Thursday, January 18, 2018

√ Makalah Konsep Dasar Ilmu Sosiologi


KONSEP DASAR ILMU SOSIOLOGI
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Sosiologi
Secara terminologi sosiologi berasal dari bahasa Yunani, yakni kata socius dan logos. Socius yang bererti kawan, berkawan, ataupun bermasyarakat. Sedangkan logos berarti ilmu atau sanggup juga berbicara wacana sesuatu. Dengan demikian, secara harfiah istilah sosiologi sanggup diartikan ilmu wacana masyarakat (Spencer dan Inkeles, 1982: 4; Abdulsyani,1987: 1). Oleh alasannya ialah itu, sosiologi sebagai disiplin ilmu yang mengkaji wacana masyarakat maka cakupannya sangat luas, dan cukup sulit untuk merumuskan suatu definisi yang mengemukakan seluruh pengertian, sifat, dan hakikat yang dimaksud dalam beberapa kata dan kalimat. Dengan kata lain, suatu definisi sanggup digunakan sebagai suatu pegangan saja.
Beberapa pengertian sosiologi berdasarkan para jago :
Ø  Pitirim Sorokin (1928: 760-761)
Mengemukakan bahwa.sosiologi ialah suatu ilmu wacana kekerabatan dan dampak timbal balik antara aneka macam gejala-gejala sosial, tanda-tanda keluarga dengan moral, aturan dengan ekonomi, dan sebagainya
Ø  Roucek dan warren
Mengemukakan bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari kekerabatan antara insan dalam kelompok-kelompok.
Ø  J. Van Doorn
Ilmu pengetahuan wacana struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat stabil.
Ø  Wiliam Ogburn dan Meyer F. Nimkoff (1959: 12-13)
Berpendapat bahwa sosiologi ialah penelitian secara ilmiah tehadap interaksi sosial dan hasilnya, yaitu interksi sosial.
Ø  David Popenoe (1983: 107-108)
Berpendapat bahwa sosiologi ialah ilmu wacana interksi insan dalam masyarakat sebagai suatu keseluruhan.
Ø  Selo Soemarjan dan Soelaeman Soemardi (1982: 14)
Menyatakan bahwa sosiologi ialah ilmu wacana struktur sosial dan proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Selanjutnya, berdasarkan mereka bahwa struktur sosial keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah-kaidah sosial (norma-norma sosial), lembaga-lembaga soaial, kelompok-kelompok, serta lapisan sosial. Sedangkan proses sosial ialah pengruh timbal balik antara segi kehidupan ekonomi dengan segi kehidupan politik, kehidupan aturan dengan agama, dan sebagainya.
Menurut pendapat kami sosiologi itu ialah ilmu yang mempelajari wacana masyarakat dan gejala-gejalanya yang tejadi di dalam masyarakat itu sendiri.
Dari banyak sekali definisi di atas, maka sanggup disimpulkan bahwa sosiologi ialah ilmu yang mempelajari kekerabatan antara individu dengan individu, individu dengan masyarakat, dan masyarakat dengan masyarakat. Sosiologi ialah ilmu yang membicarakan apa yang sedang terjadi dikala ini, khususnya pola-pola kekerabatan dalam masyarakat serta berusaha mencari pengertian-pengertian umum, rasional, empiris serta bersifat umum.
B.     Obyek Kajian Sosiologi
Objek kajian sosiologi ialah masyarakat dan sikap sosial insan dengan meneliti kelompok-kelompoknya kelompok tersebut meliputi kelurga, etnis atau suku bangsa, komunitas pemerintahan, dan banyak sekali organisasi sosial, agama, politik, budaya, bisnis, dan organisasi lainnya (Ogburn dan Nimkoff, 1959: 13; Horton dan Hut, 1991: 4). Sosiologi pun mempelajari sikap dan interaksi kelompok, menelusuri asal permintaan pertumbuhannya, serta menganalisis dampak kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Dengan demikian, sebagai objek kajian sosiologi ialah masyarakat insan yang di lihat dari sudut kekerabatan antarmanusia dan peroses-proses yang timbul dari kekerabatan insan dalam masyarakat.
Jika ditelaah lebih lanjut wacana karakteristik sosiologi berdasarkan Soekarto (1986: 17) meliputi hal-hal berikut :
1.      Sosiologi merupakan bab dari ilmu sosial, bukan merupakan bab ilmu pengetahuan alam maupun ilmu kerohanian.
2.      Sosiologi bukan merupakan disiplin yang normatif, melainkan suatu disiplin yang bersipat kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dikala ini, dan bukan mengenai apa yang semestinya terjadi atau seharusnya terjadi.
3.      Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum (nomotetik). Berbeda dengan sejarah misalnya, (lebih banyak meneliti dan mencari pola-pola khusus atau ideografik) yang menekankan wacana keunikan sesuatu yang dikaji.
4.      Sosiologi merupakan ilmu sosial yang empiris, faktual, dan rasional.
5.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak, bukan wacana ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, materi kajian yang diperhatikan dalam sosiologi ialah bentuk-bentuk dan pola-pola insiden dalam masyarakat, dan bukan wujudnya tetang masyarakat yang konkret.
6.      Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang menghasilkan penertian-pengertian dan pola-pola umum. Karena dalam sosiologi, meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip-prinsip atau hukum-hukum umum daripada interaksi antarmanusia dan juga perihal sifat hakikat, bentuk, isi, dab struktur dari masyarakat.
Masyarakat ialah kesatuan hidup insan yang berinteraksi berdasarkan sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Adat istiadat, tata kelakuan yang infinit dan bebuyutan dari generasi ke generasi lain sebagai warisan sehingga kuat integrasinya dengan pola-pola sikap masyarakat.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan dewasa di Indonesia dikala ini, mereka akan mengkaji mengapa dewasa tersebut nakal, mulai kapan dewasa tersebut berperilaku nakal, hingga memperlihatkan alternatif pemecahan dilema tersebut.
Sosiologi mempertumbuhkan semua lingkungan dan kebiasaan manusia, sepanjang kenyataan yang ada dalam kehidupan insan dan sanggup memengaruhi pengalaman yang dirasakan manusia, serta proses dalam kelompoknya. Selama kelompok itu ada, maka selama itu pula akan terlihat bentuk-bentuk, cara-cara, standar, mekanisme, masalah, dan perkembangan sifat kelompok tersebut. Semua faktor tersebut sanggup memengaruhi kekerabatan antara insan dan besar lengan berkuasa terhadap analisis sosiologi.
Sosiologi sebagai ilmu pengetahuan mempunyai beberapa objek :
a)      Objek material sosiologi ialah kehidupan sosial, gejala-gejala dan proses kekerabatan antara insan yang memengaruhi kesatuan insan itu sendiri.
b)      Objek formal sosiologi lebih ditekankan pada insan sebagai makhluk sosial atau masyarakat. Dengan demikian objek formal sosiologi ialah kekerabatan insan antara insan serta proses yang timbul dari kekerabatan insan di dalam masyarakat.
c)      Objek budaya salah satu faktor yang sanggup memengaruhi kekerabatan satu dengan yang lain.
d)     Objek Agama Pengaruh dari objek dari agama ini sanggup menjadi pemicu dalam kekerabatan sosial masyarakat.dan banyak juga hal-hal ataupaun dampak yang memengaruhi kekerabatan manusia.
C.     Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi mengkaji lebih mendalam pada bidangnya dengan cara bervariasi. Misalnya seorang sosiolog mengkaji dan mengamati kenakalan dewasa di Indonesia dikala ini, mereka akan mengkaji mengapa dewasa tersebut nakal, mulai kapan dewasa tersebut berperilaku nakal, hingga memperlihatkan alternatif pemecahan dilema tersebut. Hampir semua tanda-tanda sosial yang terjadi di desa maupun di kota baik individu ataupun kelompok, merupakan ruang kajian yang cocok bagi sosiologi, asalkan memakai mekanisme ilmiah. Ruang lingkup kajian sosiologi lebih luas dari ilmu sosial lainnya. Hal ini dikarenakan ruang lingkup sosiologi meliputi semua interaksi sosial yang berlangsung antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok di lingkugan masyarakat.
Secara tematis, ruang lingkup sosiologi sanggup dibedakan mejadi beberapa sub disiplin sosiologi, seperti:
a.       Sosiologi pedesaan (Rural Sosiologi)
Model penelitiannya terfokus pada masalah-masalah, menyerupai penyebaran penemuan teknologi, kesenjangan antara gaya hidup masyarakat kota dan desa, pola mobilitas pendidikan dan pekerjaan, serta dampak acara pembangunan masyarakat. Berbagai dimensi tersebut dikaji dengan memakai metodelogi yang berdasarkan kuesioner, teknik wawancara formal, dan analisis kuantitatif (Long, 2000: 941).
b.      Sosiologi Medis (Medical Sociology)
Sosiologi medis merupakan bab dari sosiologi yang kajiannya memfokuskan pada pelestarian ilmu kedokteran, khususnya pada masyarakat moderen (Amstrong, 2000: 643).
c.       Sosiologi Perkotaan (Urban Sociology)
Sosiologi perkotaan gres dimulai di Eropa, perintisnya semenjak tahun 1920-an dan 1930-an, walaupun resminya semenjak awal tahun 1970-an yang kemudian menyebar ke banyak sekali wilayah khususnya Amerika Serikat.
d.      Sosiologi Militer (Military Sociology)
Bidang kajian ini menyoroti angkatan bersenjata sebagai suatu organisasi bertipe khusus dengan fungsi sosial spesifik (Bredow, 2000: 664).
e.       Sosiologi Keluarga (Family Sociology)
Mempelajari pembentukan dan perkembangan keluarga, bentuk keluarga, fungsi dan struktur keluarga, arah perkembangan keluarga pada masa mendatang, permasalahan yang dihadapi keluarga serta penyelesaiannya, dan dilema keluarga berencana. Mencakup kekerabatan keluarga dengan sistem sosial lainnya, sepert sistem pendidikan, ekonomi, pemerintahan, kekerabatan keluarga dengan sistem nilai dan organisasi lainnya, serta implikasinya terhadap anggota keluarga. Pendekatan sosiologi dalam melihat keluarga, peranan, interaksi, dan keluarga dalam periode modernisasi maupun pembangunan (Goode, 2002: 37)
f.       Sosiologi Pendidikan (Educational Sociology yang Kemudian Menjadi Sociology of Education)
Merupakan bidang kajian sosiologi yang perintisnya selalu dikaitakan dengan sosiologi pendidikan berjulukan Lester Frank Ward pada tahun 1883,yang mengesahkan bahwa untuk memperbaiki masyarakat diperlu pendidikan (Ballantine, 1983: 11)
D.    Sosiologi dan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya
Sosiologi merupakan ilmu sosial yang obyeknya ialah masyarakat namun demikian sosiologi tetap merupakan ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (karena telah mempunyai unsur-unsur sebagai ilmu pengetahuan). Secara umum sanggup dikatakan bahwa ilmu sosiologi ialah mempelajari masyarakat secara keseluruhan beserta hubungan-hubungannya yang terjadi didalamnya.
Untuk jelasnya perlu diadakan perbandingan dengan ilmu sosial lainnya.
1.      Segi Ekonomi
Yang menjadi perhatiannya ialah bagaimana memproduksi, mendistribusi dan memasarkan barang dan jasa (hanya segi ekonomi yang dipelajari) tetapi sosiologi mempelajari unsur-unsur kemasyarakatan secara umum, terutama pola-pola hubungan, keajegan-keajegan yang telah terjadi, misalkan adanya stratifikasi dari segi ekonomi teladan gol ekonomi atas, menengah dan rendah.
2.      Segi Politik
Yang dibahas ialah hal-hal yang menyangkut kekuasaan, negara, kebijaksanaan, pengambilan keputusan, pembagian.
Hakikat sosiologi sebagai ilmu pengetahuan sebagai berikut :
Ø  Sosiologi ialah ilmu sosial alasannya ialah yang dipelajari ialah gejala-gejala kemasyarakatan.
Ø  Sosiologi termasuk disiplin ilmu normatif, bukan merupakan disiplin ilmu kategori yang membatasi diri pada insiden dikala ini dan bukan apa yang terjadi atau seharusnya terjadi.
Ø  Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan ilmu pengetahuan terapan.
Ø  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan ajaib dan bukan ilmu pengetahuan konkret. Artinya yang menjadi perhatian ialah bentuk dan pola insiden dalam masyarakat secara menyeluruh, bukan hanya insiden itu sendiri.
Ø  Sosiologi bertujuan menghasilkan pengertian dan pola-pola umum, serta mencari prinsip-prinsip dan hukum-hukum umum dari interaksi manusia, sifat, hakikat, bentuk, isi, dan struktur masyarakat manusia.
Ø  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang empiris dan rasional. Hal ini menyangkut metode yang digunakan.
Ø  Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum, artinya sosiologi mempunyai gejala-gejala umum yang ada pada interaksi antara manusia.
Sedangkan yang dibahas sosiologi ialah mengenai bentuk-bentuk kerjasamanya, persaingan ataupun mengenai konflik yang terjadi dan lain sebagainya.
E.     Manfaat dan Tujuan Ilmu Sosiologi
Sosiologi membantu kita memahami pola-pola interaksi sosial, dan control sosial. Sosiologi membantu kita mamahami nilai, norma, tradisi dan keyakinan yang dianut oleh masyarakat-masyarakat lain. Konflik antar budaya yang sering terjadi. Sosiologi membantu kita bersikap tanggap, kritis dan rasional terhadap setiap kenyataan sosial dalam masyarakat, serta bisa mengambil sikap dan tindakan yang sempurna terhadap banyak sekali kenyataan sosial.
Menurut Nasution (1999:2-4) ada beberapa konsep wacana tujuan Sosiologi Pendidikan, antara lain sebagai berikut:
1.      Analisis proses sosiologi.
2.      Analisis kedudukan pendidikan dalam masyarakat.
3.      Analisis intraksi social di sekolah dan antara sekolah dengan masyarakat.
4.      Alat kemajuan dan perkembangan social.
5.      Dasar untuk memilih tujuan pendidikan.
6.      Sosiologi terapan.
7.      Latihan bagi petugas pendidikan.
Konsep wacana tujuan sosiologi pendidikan di atas memperlihatkan bahwa kegiatan masyarakat dalam pendidikan merupakan sebuah proses sehingga pendidikan sanggup dijadikan instrument oleh individu untuk sanggup berintraksi secara sempurna di komunitas dan masyarakatnya.
Dikaitkan dengan sosiologi aturan maka kegunaan sosiologi aturan ialah Sosiologi aturan berkhasiat untuk memperlihatkan kemampuan-kemampuan bagi pemahaman terhadap aturan di dalam konteks social. Dapat memperlihatkan kemampuan-kemampuan untuk mengadakan analisa terhadap efektivitas aturan dalam masyarakat, baik sebagai sarana pengendalian sosial, sarana untuk mengubah masyarakat dan sarana untuk mengatur interaksi sosial, biar mencapai keadaan sosial tertentu. Dapat mengidentifikasi unsur-unsur kebudayaan manakah yang mempengaruhi isi atau substansi hukum. Lembaga-lembaga manakan yang sangat besar lengan berkuasa di dalam pembentukan aturan dan penegakannya. Golongan manakah di dalam masyarakat yang beruntung atau sebaliknya malahan dirugikan dengan adanya hukum-hukum tertentu.
Pada dasarnya semua bidang-bidang studi memmiliki tujuan yang sama, yaitu memperlihatkan perbekalan ilmu pengetahuan pada akseptor didik untuk mensejahtrakan dirinya maupun bangsa dan juga untuk menghadapi segala permasalahan sosial pada masanya masing-masing.
Sosiologipun masuk didalam tujuan tersebut khususnya bertujuan untuk:
1.      Meningkatkan pemahaman terhadap ciri-ciri dan sifat-sifat masyarakat.
2.      Memberikan akseptor didik perbekalan untuk memahami struktur masyarakat, pola-pola interaksi serta strafikasi social.
3.      Membekali akseptor didik untuk memecahkan masalah-masalah social walaupun hanya sebatas pertimbangan.
4.      Untuk membuat keperibadian yang supel dalam bermasyarakat.
Dalam pencapaian keempat tujuan tersebut akseptor didik dibutuhkan bisa untuk terjun kemasyarakat dalam berafiliasi social/interaksi social dan menjadi insan yang berkhasiat bagi diri sendiri ataupun untuk masyarakat.

F.      Implementasi Sosiologi dalam Kehidupan Masyarakat
Ilmu sosiologi dalam implementasinya di kehidupan masyarakat sangat bermacam-macam mulai dari berorganisasi, berbudaya, berbangsa, dan pengendalian social, karna semua ini merupakan bab dari kehidupan masyarakat dan kami memperlihatkan teladan implementasi sosiologi dari pengendalian social yang dimana pengendalian social merupakan segala proses, baik itu direncanakan atau tidak, yang bersifat mendidik, mengajak atau bahkan memaksa warga masyarakat untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai social yang berlaku.
Adapun beberapa teladan pengendalian social sebagai berikut:
a)      Pengendalian sosial sanggup dilakukan oleh individu terhadap individu lainnya, misalnya: orang bau tanah mendidik anak-anaknya biar beradaptasi terhadap kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku.
b)      Pengendalian sosial dilakukan oleh individu terhadap kelompok sosial, misalnya: seorang guru Sekolah Menengan Atas memimpin beberapa siswanya di dalam praktik kerja di lapangan.
c)      Pengendalian sosial sanggup dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya, atau oleh suatu kelompok terhadap individu.
Dari beberapa teladan pengendalian social diatas kita tahu bahwa untuk melaksanakan pengendalian social itu tidak terlepas dari interaksi social/hubungan social, dan kita sanggup menyimpulkan bahwa pengendalian social itu termasuk implementasi dari ilmu sosiologi.


Sumber http://dikaayurahma.blogspot.com