Sunday, July 22, 2018

√ Frekuensi Bekerjasama S3kual Yang Sehat Dalam Seminggu

Sejatinya, tak ada frekuensi berhubungan secual yang sehat secara pasti. Data yang tersedia hanya menyajikan rata-rata suatu pasangan bekerjasama secual selama seminggu. Suatu hubungan secual dikatakan sehat bila dilakukan melalui persetujuan kedua belah pihak, tidak ada paksaan, dan tanpa menyakiti.


Go DokApakah Anda dan pasangan termasuk pengantin baru? Jika iya, tentunya gairah secual di ranjang tidak terhindarkan dan di masa-masa “bulan madu”, mungkin hanya sec yang ada di otak Anda. Tak jarang, pengantin gres bekerjasama secual lebih dari 4 kali dalam sehari.


Tak hanya pengantin baru, pasangan yang sudah bertahun-tahun menikah pun sanggup menjalani hal ini. Nah, sebetulnya berapa kali sih frekuensi berhubungan secual yang sanggup dikatakan sehat untuk Anda lakukan dalam seminggu? Yuk, simak tanggapan lengkapnya berikut ini!


Hubungan secual yang sehat


Sebelum membahas ihwal frekuensi berhubungan secual yang sehat, ada baiknya Anda tahu apa definisi dari hubungan secual yang sehat itu sendiri. Telah banyak dibahas bahwa bekerjasama secual baik untuk kesehatan mental dan fisik Anda, bahkan sanggup memperpanjang usia.


Nah, suatu hubungan secual dikatakan sehat bila dilakukan melalui persetujuan kedua belah pihak (atau lewat pernikahan), tidak ada paksaan, dan tanpa menyakiti salah satu dari kedua manusia yang melakukannya.


Hanya dengan cara ini, Anda betul-betul sanggup mencicipi manfaat sehat dari bekerjasama secual secara rutin.


Frekuensi bekerjasama secual yang sehat


Sejatinya, tak ada frekuensi bekerjasama secual yang sehat secara pasti.  Data yang tersedia hanya menyajikan “rata-rata” : berapa kali rata-rata suatu pasangan bekerjasama secual dalam seminggu? Dan ini menyajikan data yang berbeda untuk tiap jenjang usia.


Pasangan yang berusia 18 – 29 tahun rata-rata menikmati percintaan di ranjang sampai lebih dari 110 kali dalam setahun, artinya sekitar 3 -4 kali dalam seminggu. Sementara pasangan yang berusia 30 – 40 tahun menikmatinya sekitar 54 kali dalam setahun, atau 1 – 2 kali dalam seminggu.


Namun, rata-rata tak selalu berarti jumlah yang mendefinisikan “sehat”. Pasalnya, tiap orang berbeda, dan tiap pasangan mempunyai kebutuhan yang berbeda-beda. Meski banyak kalangan yang puas dengan frekuensi 1 -2 kali dalam seminggu, namun tak sedikit juga yang menjalaninya sampai 4 – 5 kali dalam seminggu dan tetap sehat lagi prima.


Kuantitas hubungan secual tidak memilih apakah Anda memperoleh manfaat sehat sec dengan jumlah tersebut. Kualitas lah yang memilih hal ini. Selain itu, Anda tidak harus mematok berapa kali hubungan secual berlangsung.


Hal ini akan memberatkan wanita, yang mempunyai siklus menstruasi, masa kehamilan, menyusui, serta menopause. Jadi, akan lebih baik bila Anda melakukannya kapanpun selama kedua belah pihak nyaman dan tidak merasa sakit.


Meski begitu, suatu penelitian yang melibatkan lebih dari 50 pasang mahasiswa (awal 20 tahun) menemukan bahwa mereka yang menjalani hubungan secual sebanyak 1 -2  kali dalam seminggu mempunyai level immunoglobin A (IgA) 30% lebih tinggi dibandingkan yang melakukannya lebih banyak atau tidak sama sekali. IgA merupakan salah satu komponen penting dalam respons sistem imun dalam melindungi badan Anda.


Selain itu, kondisi berbeda bagi pasangan yang tengah mencoba untuk mempunyai anak. Wendy Chang, M.D., seorang seorang jago reproduktif endocrinology di Southern California Reproductive Center menyatakan bahwa paling baik bagi pasangan yang tengah mencoba hamil untuk bekerjasama secual 1 kali sehari, terutama di waktu-waktu ovulasi. Pasalnya, t3st1s laki-laki akan memproduksi sperma dengan kualitas manis setiap hari, dan 3j4kulasi yang pertama dalam sehari akan menghasilkan sperma yang berkualitas.


 Namun, 3j4kulasi kedua dan ketiga akan menghasilkan lebih sedikit sperma dengan kualitas renang lebih rendah. Karenanya, ada baiknya Anda memberi badan waktu untuk memproduksinya kembali dengan kualitas prima. Selain itu, frekuensi bekerjasama secual 2 -3 kali seminggu juga dikatakan sebagai frekuensi yang baik untuk menghasilkan janin.


Kapan frekuensi bekerjasama secual dikatakan tak sehat?


Menurut dr. Laurie Mintz, Ph.D., seorang kontributor duduk kasus hubungan secual di Psychology Today, frekuensi bekerjasama secual Anda sanggup dikatakan tidak sehat ketika mulai menginterupsi kehidupan Anda sehari-hari.


Tidak ada jumlah yang pasti, namun ketika kegiatan secual mulai mengganggu waktu makan, tidur, sekolah, kuliah, bahkan bekerja, hal ini sanggup dikatakan tidak sehat. Inilah ketika Anda harus mulai menguranginya dan berusaha menyeimbangkan antara dunia faktual dan dunia ranjang.


Nah, itu beliau serba-serbi lengkap ihwal frekuensi bekerjasama secual dalam seminggu. Semoga bermanfaat!


 


Baca juga:



Diskusikan permasalahan kesehatan seputar sec Anda dengan Tim Dokter Go Dok, eksklusif dari Smartphone, GRATIS! Download aplikasi Go Dok di sini.


 


SF/JJ/MA



Referensi




Sumber https://www.go-dok.comm