Jika kita akan mencari penyebab gunung meletus, maka pencarian kita harus di arahkan ke penggalan bawah permukaan bumi, alasannya letusan gunung tersebut yakni hasil dari kegiatan yang ada di bawah gunung berapi. Sebagaimana yang sering kita saksikan, gunung yang sedang meletus akan mengeluarkan lava yang disertai dengan debu dan awan panas yang terlempar hingga puluhan kilometer ke udara. Apakah yang menjadi pemicu dari letusan gunung berapi ini? Baiklah, kita mulai saja pembahasan perihal penyebab gunung meletus.
Gunung Meletus yakni Gunung Berapi
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai penyebab dari sebuah gunung meletus, terlebih dahulu kita harus memahami bahwa gunung yang sanggup meletus disebut dengan gunung berapi. Gunung berapi sendiri yakni sebuah gunung yang dibawahnya terdapat sistem jalan masuk cairan yang terdiri dari batuan cair bersuhu tinggi dengan struktur memanjang hingga 10 km jauh ke bawah permukaan bumi. Batuan cair ini disebut dengan magma, sehabis letusan terjadi magma ini diberi nama lava.
 |
| Gunung Meletus |
Saluran memanjang ini sanggup dianalogikan menyerupai pipa yang menghubungkan antara kawah gunung berapi dengan dapur magma, yaitu tempat di mana semua magma berkumpul. Saluran ini terbentuk secara alami sebagai hasil penerobosan magma yang berusaha naik ke permukaan bumi. Kenaikan magma disebabkan oleh adanya retakan dari kerak bumi yang membuka jalan bagi magma yang disertai gas panas keluar dari kurungan dapur magma.
Para ilmuwan telah mengidentifikasi bahwa kerak bumi dikala ini pecah menjadi 17 penggalan yang disebut lempeng tektonik. Semua lempeng ini mengambang di atas lapisan bumi yang lebih dalam, yaitu mantel bumi. Mantel bumi yakni penggalan bumi berbentuk cairan dan bersuhu lebih panas. Sebagian besar gunung berapi yang ada dikala ini terbentuk di atas batas konvergen dan divergen lempeng tektonik bumi.
Konvergen dan divergen yakni istilah yang merujuk kepada gerakan lempeng tektonik bumi yang saling mendekat/bertumbukan (konvergen) dan menjauh (divergen). Sementara itu, pada tipe gerakan lempeng bumi yang saling berpapasan (transform) tidak pernah ditemukan adanya bentukan gunung berapi. Gunung berapi yang terbentuk dari gerakan konvergen lempeng tektonik sanggup dilihat misalnya pada gunung-gunung berapi yang terletak di daerah cincin api pasifik (Ring of Fire) yang membentang sepanjang 40.000 km. Indonesia yakni negara yang sempurna berada di atas jalur ini.
Sedangkan, gunung berapi yang terbentuk dari hasil gerakan divergen lempeng tektonik bumi banyak ditemukan pada gunung berapi bawah laut, sering juga disebut pegunungan bawah samudera, menyerupai pada punggung tengah atlantik. Di daerah ini banyak ditemukan aktvitas gunung berapi sebagai hasil divergensi lempengan bumi yang membentuk celah di dasar laut.
Dua jenis pergerakan lempeng inilah yang menimbulkan adanya rekahan pada lapisan kerak bumi. Rekahan tersebut yang kemudian dipakai oleh magma bertekanan tinggi yang terdapat di dalam bumi sebagai jalur untuk keluar. Gerakan magma ini secara perlahan tapi niscaya meningkatkan kegiatan gunung berapi dikala bersiap untuk meletus.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Indonesia sendiri mempunyai 127 gunung api aktif sebagai hasil dari kegiatan tiga lempeng tektonik utama dunia, yaitu yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, lempeng Eurasia di utara dan lempeng Pasifik di timur. Fakta ini sekaligus menjadikan Indonesia sebagai negara pemilik jumlah gunung berapi terbanyak di dunia. Bahkan beberapa di antaranya sangat mematikan, sebut saja Tambora dan Krakatau yang pernah meletus andal dan dampaknya sanggup dirasakan oleh seluruh penduduk bumi.
Cincin Api Pasifik (Ring Of Fire)
 |
| Peta Jalur Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) |
Ring of fire di Indonesia merupakan rangkaian lempeng atau patahan besar, posisinya mengepung perairan Indonesia, mulai dari maritim Andaman menjalar dari atas pesisir Sumatera hingga timur, berada disepanjang daratan pantai barat Sumatera berakhir di selat Sunda. Lempengan ini tersambung dengan rangkaian puluhan gunung berapi aktif di Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, hingga pulau Alor.
Meski berbahaya berada di area Ring of Fire membawa berkah bagi Indonesia, bubuk vulkanis sanggup menyuburkan tanah, material yang dimuntahkan gunung sanggup dipakai sebagai materi bangunan, magma yang keluar membawa kandungan mineral berharga. Selain itu, gunung api aktif dalam jarak kondusif sanggup dinikmati sebagai objek wisata.
Letusan Gunung
Sebelum kita bicarakan penyebab gunung meletus, kita definisikan terlebih dahulu apa itu gunung meletus. Secara sederhana, gunung meletus yakni peristiwa yang terjadi jawaban endapan magma yang ada dalam perut bumi terdorong keluar oleh gas bertekanan tinggi. Magma yakni material cair panas dengan suhu yang sangat tinggi yang terdapat di dalam lapisan bumi. Suhu magma yang mencapai 1000 derajat celcius keluar dari dalam perut bumi, yang selanjutnya disebut lava.
Saat menjelma lava, suhunya sanggup mencapai sekitar 700 hingga 1.200 derajat celcius. Letusan gunung api umumnya disertai dengan bubuk dan watu yang menyembur ke udara hingga sejauh radius 20 km atau lebih, sedangkan lavanya sanggup membanjiri daerah hingga radius 90 km jauhnya. Tidak semua gunung berapi sanggup meletus, ada juga gunung berapi tidak aktif, bahkan mati. Gunung yang sering meletus dikategorikan sebagai gunung berapi aktif.
Bacaan Terkait:
Penyebab Gunung Meletus
Apa yang menimbulkan sebuah gunung sanggup meletus? Penting diketahui bahwa yang menjadi penyebab dari gunung meletus antara lain:1. Peningkatan Aktivitas Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik sanggup menjadi penyebab gunung meletus jikalau frekuensinya meningkat dalam waktu singkat. Para pengawas gunung berapi biasanya telah akan mencatat jumlah gempa dalam sehari ini dan membandingkannya dengan hari-hari sebelumnya. Pencatatan gempa tersebut dilakukan dengan menggunakan seismograf. Gempa vulkanik ini disebabkan oleh peristiwa vulkanis dan kegiatan seismik lainnya yang muncul jawaban pergerakan magma. Jika frekuensi gempa di sekitar merapi meningkatkan, artinya gunung berapi akan dinaikkan statusnya ke level waspada.2. Badan Gunung Terjadi Deformasi
Gunung meletus disebabkan juga oleh perubahan struktur batuan pada gunung berapi yang disebut dengan deformasi. Penyebabnya yakni terjadinya peningkatan kegiatan gelombang listrik dan magnet di sekitar gunung berapi sebagai jawaban dari meningkatnya rambatan volume magma.3. Peningkatan Suhu Kawah
Magma yang berasal dari bawah permukaan bumi akan menerobos naik hingga mencapai kawah paling atas. Kenaikan ini disebabkan oleh kegiatan tektonik pada lapisan bawah gunung berapi yang membuka jalan bagi magma untuk hingga ke muka kawah. Akibatnya, suhu di sekitar kawah mengalami peningkatan lantaran mendapat suplai panas magma secara terus-menerus. Hewan-hewan di sekitar gunung akan terdampak lantaran kegiatan ini, mereka gelisah lantaran tidak tahan dengan peningkatan suhu dan selanjutnya berimigrasi meninggalkan gunung.4. Tekanan yang Sangat Tinggi
Penyebab gunung meletus juga terjadi lantaran tekanan yang sangat tinggi di bawah permukaan gunung berapi. Tekanan tersebut disebabkan oleh gas panas yang menyertai magma menerobos naik ke muka kawah. Jika terdapat sumbatan pada jalur naiknya, maka magma dan gas akan terkonsentrasi pada satu titik sumbatan hingga meningkatkan tekanan pada titik tersebut yang selanjutnya menimbulkan ledakan. Semakin berpengaruh tekanannya, maka semakin keras ledakannya.5. Lempeng Bumi yang Saling Berdesakan
Aktivitas tektonik pada lempeng bawah gunung berapi sanggup menjadi penyebab terjadi letusan gunung berapi. Pergerakan lempeng yang saling berdesakan menimbulkan tekanan yang sangat besar hingga mendorong permukaan bumi. Kombinasi dari kegiatan tektonik, vulkanik, dan geologi gunung akan menimbulkan terjadinya perubahan struktur gunung berapi. Hasil alhasil yakni terjadinya letusan gunung.Bacaan Terkait:
Tanda-Tanda Gunung Api yang Akan Meletus
Gunung yang akan meletus akan menunjukkan ciri-ciri atau gejala tertentu yang sanggup diamati, baik oleh indera maupun dengan alat ukur. Ciri-ciri inilah yang sering dipakai oleh para pengamat atau pengawas gunung berapi sehingga sanggup mengetahui apakah gunung berapi akan meletus atau tidak. Pengetahuan ini sangat penting terkait dengan peringatan waspada yang akan dikeluarkan kepada penduduk yang berada di sekitar gunung meleetus biar sanggup terhidar dari dampak negatif letusan. Ciri-ciri gunung api yang akan meletus yakni sebagai berikut:
1. Suhu di Sekitar Gunung Naik
Tanda-tanda awal yang mencirikan bahwa sebuah gunung bersiap untuk meletus yakni suhu yang ada di sekitar gunung mengalami kenaikan. Peningkatan suhu tersebut disebabkan oleh kegiatan magma yang volumenya semakin banyak merambat dan tersalurkan dari bawah permukaan bumi. Jalur magma ini akan mempengaruhi suhu lapisan tanah di atasnya sehingga menimbulkan terjadi peningkatan suhu pada tanah dan udara. Seperti halnya yang terjadi pada gunung berapi yang terdapat di laut, misalnya gunung Krakatau, sebelum meletus ditandai oleh naiknya suhu air di sekitar gunung Krakatau. Ciri-ciri ini menawarkan peningkatan kegiatan magma gunung Kratakau yang bersiap untuk meletus.
Berikut ini yakni beberapa peristiwa letusan gunung berapi yang berhasil tercatat dalam sejarah modern letusan di Indonesia:
Letusan Gunung Tambora bahkan berdampak secara global berupa terjadinya penurunan suhu dunia hampir 1 derajat celsius jawaban tertutupnya matahari dengan bubuk vulkanis dalam waktu yang cukup lama. Kelaparan melanda penduduk dunia lantaran gagal panen. Para sejarawan juga mengaitkan letusan Gunung Tambora dengan kekalahan Napoleon Bonaparte di medan perang jawaban hujan abu. Sejarawan John Lewis mencatat: "Hujan turun begitu lebat, tentara tertua dari pasukan itu bahkan tidak pernah melihat peristiwa menyerupai ini". Pencatatan perihal letusan Gunung Tambora dikala itu dilakukan oleh Thomas Stamford Reffles yang memerintah Jawa semenjak 1811, Ia mencatat bahwa letusan dahsyat 10 April 1815 terdengar hingga Sumatera.
Sumber http://www.ilmusiana.com2. Mata Air Mengering
Tanda selanjutnya yang menjadi ciri sebuah gunung akan meletus yakni mengeringnya mata air yang ada di sekitar gunung berapi. Penyebabnya yakni naiknya suhu di sekitar gunung yang menjadikan proses penguapan terjadi lebih cepat. Para pengawas gunung berapi akan menggunakan tanda ini untuk meningkatkan status sebuah gunung berapi.3. Terdengar Suara Gemuruh Disertai Getaran
Gunung yang akan meletus biasanya ditandai juga dengan terdengarnya bunyi gemuruh yang disebabkan oleh terjadinya deformasi di sekitar gunung berapi. Deformasi tersebut berupa perubahan struktur batuan di bawah permukaan sekitar gunung berapi jawaban tekanan tinggi yang menimbulkan gelombang listrik dan magnet. Suara gemuruh itu disertai dengan getaran yang sanggup dirasakan oleh penduduk di sekitar gunung. Getaran ini juga akan di ukur menggunakan seismograf yang ditempatkan pada pusat pemantau gunung berapi.4. Tumbuhan di Sekitar Gunung Layu
Lagi-lagi hal ini disebabkan oleh peningkatan suhu di sekitar lapisan tanah yang ada dipermukaan bumi. Pengaruh suhu tersebut didapatkan dari rambatan magma yang volumenya kian meningkat mempengaruhi akar tumbuhan di sekitar gunung berapi. Air tanah akan kering sehingga akar tidak mendapat suplay air yang memadai. Layu tumbuhan ini biasanya akan tampak lebih parah daripada yang terjadi pada animo kemarau.5. Hewan di Sekitar Gunung Gelisah dan Berimigrasi
Peningkatan suhu, bunyi gemuruh, dan getaran juga akan mempengaruhi hewan-hewan yang tinggal di sekitar gunung berapi. Hewan menjadi gelisah lantaran tidak tahan dengan peningkatan suhu tersebut. Akibatnya, hewan-hewan akan meninggalkan lokasi sekitar gunung berapi untuk mencari lokasi yang lebih dingin. Hewan biasanya sangat sensitif oleh perubahan sekecil apapun, hal ini sanggup menjadi tanda bagi kita untuk mengetahui terjadinya peningkatan kegiatan pada gunung berapi.Hasil Letusan Gunung Berapi
Tekanan tinggi yang menimbulkan gunung meletus akan menyemburkan banyak sekali material ke udara, yang terdiri dari:1. Gas Vulkanik
Letusan gunung berapi akan menyemburkan gas vulkanik yang sangat berbahaya bagi manusia. Gas-gas ini terdiri dari adonan karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S), dan Nitrogen (NO2). Oleh alasannya itu, jikalau terjadi letusan gunung berapi sangat disarankan untuk menggunakan masker biar gas-gas tersebut tidak terhirup oleh manusia.2. Aliran Pasir, Batu Panas, dan Lava
Selain gas, gunung meletus juga akan menghasilkan lava, yaitu cairan magma bersuhu tinggi yang mengalir dari bawah bumi ke permukaan melalui kawah. Lava cairi akan memenuhi sungai dan mengikuti alirannya, sedangkan lava yang kental akan membeku dan membentuk majemuk jenis batuan.3. Lahar
Gunung meletus juga akan menghasilkan lahar, yaitu lava yang telah bercampur dengan air, batuan, dan material lainnya. Evakuasi penduduk harus secepat mungkin dilakukan lantaran lahar ini sangat berbahaya.4. Hujan Abu
Material lain yang disemburkan oleh gunung meletus yakni bubuk vulkanik yang tersembur ke udara. Bentuknya sangat halus sehingga gampang untuk terbawa angin, bahkan hingga ratusan kilometer dari sumbernya. Abu ini sanggup mengganggu pernapasan.5. Awan Panas
Gunung meletus akan menghasilkan awan panas berbentuk gulungan yang terdiri dari watu pajar panas dan material vulkanik padat lainnya dengan suhu di atas 700 derajat celsius. Dampaknya akan sangat terasa pada makhluk hidup yang tinggal akrab dengan gunung berapi lantaran sanggup menjadikan luka bakar dan sesak napas.Peristiwa Gunung Meletus di Indonesia
Indonesia sebagai negara yang terletak di wilayah Ring of Fire mempunyai banyak gunung berapi aktif yang sanggup meletus kapan saja. Indonesia menjadi nirwana bagi para peneliti gunung api dunia untuk mendapat data-data seputar gunung berapi. Beberapa di antara gunung berapi tersebut pernah meletus andal dan mempengaruhi penduduk secara global. Bahkan, danau yang Anda kenal sebagai danau Toba kini ini, bekerjsama yakni kawah besar hasil letusan gunung berapi yang terjadi 75.000 tahun lalu. Kira-kira menyerupai itulah hasil penelitian dari para ilmuwan dunia sehabis melaksanakan penelitian di danau Toba.Berikut ini yakni beberapa peristiwa letusan gunung berapi yang berhasil tercatat dalam sejarah modern letusan di Indonesia:
1. Letusan Gunung Tambora
Posisi pertama peristiwa letusan gunung berapi dahsyat di Indonesia yang berhasil dicatat sejarah modern ditempati oleh Gunung Tambora. Gunung ini pernah meletus andal pada tanggal 10 April tahun 1815 yang menewaskan sekitar 100.000 jiwa jawaban pedoman piroklastik dan tsunami. Saking dahsyatnya, bunyi letusannya sanggup terdengar hingga 2.600 kilometer jauhnya dan menyemburkan magma panas sekitar 150 kilometer kubik banyaknya. Jika diukur menggunakan Volcanic Explosivity Index (VEI), Gunung Tambora menempati skala 7 atau hanya setingkat di bawah skala tertinggi, yaitu 8 VEI.Letusan Gunung Tambora bahkan berdampak secara global berupa terjadinya penurunan suhu dunia hampir 1 derajat celsius jawaban tertutupnya matahari dengan bubuk vulkanis dalam waktu yang cukup lama. Kelaparan melanda penduduk dunia lantaran gagal panen. Para sejarawan juga mengaitkan letusan Gunung Tambora dengan kekalahan Napoleon Bonaparte di medan perang jawaban hujan abu. Sejarawan John Lewis mencatat: "Hujan turun begitu lebat, tentara tertua dari pasukan itu bahkan tidak pernah melihat peristiwa menyerupai ini". Pencatatan perihal letusan Gunung Tambora dikala itu dilakukan oleh Thomas Stamford Reffles yang memerintah Jawa semenjak 1811, Ia mencatat bahwa letusan dahsyat 10 April 1815 terdengar hingga Sumatera.
2. Letusan Gunung Krakatau
Letusan gunung dahsyat selanjutnya pernah terjadi pada Gunung Krakatau, gunung api yang terletak di Selat Sunda, Indonesia. Letusan ini terjadi pada tanggal 27 Agustus 1883 yang menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Korban jiwa terbesar disebabkan oleh tsunami setinggi 40 meter yang menyapu desa-desa yang berada di pesisir pantai. Saking kerasnya, bunyi letusannya sanggup terdengar hingga 4.600 km jauhnya dari pusat letusan. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai barat Amerika Tengah, Semenanjung Arab, dan pantai Hawaii. Material letusannya pun tersembur jauh hingga ke India, Sri Lanka, Pakistan, India, Selandia Baru, dan Australia.3. Letusan Gunung Agung
Letusan dahsyat Gunung Agung pernah terjadi pada tanggal 18 Februari 1963 yang menewaskan sekitar 1.148 orang jiwa. Letusan ini menempati skala VEI 5 dengan bunyi letusan keras menyemburkan bubuk panas dan gas setinggi 20.000 meter. Abu welirang erupsi Gunung Agung beterbangan ke seluruh dunia hingga jejaknya sanggup dijumpai pada lapisan es di Greenland. Material letusannya pun hingga mengurangi sinar matahari dan menciptakan suhu di lapisan stratosfer turun hingga 6 derajat celsius.4. Letusan Gunung Galunggung
Gunung Galunggung pernah meletus andal pada tanggal 8 Oktober 1822 yang menempati skala VEI 5. Letusan ini menewaskan sekitar 4.011 jiwa dan menghancurkan ratusan desa di sekitarnya.5. Letusan Gunung Merapi
Gunung Merapi yakni gunung api paling aktif di Indonesia yang terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Gunung ini tercatat mengalami erupsi setiap 2 hingga 5 tahun sekali dan dikelilingi oleh banyak pemukiman warga. Letusan terakhir, terjadi pada tahun 2010 yang menewaskan 43 jiwa. Letusan tersebut menyemburkan material vulkanik setinggi 1,5 km yang disertai oleh awan panas yang menerjang desa-desa di sekitarnya.Dampak Gunung Meletus
Gunung meletus tentu saja sangat berdampak bagi seluruh makhluk hidup yang ada di sekitar gunung, khusus manusia. Dampak ini terbagi menjadi dua, yaitu dampak negatif dan dampak positif.Dampak Negatif Gunung Meletus
Letusan gunung berapi akan disertai dengan material berbahaya bagi seluruh makhluk hidup yang dilaluinya. Oleh alasannya itu, peningkatan kewaspadaan mutlak dibutuhkan biar sanggup mengurangi dampak negatif tersebut. Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan oleh gunung meletus, antara lain sebagai berikut:- Udara sekitar gunung meletus akan terkotori oleh bubuk gunung berapi yang di dalamnya terkandung banyak sekali jenis gas berbahaya, menyerupai Sulfur dioksida (SO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Nitrogen Oksida (NO2), dan partikel-partikel debu yang sanggup menjelma racun bagi organisme di sekitarnya.
- Aktivitas penduduk dipastikan lumpuh khususnya yang berada di sekitar gunung meletus, termasuk kegiatan ekonomi.
- Pemukiman warga akan porak-poranda, kerusakan terparah akan dialami oleh pemukiman yang dialiri oleh lahar panas.
- Kebakaran hutan jawaban pedoman lahar panas sekaligus akan merusak ekosistem alamiah hutan.
- Gunung meletus akan menyemburkan material-material halus yang sanggup terhirup oleh insan sehingga menimbulkan ISPA.
- Letusan gunung berapi sanggup menjadikan rusaknya tempat wisata, misalnya Gunung Merapi adn Gunung Rinjani yang merusak titik-titik wisata yang telah tertata rapi.
Dampak Positif Gunung Meletus
Ternyata, gunung meletus tidak melulu menghasilkan dampak negatif bagi penduduk sekitarnya. Ada juga dampak positif yang sanggup dirasakan sehabis letusan gunung berapi terjadi. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi penduduk di tengah tragedi gunung berapi. Dampak positif tersebut antara lain:- Material vulkanis yang melalui tanah-tanah pertanian akan meningkatan kesuburan secara alamiah. Zat-zat bermanfaat yang dibawa oleh material tersebut akan mengendap ke dalam tanah sehingga tumbuhan akan mendapat nurtisi terbaik untuk berkembang. Hal ini yakni berkah tersendiri bagi penduduk sekitar gunung meletus yang berprofesi sebagai petani.
- Material pasir yang ikut tersembur pada dikala gunung meletus sanggup menjadi mata pencaharian gres bagi penduduk sekitar gunung berapi. Pasir yang ditambang sanggup dijual lantaran mempunyai nilai ekonomis.
- Batu-batuan sisa hasil letusan gunung sanggup dipakai oleh penduduk sekitar sebagai materi bangunan.
- Hutan yang sebelumnya rusak akan berkembang kembali lantaran tanahnya menjadi lebih subur. Tanaman-tanaman gres akan tumbuh dan membentuk ekosistem alami hutan.
- Gunung yang telah meletus biasanya memunculkan sumber-sumber air panas gres yang sangat baik bagi kesehatan kulit. Mata air panas ini juga sanggup menjadi titik wisata gres bagi para wisatawan.
- Mata air hasil letusan gunung berapi biasanya mengandung mineral bermanfaat yang sangat tinggi.
- Wilayah sekitar yang terkena dampak vulkanis berpotensi memunculkan hujan orografis.
- Di sekitar daerah gunung meletus sanggup dipakai sebagai pembangkit listrik tenaga panas bumi.