Apakah ada harta karun di situs Gunung Padang? Bukit yang disebut sebagai Gunung Padang ini dipercaya ialah sebuah bangunan kuno berbentuk punden berundak yang dibangun oleh leluhur kita dahulu. Punden berundak atau piramida selalu identik dengan peradaban bangsa Mesir kuno. Tetapi, di tempat ini tepatnya di Desa Karyamukti, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berdiri kokoh sebuah bangunan monumental membentuk punden berundak. Punden berundak bekerjsama salah satu struktur yang cukup lazim di Indonesia, cukup banyak ditemukan struktur menyerupai itu di Indonesia. Tetapi, situs Gunung Padang terbilang istimewa sebab ukurannya yang sangat besar, mulai dari puncak bukit melebar hingga ke kaki bukit dan menempati areal seluas 30 hektar.
Situs Gunung Padang |
Gunung padang bukan hanya menyimpan bangunan, melainkan juga memendam banyak peninggalan arkeologis dari 4 peradaban yang berbeda. Hasil penelitian tim ekskavasi Gunung Padang menunjukkan hasil yang mencengangkan, lapisan paling muda dipermukaan berusia 3000 tahun, lapisan kedua berusia 7000 tahun, dan lapisan ketiga atau yang paling bau tanah umurnya mencapai 10.000 tahun yang lalu.
Sekilas bentuk limas menyerupai piramida tidak begitu terlihat jelas, namun bukit dengan lima teras di puncaknya bekerjsama tumpukan kerikil yang terbentuk bukan sebab proses alamiah. Karena itulah Gunung Padang disebut sebagai situs megalitikum. Ketika kita berbicara wacana Gunung Padang tersebut, kita berbicara wacana gunung yang dimana terdapat susunan-susunan bangunan yang membentuk limas ke atas atau membentuk bangunan piramida.
Sejarah peradaban bangsa insan pun kembali dipertanyakan, peradaban mana yang sudah mengerti arsitektur semegah ini? Bangsa apa mereka? Apakah mereka leluhur kita? Apakah yang tersimpan di dalamnya? Jangan-jangan ada timbunan harta? Banyak kisah unik menyerupai Gunung Padang, termasuk yang sulit dipercaya oleh logika. Misalnya, ketika sebuah foto menangkap penampakan raksasa di Gunung Padang. Seperti halnya piramida di Mesir, sempat muncul beberapa spekulasi mengenai keberadaan dan sejarah makhluk luar angkasa atau alien di gunung padang.
Penelitian Gunung Padang
Dari kota Cianjur, situs ini berjarak sekitar 45 km, susukan jalannya sudah cukup baik dengan pemandangan perkebunan teh yang menghijau memanjakan mata. Tidak hanya lebih besar, bahkan lebih bau tanah dari Piramida Giza di mesir. Situs Gunung Padang pertama kali di data oleh NJ Krom, seorang peneliti Belanda pada tahun 1914. Tim Arkeologi Nasional atau Arkenas kemudian melaksanakan penelitian lebih lanjut di tahun 1980. Pememuan tingkatan atau undakan pada tahun 1985 menghasilkan kesimpulan bahwa situs Gunung Padang berbentuk punden berundak.
Tim Terpadu Riset Mandiri peneliti Gunung Padang terdiri dari adonan para ilmuwan terbaik Indonesia. Mereka bekerja bersama untuk mendapat gambaran lebih terang wacana keberadaan Gunung Padang. Data-data yang di sanggup Tim Terpadu Riset Mandiri bentukan staf khusus Presiden SBY, Andi Arief sungguh mencengangkan, besar kemungkinan peradaban tertua di dunia berasal dari Gunung Padang.
Hasil ekskavasi pencucian lereng gunung padang dari semak dan pepohonan yang dilanjutkan dengan pemotretan dari udara menunjukkan sebagian terasering lapisan kerikil di tubuh bukit. Keberadaan bangunan menyerupai piramida pun nampak semakin jelas. Sejak tahun 1998, situs Gunung Padang sudah menjadi cagar budaya dan objek penelitian yang sangat menarik. Penelitian tim terpadu riset sanggup berdiri diatas kaki sendiri yang dilakukan semenjak 2011 menghasilkan data-data yang mengejutkan dan penuh kontroversi. Survei lapangan dan pemindaian struktur bawah permukaan dengan metode geolistrik dan georadar menghasilkan indikasi adanya rongga di penggalan dalam gunung padang.
Pemboran geologis menembus batuan lava andesit di kedalaman 15 meter, sesuai dengan hasil pemindaian georadar, geolistrik dan seismik tomografi. Bukti keberadaan ruang dalam gunung padang semakin kuat. Mungkinkah ada sesuatu yang berharga tersimpan di sana? Dari gambaran yang terlihat rongga dalam Gunung Padang posisinya sangat berkaitan dengan geometris bangunan. Posisinya strategis di bawah teras dua dan satu, terlihat rongga tersebut dilindungi dengan sengaja.
Tata letak gunung padang memang sangat strategis, konstruksinya yang dikelilingi perbukitan direncanakan secara matang oleh para arsiteknya. Situs gunung padang dikelilingi lima bukit yang oleh warga sekitar disebut gunung. Pemilihan lokasi tentunya tidak sembarangan sebab sangat strategis. Bukit dengan hutannya menjamin ketersediaan air, tak bisa dipungkiri bahwa air ialah salah satu penunjang utama berkembangnya peradaban insan di seluruh dunia. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat pembangun Gunung Padang sudah mempunyai peradaban yang tinggi yang selaras dengan alam.
Berdasarkan penelitian yang berhasil disimpulkan oleh Tim Terpadu Riset Mandiri, pembangunan Gunung Padang ialah masyarakat religius yang telah mengenal teknologi dan ilmu pengetahuan. Mereka membangun gunung padang dengan perencanaan yang matang didukung tenaga kerja dan logistik yang tidak sedikit. Pemimpinnya tentu seseorang yang kharismatik dan arsitek yang mumpuni sehingga bisa membangun karya monumental yang sanggup bertahan hingga sekarang.
Struktur Gunung Padang
Perkiraan Bentuk Situs di Gunung Padang |
Situs Gunung Padang luasnya sekitar 29 hektar dengan tinggi 220 meter. Jika dibandingkan dengan Candi Borobudur, luas Gunung Padang 20 kali lebih besar. Hal ini menunjukkan bahwa betapa luar biasanya peradaban dan ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu. Konstruksi gunung padang dibuat dengan sistem terasering, tujuannya untuk menstabilkan struktur tanah biar tahan terhadap longsor. Terasering juga mempunyai kegunaan memperpanjang daerah resapan air dan memperkecil derajat kemiringan gunung padang. Batuan pembentuk Gunung Padang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Hal ini tentu saja sangat menarik dari perspektif arsitektur.
Batuan yang disusun membentuk gunung padang dikenal dengan sebutan Columnar Joint atau tiang kekar terbentuk alami oleh alam pada ketika terjadinya letusan gunung berapi. Bentuknya persegi atau prisma dengan sedikitnya tiga hingga tujuh sisi. Asal batuan gunung padang hingga kini masih menjadi misteri, penelitian yang dilakukan beberapa kilometer di sekitar gunung padang tidak menemukan adanya indikasi keberadaan Columnar Joint. Dari Manakah arsitek gunung padang memperoleh batuannya? Jika memang di sanggup dari lokasi yang cukup jauh, bagaimana cara membawanya? Hal inilah yang masih terus diteliti hingga kini.
Batuan pada situs Gunung Padang sangat keras dan disusun berbentuk Punden Berundak. Punden Berundak ialah struktur tata ruang yang berupa teras yang mengarah pada satu titik. Struktur ini kerap ditemukan di Indonesia sehingga dianggap sebagai salah satu ciri kebudayaan orisinil nusantara. Anehnya, struktur yang sama juga terdapat pada peninggalan suku Inca di Macu Picu, Peru. Mungkinkah ada keterkaitan antara dua tempat yang letaknya saling berjauhan itu? Hal ini semakin menarik rasa ingin tau para peneliti.
Jenis Batuan di Gunung Padang |
Punden Berundak Gunung Padang dipercaya sebagai tempat berlangsungnya ritual keagamaan di masa silam. Posisinya yang tepat menghadap ke arah Gunung Gede Pangrango semakin memperkuat dugaan tersebut. Gunung Padang dibuat setinggi mungkin supaya nilai sakralnya lebih kuat.
Pengeboran dilakukan untuk mendapat data isi lapisan yang sebelumnya sudah terdeteksi georadar. Pengeboran sedalam 15 meter menemukan fakta adanya tumpukan kerikil buatan manusia. Susunannya berbentuk rapi secara vertikal membuktikan ada unsur kesengajaan. Pengeboran juga menemukan adanya kandungan pasir di dalam Gunung Padang, besar lengan berkuasa dugaan lapisan pasir berfungsi sebagai sarana penahan gempa. Temuan lain yang memperkuat dugaan wacana adanya peradaban tinggi di Gunung Padang ialah berupa perekat antar batuan. Para jago menyebutnya dengan istilah semen purba.
Bagian utama gunung padang terdiri dari lima teras, teras pertama mempunyai dimensi yang paling besar dari seluruh teras yang ada. Dibentuk dengan sistem urut yang diperkuat dengan balok-balok batu. Masih nampak terang sisa-sisa bangunan beraneka bentuk, penggalan tengah disebut warga sebagai bukit masigit sebab susunan batunya ditumpuk sedemikian rupa menyerupai membentuk kubah masjid. Ada juga yang disebut kerikil musik sebab menghasilkan bunyi ketika diketuk-ketuk.
Teras kerdua disebut mahkota dunia, berada di posisi ini, pemandangan ke arang Gunung Gede Pangrango nampak terang terlihat. Nah, yang menarik di sini juga terdapat kerikil dingklik yang konon dipercaya masyarakat sebagai tempat duduk Prabu Siliwangi. Menuju teras tiga ada balok kerikil yang cukup menarik perhatian, pada penggalan atasnya terdapat ukiran yang membentuk senjata khas Jawa Barat yaitu Kujang. Hal ini masih menjadi misteri, apakah ukiran ini terbentuk secara alami ataukah memang sengaja dibuat dengan maksud tertentu?
Pada teras keempat tersisa satu blok ruangan saja, sedangkan pada teras kelima ada susunan kerikil yang disebut warga sekitar sebagai singgasana raja, tempat yang dipercaya untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Kondisi dinding teras gunung padang terdiri dari susunan balok kerikil andesit yang disusun vertikal yang sangat rawan runtuh. Begitupula konstruksi dinding teras yang berada pada bidang miring perbukitan, masih menjadi misteri bagaimana arsitek Gunung Padang bisa membangun situs dari susunan kerikil yang bisa bertahan di lokasi rawan tragedi dalam waktu yang panjang.
Harta Karun Gunung Padang
Siapapun pembangun Gunung Padang tentunya mempunyai susukan terhadap sumber daya alam yang berlimpah, apalagi posisinya yang berada di daerah gunung api purba semakin menguatkan dugaan banyak orang. Kekayaan berbentuk apakah yang mereka miliki? Adanya potensi tambang emas di sekitar gunung padang menciptakan orang semakin yakin adanya harta di Gunung Padang.
Namun, bangunan monumental Gunung Padang itu sendiri bekerjsama ialah harta karun sesungguhnya yang dimiliki Indonesia. Sebab, situs ini ialah situs prasejarah tertua di dunia menurut hasil carbon dating menunjukkan umur lebih bau tanah dari Piramida Mesir, maka itulah harta karun luar biasa yaitu peradaban yang maha tinggi, maha besar yang jika dipakai dengan sangat baik bisa bermanfaat bagi generasi sekarang. Keberadaannya bisa mengubah cara pandang kita terhadap sejarah masa silam. Tidak hanya sejarah Indonesia, tapi juga sejarah dunia.
Yah, sejarah dunia mengajarkan kita bahwa insan berguru bercocok tanam sekitar 10.000 tahun yang lalu. Sementara, lapisan dari Gunung Padang jauh lebih bau tanah dari itu. Hal ini tentu saja akan mengubah pandangan yang menganggap peradaban kita di masa kemudian masih primitif. Sudah selayaknya pujian sebagai bangsa yang besar kita tumbuhkan kembali, bangsa yang mungkin saja menjadi sentra peradaban dari seluruh bangsa di dunia. [ilm]
Sumber http://www.ilmusiana.com