perkembangan janin di kantung kehamilan.


Penanganan dengan farmakologi, dengan santunan misoprostol biasanya diresepkan oleh dokter. Setelah santunan misoprostol, jaringan akan dikeluarkan sendirinya oleh badan walaupun akan terjadi perdarahan yang sedikit lebih banyak, tetapi hanya berlanjut selama beberapa hari. Tatalaksana dengan misoprostol direkomendasikan oleh International Federation of Gynecology and Obstetrics (FIGO).


Selanjutnya penanganan pembedahan sanggup dilakukan dengan dilatasi dan kuret. Prosedur ini melibatkan teknik membuka serviks dan pengangkatan jaringan di dalam uterus. Jaringan yang dikuret lalu diperiksa histopatologisnya untuk memastikan penyebab keguguran. Penanganan ini lebih direkomendasikan lantaran penyelesaian terapi lebih cepat dibandingkan pilihan terapi yang lain.


Prognosis


Prognosis dikatakan baik kalau diagnosis dan terapinya sesuai.


Komplikasi


Komplikasi dari perdarahan perv@gin@m ialah anemia. Selain itu pada keadaan kritis sanggup terjadi syok hipovolemik.


Semoga bermanfaat!


 


Baca juga:



Jaga kesehatan Anda dengan gunakan fitur ‘Tanya Dokter’ untuk diskusikan permasalahan kesehatan Anda. GRATIS! Download aplikasi Go Dok, di sini.


FS/JJ/MA



Referensi




Sumber https://www.go-dok.comm