Baru-baru ini Gunung Karangetang mengatakan acara yang kian aktif sehabis beberapa hari terakhir mengeluarkan erupsi. Per tanggal 6 Februari 2019, status Gunung Karangetang pun ditetapkan menjadi tanggap darurat. Proses penyelamatan warga mulai dilakukan oleh forum berwenang setempat. Sebenarnya, menyerupai apa sih letusan dari gunung ini?
Letusan Gunung Karangetang
Letusan Gunung Karangetang |
Gunung ini disebut juga dengan Api Siau, yaitu gunung berapi yang terletak di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro, bab utara Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia. Gunung Karangetang memiliki sejarah panjang letusan, gunung ini juga tercatat sebagai gunung berapi teraktif di Indonesia dengan 40 kali letusan terhitung semenjak tahun 1675. Sebenarnya, masih banyak letusan-letusan kecil lainnya yang terjadi di Gunung Karangetang, namun tidak terdokumentasikan dalam catatan sejarah.
Letusan Gunung Karangetang yang menelan korban jiwa pernah terjadi pada tahun 1997 dengan total korban sebanyak 3 orang. Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 2007, gunung ini kembali meningkat aktivitasnya menghasilkan letusan yang memaksa penduduk sekitar gunung harus dievakuasi.
Gunung Karangetang juga pernah meletus pada tanggal 4 Agutus 2010, akhir dari letusan tersebut 4 orang warga dinyatakan hilang. Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung harus dievakuasi, keadaan diperparah oleh jalan masuk ke lokasi yang lumpuh alasannya yaitu rusaknya jembatan yang ambruk alasannya yaitu endapan lahar panas. Rombongan pejabat setempat yang ketika itu henda meninjau mengalami kesulitan untuk menjangkau lokasi. Letusan selanjutnya terjadi pada tahun 2011.
Gunung Karangetang Kini
Pada tanggal 6 Februari 2019 ini, status Gunung Karangetang menjadi tanggap darurat sehabis terjadinya peningkatan akvitas vulkanis. Aliran guguran lava Gunung Karangetang terus meluas aben hutan gunung dan menutup jalan masuk jalan perkampungan warga. Peristiwa alam ini memaksa warga untuk mengungsi.
Gunung Berapi Karangetan semenjak Senin kemarin kembali erupsi dan mengeluarkan lelehan lava sejauh 3.000 meter dari puncak kawah dua. Selain aben daerah hutan gunung, lelehan material lava juga menutup jalan masuk jalan di kampung Batu Bulang Pulau Siau. Lahar yang terus meninggi menutup jalan yang menghubungkan dua desa ini.
Dari pos pantau setempat, terlihat longsoran lava yang berasap kelabu terus mengalir dengan luasan material mencapai 200 meter dan ketinggian 50 meter. Aktivitas dan kegempaan dan lelehan lava yang terus terjadi memaksa petugas mengevakuasi warga yang terisolir guna mengantisipasi jatuhnya korban jiwa.
Warga pun dihimbau semoga tidak beraktivitas di zona ancaman dalam radius 3 km dari puncak kawah. Pergerakan guguran lahar erupsi gunung setinggi 1784 mdpl ini teramati kian meluas sampai ke laut. Di mana terjadi penguapan dan kepulan asap hitam tebal bersama guguran bebatuan pijar kecil maupun sedang dari puncak.
Fenomena lelehan lava Gunung Karangetang ini menyerupai dengan lelehan lava Gunung Kilauea di Hawaii, Amerika Serikat. Mei 2018 lalu, gunung ini juga melepas anutan lava ke wilayah pemukiman warga. Bau yang ditimbulkan dari asap pembakaran pohon dan taman yang dilewati anutan lava sangat menggangu dan memaksa sekitar 10.000 orang diungsikan dari area kaki gunung api tersebut. Lembaga survei geologi Amerika Serikat menyebut, anutan lava dan uap panas ini terjadi akhir adanya retakan dinding kawah gunung api Kilauea, [ilm].
Sumber http://www.ilmusiana.com