Ketidakseimbangan antara usul atau kebutuhan dengan kapasitas sanggup terjadi pada metode transportasi.
Untuk itu, diharapkan variabel dummy pada baris atau kolom yang mengalami kekurangan tersebut.
Contoh
Pada tabel diatas sanggup dilihat, dimana terjadi kelebihan kapasitas, dimana jumlah kapasitasnya yaitu 5.600 sedangkan permintaannya hanya sebesar 5.500.
Dengan kondisi di atas, maka sanggup disimpulkan terjadi kekurangan 100 unit pada kolom. Sehingga sanggup ditambahkan variabel dummy pada kolom dengan nilai sebesar kekurangan nya.
Hal ini juga berlaku kebalikannya, dimana bila terjadi kelebihan permintaan, maka variabel dummy ditambahkan pada baris tabel.
Variabel dummy yaitu variabel suplemen atau pembantu yang menunjukkan unit yang tersisa atau unit yang kurang.
Sehingga besarnya biaya (pada kotak kecil) pada kolom variabel dummy nilainya yaitu nol.
Jadi, bila dibentuk dalam tabel menjadi sebagai berikut :
Untuk perhitungan metode transportasi sesudah ditambahkan dummy, tetap sama menyerupai biasa baik pada solusi awal maupun solusi akhir.
Apa yang dimaksud dengan solusi awal dan solusi akhir??? Dapat dilihat di postingan sebelumnya di :
Perhitungan kali ini dilakukan dengan memakai metode VAM (Vogel's Approximation Method) untuk mencari solusi awal (initial solution) sehingga didapatkan distribusinya sebagai berikut.
Selanjutnya dilakukan pengujian dengan memakai metode kerikil loncatan atau yang lebih dikenal dengan Stepping Stone untuk mencari solusi final (terminal solution)
Dimana dalam metode ini, sel-sel kosong diuji untuk mengetahui apakah tabel transportasi sudah optimal atau belum.
Pengujian Sel Kosong :
1-Bandung = 10 - 20 + 24 - 12 = 2
1-Dummy = 0 - 12 + 24 - 0 = 12
2-Jakarta = 30 - 24 + 12 -16 = 2
3-Bandung = 18 - 20 + 24 - 12 + 16 -6 = 20
3-Surabaya = 20 - 12 + 16 - 6 = 18
3-Dummy = 0 - 0 + 24 - 12 + 16 - 6 = 22
1-Bandung = 10 - 20 + 24 - 12 = 2
1-Dummy = 0 - 12 + 24 - 0 = 12
2-Jakarta = 30 - 24 + 12 -16 = 2
3-Bandung = 18 - 20 + 24 - 12 + 16 -6 = 20
3-Surabaya = 20 - 12 + 16 - 6 = 18
3-Dummy = 0 - 0 + 24 - 12 + 16 - 6 = 22
Dari hasil pengujian sel-sel kosong, tidak ditemukan nilai negatif.
Dengan demikian tabel transportasi sudah optimal atau menunjukkan biaya yang terendah. Sehingga langkah selanjutnya yaitu menghitung total biaya minimumnya, menjadi :
Dari | Ke | Jumlah | Biaya/unit | Total Biaya |
---|---|---|---|---|
Pabrik 1 | Jakarta | 1.400 | 16 | 22.400 |
Pabrik 1 | Surabaya | 1.000 | 12 | 12.000 |
Pabrik 2 | Bandung | 1.400 | 20 | 28.000 |
Pabrik 2 | Surabaya | 100 | 24 | 2.400 |
Pabrik 2 | Dummy | 100 | 0 | 0 |
Pabrik 3 | Jakarta | 1.600 | 6 | 9.600 |
Total Biaya | 74.400 |