LAPORAN PRAKTIKUM
UJI MAKANAN DAN VITAMIN
BAB 1
PENDAHULUAN
ü Latar belakang
Setiap makhluk hidup niscaya membutuhkan makanan. Tanpa makanan, makhluk hidup akan sulit beraktivitas bahkan tidak sanggup hidup. Makanan mempunyai kiprah penting dalam badan makhluk hidup.
Dengan adanya makanan, kita sanggup beraktivitas, sanggup bernapas, serta sanggup melaksanakan apapun yang kita kehendaki. Mengapa? Karena masakan menghasilkan zat – zat yang sanggup menciptakan kita beraktivitas, bergerak, dan hal lainnya.
Kita semua mengerti bahwa masakan yang baik untuk dikonsumsi ialah masakan bergizi. Apa itu masakan bergizi? Makanan bergizi yaitu masakan yang mengandung semua zat yang dibutuhkan oleh badan kita, menyerupai karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.
Zat – zat tersebut mempunyai kiprah masing – masing yang penting dan tidak sanggup dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Karbohidrat merupakan zat penghasil energi, menjadi sumber tenaga, serta sebagai materi pembentuk protein dan lemak. Dengan adanya energi, kita sanggup tumbuh dan berkembang, serta protein dan lemak sanggup terbentuk. Dalam proses pertumbuhan, zat yang paling dibutuhkan ialah protein, alasannya ialah protein berperan sebagai zat pembangun untuk pertumbuhan, pengganti sel – sel yang rusak, dan pembentukan enzim, hormon, dan antibodi. Sebagai makhluk hidup dengan ciri beradaptasi, pastilah menemui kondisi dimana suhu dalam dan luar badan berbeda. Oleh alasannya ialah itu, dalam badan terdapat lemak yang sanggup melindungi badan dari suhu rendah. Sehingga, badan sanggup beradaptasi. Selain sebagai pelindung badan dari suhu rendah, lemak juga sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K, serta sebagai alas (bantalan) organ. Dalam proses pertumbuhan, vitamin juga berperan penting. Karena vitamin mempunyai fungsi khusus dan tidak sanggup digantikan, vitamin harus ada dalam badan meskipun kecil jumlahnya. Sebagai contoh, vitamin A, C, dan E, merupakan antioksidan yang sanggup menetralisir radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai yang merugikan tubuh. Selain dalam proses pertumbuhan, vitamin juga berperan dalam reaksi – reaksi kimia dalam tubuh, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Dan komponen yang sangat vital bagi badan ialah mineral yang berwujud garam atau unsur. Mineral sangat penting untuk pembentukan hormon, tulang, gigi, dan darah. Sebagai rujukan Fe (besi) sangat berperan dalam pembentukan molekul Hb (haemoglobin) dan sel darah merah. Mineral juga membantu regulasi fungsi tubuh, menyerupai pertumbuhan dan metabolisme. Dalam banyak sekali proses yang terjadi di dalam tubuh, terdapat suatu komponen yang sangat esensial untuk kehidupan dan hampir semua proses dalam badan tidak akan berjalan jikalau komponen ini tidak dipenuhi, komponen yang dimaksud ialah air. Air mempunyai banyak kiprah penting dalam tubuh, diantaranya mengangkut nutrisi ke banyak sekali jaringan, mengangkut sisa – sisa metabolisme dari jaringan ke luar tubuh, sebagai media banyak sekali reaksi kimia dalam tubuh, dan sebagai pelarut zat – zat tertentu (vitamin B dan C).
Itulah kandungan – kandungan yang harus ada dalam masakan bergizi. Dengan adanya teori – teori yang telah dijelaskan di atas, maka kami sebagai siswa kelas XI IA 8 yang diampu oleh Ibu Juwitasari selaku pengampu mata pelajaran Biologi, diberi kiprah untuk membuktikan teori mengenai kandungan (komponen) penting dalam makanan, yaitu dengan melaksanakan praktikum uji masakan dengan memakai beberapa metode yang telah dijelaskan.
ü Tujuan praktikum
1. Tugas dari Ibu Juwitasari, selaku pengampu mata pelajaran Biologi
2. Sebagai nilai praktik Biologi semester II
3. Untuk membuktikan teori dalam buku
4. Mengetahui jenis zat nutrisi yang terkandung dalam masakan
ü Rumusan masalah
1. Pertanyaan yang telah terlampir dalam lembar praktikum.
BAB II
LANDASAN TEORI
Memerlukan makan merupakan salah satu ciri dari makhluk hidup. Makhluk hidup, insan rujukan besarnya, memerlukan masakan untuk sanggup bertahan hidup serta melaksanakan reaksi – reaksi kimia dalam tubuhnya.
Salah satu syarat masakan yang sanggup dikonsumsi insan ialah bergizi. Dimana yang dimaksud bergizi ialah mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Dapat diketahui bahwa masing – masing komponen (zat makanan) tersebut mempunyai fungsi yang tersendiri, tetapi saling berkaitan antar komponen.
Makanan yang kita makan sehari – hari sangat dibutuhkan oleh badan sebagai sumber energi, pertumbuhan, dan untuk menjaga kesehatan. Kita memerlukan masakan dalam jumlah yang sempurna dan nutrisi yang lengkap.
Kekurangan salah satu atau lebih dari zat masakan dalam waktu yang cukup usang akan menimbulkan terjadinya gangguan pada tubuh. Sebaliknya, jikalau mengkonsumsi zat masakan secara berlebihan juga tidak baik bagi kesehatan.
Berikut klarifikasi mengenai zat yang terkandung dalam masakan :
1. Karbohidrat
Karbohidrat ialah zat masakan yang menghasilkan sumber energi atau tenaga. Selain menghasilkan sumber energi, karbohidrat juga berfungsi dalam penyediaan materi pembentuk protein dan lemak, serta menjaga keseimbangan asam dan basa.
Karbohidrat merupakan sumber energi penting alasannya ialah karbohidrat sanggup dipecah menjadi glukosa yang merupakan cuilan penting dalam reaksi kompleks. Setiap reaksi pemecahan glukosa akan menghasilkan energi dalam bentuk ATP.
Contoh masakan yang mengandung karbohidrat antara lain roti, gandum, beras, ketela, dan jagung.
Dalam pengujian zat nutrisi dalam makanan, uji karbohidrat dibagi menjadi dua, yaitu uji amilum dan uji glukosa. Uji amilum memakai larutan yang berjulukan lugol. Langkah – langkah uji amilum pada masakan yaitu dengan mengambil ekstrak makanan, kemudian diteteskan pada plat tetes. Lalu ditetesi dengan larutan lugol sebanyak 3 tetes dan diaduk. Jika warna yang dihasilkan pada ekstrak sesudah perlakuan ialah biru kehitam – hitaman, maka masakan yang diujikan mengandung amilum. Jika tidak berwarna bitu kehitam – hitaman, maka masakan tersebut negatif mengandung amilum.
Yang kedua ialah uji glukosa, yang memakai larutan benedict. Langkah – langkah pengujian serupa dengan uji amilum, tetapi media yang dipakai ialah tabung reaksi dan larutan yang dipakai ialah benedict. Setelah ditetesi benedict sebanyak 5 tetes, tabung reaksi ekstrak masakan sesudah perlakuan pertama itu direbus di dalam gelas kimia yang berisi air mendidih. Pemanasan dilakukan hingga terjadi perubahan warna. Jika warna yang dihasilkan ialah kuning atau merah bata, maka masakan yang diujikan tersebut mengandung glukosa. Jika masakan tersebut tidak berwarna kuning atau merah bata, maka negatif mengandung glukosa.
2. Protein
Setiap sel yang hidup tersusun oleh protein. Protein ialah kumpulan rangkaian asam amino. Protein merupakan cuilan penting dalam plasma sel. Selain sebagai komponen pokok, protein juga tersedia sebagai cadangan makanan. Pada binatang dan manusia, protein tidak sanggup disimpan sebagai cadangan makanan.
Fungsi utama protein dalam badan ialah sebagai zat pembangun dalam tubuh, pembentuk sel – sel gres (pada reproduksi dan pertumbuhan), dan pengganti sel – sel yang rusak. Selain itu, protein juga bermanfaat untuk pembentukan senyawa lain (lemak, antibodi, karbohidrat, enzim, dan hormon), serta mempertahankan viskositas darah.
Contoh sumber protein ialah telur, ikan, daging, susu, belut, udang, cumi – cumi, hati, ginjal, otak, kedelai, kacang tanah, petai, gandum, kepiting, dan rajungan.
Dalam pengujian protein pada masakan memakai larutan yang berjulukan biuret. Langkah – langkah pengujian sama dengan uji amilum, yaitu mengambil ekstrak masakan terlebih dahulu, kemudian meneteskan pada plat tetes. Setelah itu, ditetesi dengan larutan biuret sebanyak 3 tetes, diaduk, dan menunggu hingga terjadi perubahan warna. Jika warna yang dihasilkan ialah violet atau ungu, maka masakan tersebut mengandung protein, dan jikalau warna yang dihasilkan tidak ungu atau violet, maka masakan tersebut negatif mengandung protein.
3. Lemak
Lemak merupakan senyawa beragam dan sumber energi yang menyediakan kalori lebih banyak dari karbohidrat dan protein. Lemak, karbohidrat, dan protein merupakan zat nutrisi terpenting bagi badan manusia.
Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energi, pelarut vitamin A, D, E, dan K, pembangun cuilan badan tertentu, pelindung alat – alat dalam, dan pelindung badan dari suhu rendah.
Contoh sumber lemak yaitu minyak goreng, susu, mentega, keju, daging, telur, kacang tanah, kelapa sawit, kelapa, wijen, margarin, kacang kapri dan biji mete.
Terdapat dua cara untuk pengujian lemak, yaitu konvensional dan kimiawi. Cara konvensional yaitu memakai kertas buram atau HVS untuk pengujian. Caranya ialah dengan meneteskan ekstrak masakan atau meletakkan masakan makro di atas kertas. Setelah itu, dinantikan hingga benar – benar kering dan dilihat apakah terdapat corak – corak transparan atau tidak. Jika ada, berarti masakan tersebut mengandung lemak. Jika hanya terlihat bekas dengan tekstur agak kaku dan tidak terlihat transparan, maka masakan tersebut tidak mengandung lemak.
Cara kimiawi yaitu memakai larutan etanol dan air. Caranya ialah memasukkan 5 ml etanol ke dalam tabung reaksi. Kemudian meneteskan ekstrak masakan sebanyak 2 tetes. Lalu, menuangkan etanol dan ekstrak ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air. Jika terbentuk emulsi putih keruh, berarti masakan tersebut mengandung lemak.
4. Vitamin
Vitamin sangat dibutuhkan oleh badan walaupun dalam jumlah yang sedikit. Vitamin bukanlah energi, tetapi vitamin melaksanakan fungsi regulator (pengatur). Vitamin berkerja sama dengan enzim dalam beberapa reaksi kimia.
Vitamin juga penting dalam pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan reproduksi. Seperti yang telah disebut diatas, vitamin diharapkan badan meskipun jumlah sedikit alasannya ialah vitamin mempunyai fungsi khusus yang tidak sanggup digantikan oleh zat lain. Sebagai rujukan vitamin A, C dan E merupakan antioksidan yang sanggup menetralisir radikal bebas dan mencegah terjadinya reaksi berantai yang merugikan tubuh.
Pengujian vitamin dalam makanan, khususnya vitamin C berbeda dengan pengujian zat masakan lainnya. Pada pengujian sebelumnya, ekstrak masakan ditetesi oleh larutan, tetapi untuk uji vitamin, ekstrak masakan menetesi larutan.
Pengujian kandungan vitamin C dalam materi masakan dilakukan dengan cara membandingkannya dengan kadar vitamin C yang telah diketahui atau telah diuji sebelumnya. Larutan yang dipakai dalam pengujian vitamin C ialah larutan amilum iodida (AI), yang dibentuk dari 1 ml kanji dilarutkan dalam 25 ml akuades, dan ditambah 2 tetes lugol.
Langkah – langkah pengujian ialah pertama, mengukur berapa tetes dalam 1 ml. Kemudian meneteskan amilum iodida ke dalam tabung reaksi sebanyak 1 ml. Lalu, vitamin C yang belum diketahui kadarnya, diteteskan ke dalam tabung reaksi berisi AI itu. Hal yang harus diperhatikan ialah dalam meneteskan larutan ke dalam AI, dipastikan tidak ada gelembung dalam tetesan dan selalu dikocok untuk setiap tetesan ekstrak makanan. Setelah itu, menghitung kadar vitamin C tersebut, yaitu berapa tetes untuk menjernihkan AI dibanding jumlah tetesan dalam 1 ml. Setelah itu, meneteskan lagi AI sebanyak 1 ml ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, meneteskan ekstrak masakan ke dalam tabung reaksi tersebut dan menghitung jumlah tetesan yang dibutuhkan untuk menjernihkan AI. Jika larutan AI sudah jernih, dilakukan penghitungan kadar vitamin C pada ekstrak masakan yang diujikan dengan perbandingan kadar vitamin C yang telah diuji sebelumnya.
Jadi, indikator pengujian vitamin C ialah menjernihkan AI dengan ekstrak masakan yang diteteskan.
5. Mineral
Mineral penting untuk pembentukan hormon, gigi, tulang, dan darah. Contohnya Fe (besi) sangat berperan dalam pembentukan molekul Hb (haemoglobin) dan sel darah merah. Mineral juga membantu regulasi fungsi tubuh, menyerupai pertumbuhan dan metabolisme. Kekurangan mineral menimbulkan defisiensi. Mineral yang merupakan faktor defisiensi, contohnya Ca (kalsium), Fe (ferum), P (fosfor), dan I (iodin).
BAB III
EKSPERIMEN
Hari / tanggal : Senin, 11 Januari 2016
Tempat : Laboratorium Biologi Sekolah Menengan Atas N 1 Sragen
ü Alat :
1. Tabung reaksi dan rak
2. Plat tetes
3. Pipet tetes
4. Gelas beker
5. Pembakar spirtus, tripod, dan angsang
6. Saringan
7. Gelas plastik dan sendok
8. Cawan petri
9. Penjepit tabung reaksi
10. Kertas (HVS dan buram)
ü Bahan :
a. Praktikum uji masakan I
1. Larutan nasi
2. Larutan putih telur
3. Larutan gula
4. 3 larutan materi masakan lainnya (kentang, kacang tanah, dan tahu)
5. Larutan lugol
6. Larutan benedict
7. Larutan biuret
b. Praktikum uji masakan II (vitamin)
1. Daun pepaya
2. Jambu
3. Tomat
4. Minuman UC.1000
5. Larutan amilum iodida
6. Larutan vitamin C
ü Cara kerja :
a. Praktikum uji masakan I
1. Membuat larutan materi masakan yang akan diuji.
2. Mengisi tabung reaksi dengan estrak materi uji setinggi 1 cm atau menetesi plast tetes dengan esktrak materi uji sebanyak 3 tetes.
3. Menetesi larutan indicator ke dalam tabung reaksi atau plat tetes.
- Lugol : menetesi esktrak materi uji dengan 3 tetes lugol, kemudian mengocok atau mengaduknya.
- Benedict : menetesi esktrak materi uji dengan 5 tetes benedict, kemudian mengocok / mengaduknya, dan pribadi dipanaskan.
- Biuret : menetesi ekstrak materi uji dengan 5 tetes biuret, kemudian mengocok atau mengaduknya.
4. Menguji ekstrak materi uji di atas kertas buram, dengan menetesi secukupnya ekstrak materi uji.
5. Mengamati perubahan warna yang terjadi terhadap ekstrak materi uji.
6. Membuat laporan resmi praktikum.
b. Praktikum uji masakan II (uji vitamin)
1. Membuat larutan materi masakan yang akan diuji.
2. Menentukan berapa tetes larutan dalam 1 ml
3. Menentukan berapa tetes larutan vitamin C dalam 1 ml amilum iodida
4. Meneteskan amilum iodida ke dalam 4 tabung reaksi yang berbeda sebanyak tetesan yang telah dicek sebelumnya (1 ml).
5. Meneteskan ekstrak materi uji ke dalam tabung reaksi yang berisi amilum iodida hingga warna biru menghilang (menjadi jernih), kemudian hitung tetesan setiap ekstrak materi uji.
6. Merebus sisa ekstrak materi uji selama 5 menit.
7. Menyediakan 4 tabung reaksi berisi 1 ml amilum iodida.
8. Meneteskan ekstrak materi uji yang telah direbus ke dalam tabung reaksi berisi amilum iodida.
9. Menghitung berapa tetes ekstrak materi uji rebus.
10. Membandingkan hasil uji sebelum direbus dan sesudah direbus.
11. Membuat laporan resmi praktikum.
BAB IV
DATA DAN ANALISA
DATA PENGAMATAN
Sebelum perlakuan | Sesudah perlakuan |
Pengujian dengan lugol dan biuret | Pengujian dengan lugol dan biuret |
Pengujian dengan benedict + pemanasan | Pengujian dengan benedict + pemanasan |
Ekstrak materi uji vitamin (sebelum direbus) (larutan UC.1000 belum sempat difoto) | Ekstrak materi uji vitamin (sebelum direbus + perlakuan) |
Ekstrak materi uji vitamin (setelah direbus) | Esktrak materi uji vitamin (setelah direbus + perlakuan) |
ANALISA DATA UJI KANDUNGAN ZAT MAKANAN
Data perubahan warna yang terjadi.
No. | Bahan | Lugol | Biuret | Benedict | Noda kertas |
1. | Tahu | Kuning pucat | Biru keunguan | Putih | Tidak ada |
2. | Putih telur | Kuning pucat | Biru keunguan | Coklat | Tidak ada |
3. | Margarin | Kuning cerah | Biru cerah | Hijau | Ada |
4. | Nasi | Biru tua | Biru cerah | Kuning keruh | Tidak ada |
5. | Gula | Kuning cerah | Biru cerah | Orange | Tidak ada |
6. | Kentang | Biru tua | Biru cerah | Coklat muda | Tidak ada |
Analisa perubahan warna yang terjadi.
1. Tahu
Pengujian pada tahu dilakukan sebanyak empat kali, yaitu uji amilum, uji protein, uji glukosa, dan uji kandungan lemak.
Pengujian pertama ialah uji amilum. Setelah ekstrak tahu diambil, diteteskan pada plat tetes sebanyak 3 tetes. Kemudian ditetesi dengan larutan lugol sebanyak 3 tetes. Beberapa dikala kemudian, terjadi perubahan warna, yang semula ekstrak tahu berwarna putih jernih menjadi kuning keruh. Hal itu menunjukan bahwa tahu yang diujikan tidak mengandung amilum. Sesuai dengan teori, bahwa masakan akan mengandung amilum jikalau sesudah ditetesi dengan lugol akan berubah warna menjadi biru kehitaman atau biru tua.
Pengujian kedua ialah uji protein. Ekstrak tahu diambil, kemudian diteteskan pada plat tetes sebanyak 3 tetes. Setelah itu, diberi larutan biuret. Beberapa dikala kemudian, terjadi perubahan warna yang semula berwarna putih jernih menjadi biru keunguan. Hal itu menunjukan bahwa tahu yang diujikan mengandung protein. Sesuai dengan teori, bahwa masakan akan mengandung protein jikalau warna sesudah ditetesi dengan biuret akan menjelma biru keunguan.
Pengujian ketiga ialah uji glukosa. Ekstrak tahu diambil, kemudian diteteskan ke dalam tabung reaksi. Setelah itu, ditetesi dengan larutan benedict sebanyak 5 tetes, dikocok. Lalu, dipanaskan ke dalam gelas kimia yang berisi air mendidih. Beberapa dikala kemudian, tidak terjadi perubahan warna pada tahu, yang semula berwarna putih jernih dengan endapan tetap putih dengan tidak ada endapan. Hal itu menunjukan bahwa tahu yang diujikan tidak mengandung glukosa. Sesuai dengan teori, jikalau esktrak masakan diberi larutan benedict kemudian dipanaskan dan terjadi perubahan warna menjadi merah bata, maka masakan tersebut positif mengandung glukosa.
Pengujian yang terakhir ialah uji kandungan lemak. Hasil dari tetesan ekstrak tahu pada kertas buram ialah tidak tampak corak transparan. Sehingga, tahu yang diujikan tidak mengandung lemak. Sesuai dengan teori, bahwa masakan yang diujikan akan mengandung lemak apabila tampak pada kertas corak transparan.
2. Putih telur
Pengujian pertama ialah uji amilum. Setelah ekstrak putih telur ditetesi dengan lugol, dihasilkan warna kuning pucat, dimana sebelum perlakuan warnanya ialah putih jernih. Hal itu menunjukan bahwa putih telur yang diujikan tidak mengandung amilum. Dimana menurut teori, masakan yang diujikan akan mengandung amilum jikalau warna sesudah diberi lugol ialah biru kehitaman.
Pengujian kedua ialah uji protein. Warna yang dihasilkan sesudah ditetesi biuret ialah biru keunguan. Hal itu menunjukan bahwa putih telur yang diujikan mengandung protein. Berdasar teori bahwa masakan positif mengandung protein jikalau sesudah ditetesi dengan biuret warnanya akan menjelma violet atau ungu.
Pengujian ketiga ialah uji glukosa. Setelah menerima beberapa perlakuan dalam uji glukosa, dihasilkan warna pada putih telur yaitu coklat. Hal itu menunjukan bahwa putih telur yang diujikan tidak mengandung glukosa. Karena berdasar teori, masakan positif mengandung glukosa apabila dihasilkan warna merah bata sesudah dipanaskan.
Pengujian yang terakhir yaitu uji kandungan lemak. Setelah kertas buram media pengujian kering, ternyata tidak terdapat corak transparan. Sehingga, putih telur yang diujikan tidak mengandung lemak. Karena berdasar teori, masakan positif mengandung lemak jikalau timbul corak transparan pada kertas.
3. Margarin
Pengujian pertama ialah uji amilum. Setelah menerima perlakuan, margarin yang semula berwarna putih kekuningan menjadi kuning cerah. Berarti, margarin yang diujikan tidak mengandung amilum. Karena menurut teori, masakan positif mengandung amilum jikalau terjadi perubahan warna menjadi biru kehitaman sesudah ditetesi dengan lugol.
Pengujian kedua ialah uji protein. Perubahan warna yang dihasilkan pada margarin sesudah menerima perlakuan ialah biru cerah dengan warna kuning pada cuilan permukaan. Hal itu menunjukan bahwa margarin yang diujikan tidak mengandung protein. Karena berdasar pada teori, masakan positif mengandung protein, jikalau sesudah diberi tetesan biuret, maka terjadi perubahan warna menjadi biru keunguan.
Pengujian ketiga ialah uji glukosa. Setelah menerima perlakuan dalam uji glukosa, terdapat warna final yaitu hijau dengan warna kuning pada cuilan permukaan. Hal itu menunjukan bahwa margarin yang diujikan tidak mengandung glukosa. Berdasar pada teori, masakan yang positif mengandung glukosa akan berubah warna menjadi kuning atau merah bata sesudah menerima perlakuan.
Pengujian yang terakhir ialah uji kandungan lemak. Hasil final dalam uji lemak yaitu terdapat bekas corak transparan pada kertas buram sesudah penetesan margarin. Hal itu menunjukan margarin yang diujikan mengandung lemak. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung lemak jikalau terdapat corak transparan pada kertas buram (media pengujian).
4. Nasi
Pengujian pertama ialah uji amilum. Setelah menerima perlakuan, terjadi perubahan warna pada nasi yang semula berwarna putih menjadi bitu kehitaman. Hal itu menunjukan nasi yang diujikan mengandung amilum. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung amilum jikalau warna final ialah biru kehitaman.
Pengujian kedua ialah uji protein. Setelah menerima perlakuan, dihasilkan warna final yaitu biru cerah. Berarti, nasi yang diujikan tidak mengandung protein. Karena berdasar pada teori, masakan positif mengandung protein jikalau dihasilkan warna final yaitu biru keunguan.
Pengujian ketiga ialah uji glukosa. Setelah menerima beberapa perlakuan, terjadi perubahan warna pada ekstrak nasi yang semula berwarna putih menjadi kuning pucat atau kuning keputihan. Hal itu berarti nasi yang diujikan tidak mengandung glukosa. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung glukosa, bila dihasilkan warna final yaitu kuning cerah atau merah bata.
Pengujian yang terakhir yaitu uji kandungan lemak. Setelah diteteskan pada kertas buram, ternyata tidak meninggalkan corak transparan. Hal itu menunjukan bahwa nasi yang diujikan tidak mengandung lemak. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung lemak jikalau meninggalkan corak transparan dikala diuji memakai kertas buram.
5. Gula
Pengujian pertama ialah uji amilum. Setelah menerima perlakuan, terjadi perubahan warna pada larutan gula yaitu kuning pucat. Hal itu menunjukan bahwa gula yang diujikan tidak mengandung amilum. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung amilum jikalau dihasilkan warna final yaitu biru kehitaman.
Pengujian kedua ialah uji protein. Pada larutan gula yang telah menerima perlakuan, terjadi perubahan warna menjadi biru cerah. Hal itu menunjukan bahwa gula yang diujikan tidak mengandung protein. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung protein jikalau dihasilkan warna final biru keunguan.
Pengujian ketiga ialah uji glukosa. Setelah menerima perlakuan, terjadi perubahan warna pada larutan gula menjadi merah bata. Hal itu menunjukan bahwa gula yang diujikan mengandung glukosa. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung glukosa jikalau dihasilkan warna final yaitu kuning atau merah bata.
Pengujian yang terakhir ialah uji kandungan lemak. Setelah diteteskan pada media pengujian yaitu kertas buram, ternyata tidak ada corak transparan. Hal itu menunjukan bahwa gula yang diujikan tidak mengandung lemak. Karena teori menyampaikan bahwa masakan positif mengandung lemak jikalau meninggal corak transparan pada kertas buram.
6. Kentang
Pengujian pertama ialah uji amilum. Setelah menerima perlakuan, dihasilkan warna final pada ekstrak kentang yaitu biru kehitaman. Hal itu menunjukan bahwa kentang yang diujikan mengandung amilum. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung amilum jikalau dihasilkan warna final yaitu biru kehitaman.
Pengujian kedua ialah uji protein. Setelah menerima perlakuan, ekstrak kentang yang semula berwarna coklat berubah warna menjadi biru cerah. Hal itu menunjukan bahwa kentang yang diujikan tidak mengandung protein. Sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung protein jikalau dihasilkan warna final yaitu biru keunguan.
Pengujian ketiga ialah uji glukosa. Ekstrak kentang yang telah menerima perlakuan uji glukosa, ternyata tidak terjadi perubahan warna, yang semula coklat tetap coklat. Hal itu menunjukan bahwa kentang yang diujikan tidak mengandung glukosa. Karena teori menyampaikan bahwa masakan positif mengandung glukosa jikalau dihasilkan warna final yaitu merah bata.
Pengujian yang terakhir yaitu uji kandungan lemak. Setelah ekstrak kentang diteteskan pada kertas buram dan kertas buram sudah kering, ternyata tidak ada corak transparan. Berarti kentang yang diujikan tidak mengandung lemak. Karena sesuai dengan teori bahwa masakan positif mengandung lemak jikalau meninggalkan corak transparan pada kertas buram.
Dari analisa data di atas, sanggup diambil sebuah data hasil pengujian, sebagai berikut :
Hasil pengujian *)
No. | Bahan | Amilum | Glukosa | Protein | Lemak |
1. | Tahu | – | – | + | – |
2. | Telur | – | – | + | – |
3. | Margarin | – | – | – | + |
4. | Nasi | + | – | – | – |
5. | Gula | – | + | – | – |
6. | Kentang | + | – | – | – |
Keterangan :
*) analisa dan data hasil analisa dilaporkan secara umum. Hanya berbatas pada ada tidaknya zat yang terkandung dalam makanan. Tidak berdasar pada bagaimana kandungan di dalam masakan (tidak mengandung, sedikit mengandung, atau banyak mengandung zat nutrisi).
PERTANYAAN
1. Bahan masakan yang mana sajakah yang mengandung :
a. Karbohidrat?
b. Protein?
c. Lemak?
Jawab :
a. Nasi dan kentang
b. Tahu dan telur
c. Margarin
2. Bahan masakan manakah yang paling lengkap kandungan makanannya?
Jawab :
Dalam praktikum ini, materi – materi yang kami bawa, tidak ada yang mengandung zat masakan lengkap. Telah dibahas pada analisis data uji kandungan makanan, setiap materi masakan yang kami bawa, mengandung satu zat nutrisi (kandungan makanan).
3. Bahan masakan manakah yang sangat dibutuhkan bagi badan kita?
Jawab :
Tentunya semua zat masakan sangat dibutuhkan bagi tubuh. Tetapi, ada satu zat masakan yang paling penting untuk pertumbuhan badan kita yaitu protein. Dan materi masakan yang kami bawa dikala praktikum yang mengandung protein ialah tahu dan telur.
4. Apa pendapatmu jikalau seseorang kelebihan karbohidrat dengan konsumsi makanannya?
Jawab :
Tidak baik. Dan akan menimbulkan penyakit, menyerupai obesitas. Karena badan kita tidak hanya membutuhkan karbohidrat. Dan bilapun karbohidrat banyak dikonsumsi, maka akan terjadi ketidakseimbanagn proses kimia dalam badan kita.
5. Bahan masakan yang diharapkan oleh badan insan tergantung apa saja?
Jawab :
- Umur
- Kondisi badan (riwayat penyakit)
- Kandungan zat nutrisi pada materi masakan
6. Zat masakan apa sajakah yang terkandung dalam buah – buahan?
Jawab :
- Vitamin
- Mineral
- Air
7. Bagaimanakah kandungan masakan pada sayuran?
Jawab :
Kandungan pada sayuran mencakup :
a. Mineral
b. Vitamin
c. Serat
8. Mengapa sayuran diharapkan bagi manusia? Jelaskan!
Jawab :
Karena sayuran mempunyai zat nutrisi yang lengkap (makanan padat gizi), rendah lemak, dan mendukung untuk kesehatan badan secara keseluruhan. Selain itu, sayuran sangat tinggi akan serat, vitamin, antioksidan, serta menurunkan resiko kanker.
ANALISA DATA UJI VITAMIN
1 ml = 20 tetes air / aquades
Sebelum direbus
No. | Bahan | Jumlah tetesan |
1. | Larutan vitamin C | 1 |
2. | Tomat | 1 |
3. | Daun pepaya | 1 |
4. | Jambu biji | 2 |
5. | UC.1000 | 1 |
a. Larutan vitamin C
Pada praktikum uji kandungan vitamin C pada materi makanan, terlebih dahulu mengetahui kandungan vitamin C, yang akan dipakai sebagai patokan dalam memilih kadar vitamin C pada masakan yang diujikan.
Sebelum praktikum, dilakukan pengecekan pipet tetes yang akan digunakan, dan akhirnya ialah 1 ml air sama dengan 20 ml pipet tetes berukuran sedang (diameter belum diketahui). Dan telah tersedia pula 1 ml AI dalam tabung reaksi, kemudian dilakukan penetesan larutan vitamin C ke dalam tabung reaksi. Ternyata, jumlah tetesan yang sanggup menjernihkan AI ialah 1 tetes. Sehingga kadar 1 ml vitamin C ialah 1 tetes dibanding 20 tetes yaitu 0,05 mg vitamin C. Secara kuantitatif, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 1 tetes
b. Ekstrak tomat
Setelah mengetahui kadar 1 ml vitamin C, menguji kadar vitamin C pada tomat. Kemudian, meneteskan ekstrak tomat yang telah dibentuk sebelumnya ke dalam tabung reaksi yang berisi AI sebanyak 1 ml. Setelah itu, dihasilkan 1 tetes saja untuk menjernihkan amilum iodida. Sehingga, perhitungannya ialah perbandingan dari kadar 1 ml vitamin C dengan jumlah tetesan dalam 1 ml dan jumlah tetesan yang menjernihkan AI. Sehingga diperoleh kadar vitamin C pada 1 ml buah tomat ialah 1 mg vitamin C. Secara kuantitatif, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 1 tetes
c. Ekstrak jambu biji
Setelah dilakukan praktikum, ekstrak jambu biji sanggup menjernihkan 1 ml AI dengan 2 tetes ekstrak jambu biji. Sehingga, kadar vitamin C yang terkandung dalam jambu biji yang diujikan ialah adalah 0,5 mg vitamin C. Dengan perhitungan, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 2 tetes
d. Daun pepaya
Larutan 1 ml AI dalam tabung reaksi berubah warna, yang semula biru menjadi putih jernih alasannya ialah ditetesi dengan ekstrak daun pepaya sebanyak 1 tetes. Sehingga, kadar vitamin C dalam daun pepaya yang diujikan ialah 1 mg vitamin C. Perhitungan secara matematika, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 1 tetes
e. UC.1000
Vitamin C yang terkandung dalam UC.1000 ialah 1000 mg. Sehingga, sebelum praktikum harus dilarutkan dalam aquades semoga menerima larutan sebanyak 1 ml. Kemudian, larutan UC.1000 diteteskan pada tabung reaksi yang telah berisi 1 ml AI. Hasilnya ialah larutan AI sanggup dijernihkan dengan larutan UC.1000 sebanyak 1 tetes. Sehingga, kadar vitamin C pada larutan yang diujikan ialah 1 mg vitamin C.
Warna biru amilum iodida hilang = 1 tetes
Setelah direbus
No. | Bahan | Jumlah tetesan |
1. | Tomat | 2 |
2. | Daun pepaya | 1 |
3. | Jambu biji | 3 |
4. | UC.1000 | 2 |
a. Tomat
Setelah dilakukan perebusan pada ekstrak tomat, ternyata terjadi perubahan jumlah tetes yang sanggup menjernihkan AI, yaitu sebanyak 2 tetes. Sehingga, kadar vitamin C berkurang, menjadi 0,5 mg. Dengan perhitungan, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 2 tetes
b. Daun pepaya
Berbeda dengan ekstrak tomat, ekstrak daun pepaya sesudah direbus tidak ada perubahan jumlah tetes yang sanggup menjernihkan AI, jumlah tetesnya tetap yaitu 1 tetes. Sehingga, kadar vitamin C yang terkandung didalamnya tetap 1 mg.
Warna biru amilum iodida hilang = 1 tetes
c. Jambu biji
Hal serupa dengan ekstrak tomat dialami oleh ekstrak jambu biji. Setelah dilakukan perebusan, ternyata terjadi perubahan jumlah tetes yang sanggup menjernihkan AI, yaitu sebanyak 3 tetes. Sehingga, kadar vitamin C yang terkandung di dalamnya berkurang menjadi 0,3 mg. Dengan perhitungan matematika, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 3 tetes
d. UC.1000
Begitu pula UC.1000. Setelah dilakukan perebusan, terjadi perubahan jumlah tetes yang sanggup menjernihkan 1 ml AI, yaitu sebanyak 3 tetes. Sehingga, kadar vitamin C yang terkandung di dalamnya mengalami penurunan menjadi 0,5 mg. Dengan kuantitatif, sebagai berikut :
Warna biru amilum iodida hilang = 3 tetes
Dari analisa data di atas, sanggup diambil data hasil analisa, sebagai berikut :
Bahan | Sebelum direbus | Setelah direbus |
Tomat | 1 mg | 0,5 mg |
Daun pepaya | 1 mg | 1 mg |
Jambu biji | 0,5 mg | 0,3 mg |
UC.1000 | 1 mg | 0,5 mg |
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data pada uji materi makanan, telah dibahas materi masakan yang mengandung amilum, glukosa, protein, serta lemak. Kandungan zat nutrisi tersebut apabila dites dengan suatu larutan atau indikator akan terjadi perubahan warna. Perubahan warna itulah yang menjadi dasar bagi kami memilih apa saja yang dikandung dalam materi makanan. Berikut penjelasannya :
- Bahan masakan yang mengandung amilum :
1. Nasi
2. Kentang
- Bahan masakan yang mengandung protein :
1. Tahu
2. Putih telur
- Bahan masakan yang mengandung lemak :
1. Margarin
- Bahan masakan yang mengandung glukosa :
1. Gula (larutan gula)
Berdasarkan analisa data uji vitamin, terdapat kadar vitamin sebelum direbus dan sesudah direbus. Dari data, sanggup kami simpulkan bahwa kadar vitamin pada materi masakan sebelum direbus lebih banyak daripada materi masakan sesudah direbus.
Selain itu, dilihat dari banyaknya tetesan yang menjernihkan amilum iodida, sanggup kami simpulkan bahwa semakin banyak tetesan maka semakin sedikit kadar vitamin C, begitu juga sebaliknya semakin sedikit tetesan maka semakin tinggi kadar vitamin C.
Sumber http://waidatinatin.blogspot.com