Tahap - Tahap Sosialisasi
Penyesuaian diri terjadi secara berangsur - angsur seiring dengan ekspansi dan pertumbuhan pengetahuan serta penerimaan individu terhadap nilai dan norma yang terdapat dalam lingkungan masyarakat. Dengan melandaskan pemikirannya pada Teori Peran Sosial, George Herbert Mead dalam bukunya yang berjudul Mind, Self, and Society from The Standpoint of Social Behaviorist (1972) beropini bahwa sosialisasi yang dilalui seseorang sanggup diklasifikan melalui tahap - tahap berikut ini.A. Tahap Persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami semenjak insan dilahirkan, ketika seorang anak mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya. Pada tahap ini juga anak mulai melaksanakan kegiatan menggandakan meski tidak sempurna. Dalam tahap ini, individu sebagai calon anggota masyarakat dipersiapkan dengan dibekali nilai - nilai dan norma - norma yang menjadi anutan bergaul dalam masyarakat oleh lingkungan yang terdekat, yaitu keluarga. Lingkungan yang memengaruhi termasuk individu yang berperan dalam tahapan ini relatif sangat terbatas, sehingga proses penerimaan nilai dan norma juga masih dalam tataran yang paling sederhana.
B. Tahap Meniru (play stage)
Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan tugas - tugas yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk kesadaran perihal nama dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan sebagainya. Anak mulai menyadari perihal apa yang dilakukan oleh seorang ibu dan apa yang dibutuhkan seorang ibu dari dirinya. Dengan kata lain, kemampuan untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini. Kesadaran bahwa dunia sosial berisikan orang - orang yang jumlahnya banyak mulai terbentuk.
C. Tahap Siap Bertindak (game stage)
Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan tugas yang secara pribadi dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya menempatkan diri pada orang lain menjadi meningkat sehingga memungkinkan adanya kemampuan bermain secara bersama - sama.
Pada proses sosialisasi terdapat tugas - tugas yang harus dijalankan oleh individu. Oleh sebab itu, para sosiolog sering menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Sosialisasi merupakan proses yang terlahir dari adanya interaksi, sehingga Charles H. Cooley menekankan peranan interaksi dalam proses sosialisasi. Menurutnya, konsep diri (self concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain atau dikenal dengan istilah looking-glass self. Konsep diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain terbentuk melalui tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Tahap memahami diri kita dari pandangan orang lain. Seorang anak merasa dirinya sebagai anak yang paling mahir dan yang paling pintar sebab sang anak mempunyai prestasi di kelas yang melebihi sahabat - temannya.
b. Tahap mencicipi adanya evaluasi dari orang lain. Dengan pandangan bahwa si anak yakni yang paling hebat, ia merasa orang lain selalu memuji beliau dan selalu percaya pada tindakannya.
c. Tahap pengaruh dari evaluasi tersebut terhadap dirinya. Dari pandangan dan evaluasi bahwa ia yakni anak yang hebat, timbul perasaan gembira dan penuh percaya diri.
Indikasi keberhasilan proses sosialisasi bagi seorang individu ditandai oleh hal - hal sebagai berikut.
a. Dapat mengikuti keadaan dengan lingkungan sosial maupun lingkungan fisik.
b. Memiliki banyak sahabat atau hubungan perjuangan yang akan menjadikan ketenteraman dalam pergaulan dan keberhasilan dalam karir dan usaha.
c. Meningkatnya status seringkali diikuti dengan meningkatnya iman dan peranan sosial di lingkungan sosial yang baru.
d. Terintegrasi secara besar lengan berkuasa dengan masyarakat setempat dalam setiap acara yang ditandai dengan keakraban dan persaudaraan di antara individu tersebut dengan warga masyarakat yang lain
Sumber http://falah-kharisma.blogspot.com