√ Ekosistem Padang Rumput : Ciri Dan Contoh Interaksinya

Ekosistem padang rumput yaitu salah satu bioma dalam ekosistem darat (terestrial) yang terbentuk secara alami. Ekosistem padang rumput yang disebut juga dengan istilah grassland atau stepa ini, terbentuk di kawasan tropik sampai subtropik dengan curah hujan antara 90-150 cm per tahun. Sesuai namanya, tumbuhan khas yang ada di dalam ekosistem ini yaitu rumput. Di Indonesia sendiri, ekosistem padang rumput sanggup kita temui di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Yang menarik dari ekosistem ini yaitu banyaknya populasi binatang herbivora menyerupai kijang, rusa, jerapah, kambing liar, gajah, sapi dan lain sebagainya. Mereka makan dengan lahap di ekosistem ini alasannya yaitu persediaan rumput sebagai masakan utamanya tersedia terus menerus sepanjang tahun. Menarik ya? Untuk itu simak pembahasan mengenai bagaimana interaksi dalam ekosistem padang rumput berikut ini!

Ekosistem Padang Rumput

Terbentuknya ekosistem padang rumput tentu tidak terlepas dari bagaimana kondisi lingkungan mendukung pertumbuhan rumput dalam hamparan yang luas dan datar itu. Rumput yang tumbuh dengan melimpah ruah ini menarik para herbivor untuk tiba dan tinggal di sana. Adapun alasannya yaitu banyaknya populasi herbivor, para karnivora juga tertarik untuk tinggal dalam ekosistem ini sehingga rantai masakan berlansung melalui interaksi yang terjadi.

Ciri-ciri Ekosistem Padang Rumput

Ciri-ciri ekosistem gurun yang paling khas antara lain:

1. Berada dalam hamparan lahan yang datar dengan tumbuhan yang mendominasi yaitu rumput sekitar 4.500 spesies.
2. Curah hujan yang rendah yakni sekitar 90-150 cm per tahun dengan pola sebaran yang tidak teratur
3. Laju evapotranspirasi (penguapan) berlangsung tinggi sehingga kelembaban tanah rendah.
4. Kekeringan parah sesekali terjadi
5. Komunitas binatang didominasi oleh pemakan rumput dan pemakan daging.
6. Suhu rata-rata bulanan di ekosistem padang rumput menyerupai dengan di ekosistem hutan gugur.

Zebra sebagai herbivora dalam ekosistem padang rumput

Rantai Makanan sebagai Interaksi dalam Ekosistem

Dalam ekosistem padang rumput, terdapat komponen penyusun, baik biotik maupun abiotik yang saling mengalami keterkaitan satu sama lain melalui pola interaksi yang berlangsung dalam dimensi waktu yang lama.

Komponen abiotik dalam ekosistem padang rumput telah mendorong kesesuaian banyak sekali jenis tumbuhan rumput untuk tumbuh dan berkembang biak secara masif. Salah satu misalnya yaitu tanah. Tanah di area ekosistem padang rumput mempunyai kondisi kesuburan yang sangat baik, begitupun dengan pola sirkulasi air melalui sistem drainase alamiah yang terbentuk dari masa-masa sebelumnya.

Tumbuh suburnya banyak sekali jenis rumput dalam ekosistem padang rumput telah berhasil mengundang banyak sekali jenis binatang herbivora untuk menetap dalam ekosistem ini. Kehadiran mereka dalam populasi yang banyak kemudian menciptakan para pemakan daging menyerupai ceetah, serigala, singa, dan harimau tiba dan ikut menetap di sini guna menjaga pasokan makannya untuk bertahan hidup.

Singa mempredasi zebra

Adapun pola interaksi yang demikian telah menciptakan rantai masakan berjalan dengan seimbang sehingga kondisi homeostatis dalam ekosistem padang rumput tercapai secara alami. Namun, cukup umur ini insan telah merusak keseimbangan ekosistem itu dengan melaksanakan aktivitas pertanian dalam ekosistem pada rumput yang subur. Kegiatan pertanian dalam ekosistem padang rumput menawarkan andil cukup besar terhadap terjadinya pengikisan yang serius, salinisasi, dan penghancuran struktur tanah. Selain itu, pestisida, yang para petani gunakan telah mengubah tatanan rantai masakan alasannya yaitu menipisnya salah satu komponen dalam interaksi antar komponen biotik dalam ekosistem padang rumput ini.


Sumber http://www.ebiologi.net