Tahukah kamu, siapakah yang mempelopori insiden Rengasdengklok? Bagi kau yang belum tahu, insiden rengasdengklok yaitu mengacu pada insiden diculiknya Soekarno dan Hatta oleh beberapa orang dari golongan pemuda. Kedua tokoh proklamator ini di bawa ke satu tempat yang berjulukan Rengasdengklok, sebuah desa di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Para cowok menganggap perlu untuk melaksanakan tindakan ini supaya Bung Karno dan Hatta terlepas dari imbas Jepang dan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Siapakah pencetus pandangan gres penculikan ini?
Ide wacana penculikan muncul dalam sebuah rapat yang dilakukan oleh Yusuf Kunto, Sukarni, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih di Jalan Cikini 71 Jakarta., sehabis sebelumnya tidak tercapai janji dengan Bung Karno wacana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Para cowok menginginkan supaya Indonesia secepatnya melaksanakan proklamasi mengingat Jepang sudah mengalah kalah kepada sekutu.
Bacaan Terkait:
Namun, Bung Karno berpandangan lain, Ia tetap pada pendiriannya bahwa Jepang masih berkuasa secara de facto di Indonesia. Soekarno bahkan mengingatkan para cowok yang malam itu berkunjung ke rumahnya, bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang, tetapi Belanda yang sebentar lagi tiba sehabis Jepang menyerah.
Para cowok tidak terima dengan pendirian Soekarno ini, kemudian melalui rapat Cikini malam itu, disepakatilah pandangan gres wacana mengasingkan Soekarno dan Hatta ke suatu tempat di luar jangkauan Jepang. Para cowok mempunyai Rengasdengklok sebagai tempat mengasingkan Soekarno dan Hatta dengan pertimbangan bahwa tempat itu relatif kondusif alasannya ada Daidan PETA di Rengasdengklok yang hubungannya sangat baik dengan Daidan Jakarta.
Penculikan itu dipimpin oleh Shodanco Singgih yang dilaksanakan pada pukul 04.00 subuh tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan rombongan pun segera di bawa ke Rengasdengklok. Golongan muda menyadari bahwa Soekarno dan Hatta yaitu tokoh penting sehingga keselamatannya harus terjaga. Setibanya di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie Siong.
Jadi, kalau terdapat pertanyaan siapakah yang mempelopori insiden Rengasdengklok? Maka jawabannya yaitu golongan cowok yang melaksanakan rapat di Cikini itu, yaitu Yusuf Kunto, Sukarni, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih.
Demikian penjelasannya, silahkan bagikan bahan ini kepada teman yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
![]() |
Rumah yang ditempati Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok |
Bacaan Terkait:
Namun, Bung Karno berpandangan lain, Ia tetap pada pendiriannya bahwa Jepang masih berkuasa secara de facto di Indonesia. Soekarno bahkan mengingatkan para cowok yang malam itu berkunjung ke rumahnya, bahwa musuh mereka bukan lagi Jepang, tetapi Belanda yang sebentar lagi tiba sehabis Jepang menyerah.
Para cowok tidak terima dengan pendirian Soekarno ini, kemudian melalui rapat Cikini malam itu, disepakatilah pandangan gres wacana mengasingkan Soekarno dan Hatta ke suatu tempat di luar jangkauan Jepang. Para cowok mempunyai Rengasdengklok sebagai tempat mengasingkan Soekarno dan Hatta dengan pertimbangan bahwa tempat itu relatif kondusif alasannya ada Daidan PETA di Rengasdengklok yang hubungannya sangat baik dengan Daidan Jakarta.
Penculikan itu dipimpin oleh Shodanco Singgih yang dilaksanakan pada pukul 04.00 subuh tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan rombongan pun segera di bawa ke Rengasdengklok. Golongan muda menyadari bahwa Soekarno dan Hatta yaitu tokoh penting sehingga keselamatannya harus terjaga. Setibanya di Rengasdengklok, Soekarno dan Hatta ditempatkan di rumah seorang keturunan Tionghoa Djiaw Kie Siong.
Jadi, kalau terdapat pertanyaan siapakah yang mempelopori insiden Rengasdengklok? Maka jawabannya yaitu golongan cowok yang melaksanakan rapat di Cikini itu, yaitu Yusuf Kunto, Sukarni, Chaerul Saleh, dan Shodanco Singgih.
Demikian penjelasannya, silahkan bagikan bahan ini kepada teman yang membutuhkan. Terima kasih, semoga bermanfaat.
Sumber http://www.ilmusiana.com