Friday, June 22, 2018

√ Pembagian Terstruktur Mengenai Tumbuhan Paku, Jenis, Ciri-Ciri, Dan Contohnya

Di dunia, ketika ini telah ditemukan sekitar > 20.000 spesies tumbuhan paku. Dengan jumlah sebanyak itu, tentu akan sangat sulit bagi kita untuk sanggup mengidentifikasi semua spesies tersebut. Diperlukan suatu sistem penjabaran untuk mengkelas-kelaskan semua spesies flora paku yang jumlahnya sangat banyak itu sehingga memudahkan dalam acara identifikasi yang kita lakukan.

Klasifikasi Tumbuhan Paku

Untuk mengidentifikasi semua spesies flora paku tersebut, kita sanggup melaksanakan penjabaran menurut kenampakan luarnya, mulai dari keberadaan daun, sporangium, dan susunan anatominya.

 tentu akan sangat sulit bagi kita untuk sanggup mengidentifikasi semua spesies tersebut √ Klasifikasi Tumbuhan Paku, Jenis, Ciri-Ciri, dan Contohnya
Para mahir telah melaksanakan penjabaran flora paku (Pteridophyta) dan mereka menggolongkannya menjadi 4 sub divisi, yang antara lain paku purba (Psilopsida), paku kawat (Lycopsida), paku ekor kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida), dan paku sejati (Pteropsida). Masing-masing sub divisi flora paku ini mempunyai karakteristik dan ciri yang spesifik.

1. Psilopsida (Paku Purba)

Sub divisi dari sistem penjabaran flora paku yang pertama ialah Psilopsida atau paku purba. Sesuai dengan namanya, jenis flora paku satu ini telah ada semenjak zaman purba. Sebagian di antara mereka telah mengalami kepunahan dan hanya ditemukan dalam bentuk fosil, contohnya Rhynia (paku tidak berdaun), sedangkan sebagian kecil lainnya masih sanggup ditemukan ketika ini, contohnya Paku Tmesipteris yang tumbuh di kepulauan dan Psilotum nudum tumbuh di kawasan tropis dan subtropis.

Ciri-ciri dari jenis flora paku ini antara lain tingginya 30 cm – 1 m, mempunyai rizhom yang dikelilingi rizoid, serta tidak mempunyai akar, batang, dan daun sejati. Akan tetapi, dari ciri-ciri tersebut, ada pula beberapa pengecualian. Sebagian paku purba yang mempunyai daun mempunyai ciri yang lebih spesifik di antaranya:
  1. Ukuran daun sangat kecil berbentuk mirip sisik.
  2. Sporangium berada di ketiak ruas batang.
  3. Gametofit tersusun atas sel yang tidak berklorofil.
  4. Batang berklorofil dan sudah mempunyai sistem pengangkut (pembuluh vaskuler).

2. Lycopsida (Paku Kawat)

Pengklasifikasian flora paku juga menghasilkan satu sub divisi yaitu flora paku kawat atau paku rambut (Lycopsida). Sub divisi paku-pakuan ini diperkirakan telah tumbuh di bumi di masa Devonian. Mereka terus berkembang biak sampai jumlahnya sangat melimpah pada masa Karboniferus.
Peranan dan Manfaat Tumbuhan Paku bagi Manusia
Hampir semua Lycopsida telah mengalami kepunahan. Mereka kebanyakan telah ditemukan dalam bentuk fosil atau endapat watu bara. Namun, beberapa di antaranya yang berukuran kecil sampai sekarang sanggup kita temui di permukaan tanah atau kulit pohon di ekosistem hutan hujan tropis.

Secara umum, sub divisi dari penjabaran flora paku ini sanggup diidentifikasi dari morfologi dan anatomi tubuhnya. Ciri-ciri flora paku ini antara lain:
  1. Tinggi tubuhnya sanggup mencapai 3 meter.
  2. Sporofit tersusun dari sel-sel yang mengandung klorofil dan mempunyai daun berbentuk mirip rambut atau sisik.
  3. Batangnya berbentuk mirip kawat dengan cabang-cabang yang mengandung sporangium dalam wadah sporofil yang berbentuk gada (strobilus).
  4. Gametofit berukuran kecil dan tidak berklorofil. Oleh alasannya ialah itu, makanannya diperoleh melalui simbiosis dengan jamur yang tumbuh di sekitarnya.
  5. Sporangium menghasilkan spora. Ada Lycopsida yang menghasilkan satu jenis spora (homospora), mirip Lycopodium sp., namun ada juga yang menghasilkan 2 jenis spora (heterospora), mirip Selaginella sp.
  6. Gametofitnya ada yang mempunyai 2 jenis alat kelamin, contohnya Lycopodium sp., namun ada pula yang menghasilkan 1 jenis alat kelamin saja, contohnya Selaginella sp.

3. Sphenopsida atau Equisetopsida (Paku Ekor Kuda)

Klasifikasi flora paku juga menghasilkan satu sub divisi yang dinamai divisi paku ekor kuda (Sphenopsida atau Equisetopsida). Dinamai demikian alasannya ialah jenis flora paku ini mempunyai percabangan pada batangnya dengan bentuk ibarat ekor kuda. Paku ekor kuda mempunyai beberapa ciri, di antaranya:
  1. Sering tumbuh di kawasan dengan tanah berpasir.
  2. Sporofitnya berbentuk sisik dengan warna agak transparan dengan susunan melingkar pada batangnya.
  3. Batangnya berongga dan beruas. Karena pada lapisan luar batang terkandung silika tinggi, batang dari penjabaran flora paku ini cukup keras dan sering dipakai sebagai alat penyikat.
  4. Batang mempunyai rizom dan ujung yang mengandung sporangia.
  5. Sporangiumnya menghasilkan spora dengan ukuran dan bentuk sama, kendati dari jenis yang berbeda. Oleh alasannya ialah inilah paku-pakuan dalam sub divisi ini tergolong paku peralihan.
  6. Tingginya sanggup mencapai 15 meter.

4. Pteropsida (Paku Sejati)

Sub divisi dalam penjabaran flora paku selanjutnya ialah subdivisi paku sejati (Pteropsida).  Tumbuhan paku dari jenis ini umumnya dengan gampang kita temui pada habitat lembab, mirip di kawasan ekosistem hutan hujan tropis. Pakis yang tumbuh di sela pohon sawit merupakan salah satu spesies dari golongan flora paku ini. Selain itu, spesies golongan paku sejati juga sanggup kita temui dengan melihat ciri-cirinya yaitu:
  1. Memiliki akar, batang dan daun sejati dengan ukuran variatf.
  2. Daunnya berukuran lebih besar dibanding paku-pakuan jenis lain, bentuknya lembaran, dan tulang daunnya bercabang.
  3. Daun atau tunas mudanya menggulung.
  4. Terdapat > 12.000 spesies paku sejati di dunia ketika ini. Beberapa pola flora paku dari sub divisi ini antara lain Asplenium nidus, Adiantum fimbriatum, dan Marsilea crenata.

Nah, demikianlah pemaparan sekilas mengenai penjabaran flora paku yang sanggup kami jelaskan pada kesempatan ini. Semoga sanggup bermanfaat dalam menambah literatur Anda dalam pembelajaran biologi. Salam.
Sumber http://www.ebiologi.net