Kata baku dan tidak baku mungkin ditelinga semua orang sudah tidak menjadi hal yang gila lagi. Baik itu di lingkungan sekolah, masyarakat, bahkan di lingkungan lainnya pun kata baku dan kata tidak baku sudah menjadi hal yang familiar.
Salah satu hal terkecil yang ada dalam ilmu bahasa yakni kata. Jika kita berpedoman pada EYD, maka terdapat dua jenis kata dalam bahasa Indonesia, yaitu kata baku dan kata tidak baku. Kata yang telah tercantum dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan jenis kata baku. Sedangkan kata yang tidak tercantum dalam EYD dan tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar maka kata tersebut sanggup digolongkan ke dalam ragam bahasa tidak baku.
Kadua jenis kata tersebut mempunyai sifat yang tidak infinit atau selamanya, sebab bahasa yakni sebuah ilmu yang sangat dinamis. Oleh sebab itu, bila zaman semakin berkembang dengan pesat maka banyak sekali kata-kata gres yang akan bermunculan. Kata-kata gres yang muncul terseut sanggup dikategorikan sebagai kata yang baku dan sanggup juga sebagai kata yang tidak baku. Demikian juga dengan kata baku yang sudah usang sewaktu-waktu sanggup berkembang menjadi kata yang tidak baku.
Kata tidak baku sanggup muncul sebab beberapa penyebab. Dan hal itu sebab kita sering tidak sadar telah menggunakan kata tidak baku tersebut baik dalam penulisan maupun percakapan. Biasanya mereka yang sering tidak sadar telah mengakibatkan munculnya kata tidak baku ini bila tidak segera berusaha untuk memperbaiki kesalahan dari kata-kata yang ia ucapkan maupun tuliskan sehingga kata tak baku ini menjadi selalu ada. Kadang juga ada yang secara tidak sengaja terbawa oleh orang yang sering menggunakan kata tidak baku tersebut.
Biasanya orang menyerupai itu yakni artis, public figure, dan masih banyak lagi. Selain itu, mereka juga tidak mengetahui bahwa kata-kata yang telah mereka ucapkan merupakan kata yang tidak baku dan telah menjadi kebiasaan bagi mereka dengan menggunakan kata tidak baku untuk percakapan sehari-hari. Apalagi kini telah bermunculan kata-kata yang gaul bahkan teralu berlebihan “alay” yang sangat bertentangan dengan kaidah bahasa Indonesia menyerupai enelan, ntab gan, dan lain-lain
Bahasa baku sering digunakan pada sebuah acara-acara resmi, dan kadang juga disebut sebagai kata resmi. Tak heran bila kata-kata baku ini sering diterapkan pada kepentingan yang formal menyerupai pada pidato resmi, pertemuan resmi, pembuatan karya tulis ilmiah, artikel koran, program kenegaraan, surat lamaran kerja, surat dan dokumen negara dan lain-lain yang formal.
Beberapa klarifikasi dan pengertian ihwal kata baku dan tidak baku ini sanggup kau simak melalui klarifikasi berikut ini!
Contents
Pengertian Kata Baku
Kata baku merupakan kata yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah ditetapkan. Biasanya kata baku ini sering digunakan pada kalimat-kalimat resmi, baik itu dalam goresan pena maupun pengucapan kata-katanya.
Penggunaan kata baku biasanya untuk hal-hal berikut ini, menyerupai :
- Pembuatan karya ilmiah
- Pembuatan nota dinas
- Pembuatan laporan
- Pembuatan surat edaran, surat dinas, dan surat resmi lainnya.
- Digunakan ketika pidato dan ketika rapat kedinasan
- Digunakan ketika diskusi atau bermusyawarah
- Kegiatan surat menyurat antar organisasi, lebaga, maupun instansi-instansi laiinnya yang resmi.
- Pembuatan surat lamaran pekerjaan
Fungsi Bahasa Baku
Bahasa baku mempunyai fungsi sebagai pemersatu, pembawa kewibawaan, pemberi kekhasan, dan sebagai kerangka acuan.
Ciri-ciri Bahasa Baku yakni sebagai berikut:
- Digunakan untuk situasi formal, forum-forum resmi, seminar, workshop, wacana teknis, rapat dan lain-lain.
- Mempunyai kemantapan yang dinamis yaitu hukum yang dimilikinya tetap dan tidak akan berubah sama sekali.
- Memiliki sifat yang kecendekiawan dalam artian bahwa wujud dalam kalimatnya, paragraf, serta satuan bahasa lain tersebut akan mengungkapkan kecerdikan sehat yang baik.
- Mempunyai keseragaman kaidahnya dalam arti bahasanya baku bukan sebab penyamaan ragam bahasa melainkan kaidahnya yang sama.
- Tidak memperlihatkan unsur kedaerahan atau gila dalam segi pelafalan
Kata baku bila dilihat dari aneka macam segi
- Baku bila dilihat dari segi lafal
Dalam bahasa lisan, lafal yang tidak baku pada gilirannya akan muncul pula dalam bahasa tulis. Mengapa? Karena banyak penulis yang terpengaruh oleh lafal bahasa verbal tersebut. Sementara lafal baku merupakan lafal yang tidak memperlihatkan ciri-ciri dari bahasa daerahnya.
Cobalah perhatikan contoh-contoh berikut! Kata-kata sebelah kanan yakni tidak kata baku sedangkan sebelah kiri yakni tidak baku.
Baku Tidak Baku
enam enem
semakin semangkin
atap atep
cuma cuman
gubuk gubug
- Baku bila dilihat dari segi ejaannya
Sejak tahun 1972, ejaan bahasa Indonesia yang baku telah diberlakukan. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) yakni nama ejaannya. Untuk itulah, semua kata yang tidak tertulis dalam kaidah bahasa yang telah diatur oleh EYD merupakan kata tidak baku. Sedangkan yang tertulis dalam EYD disebut kata baku.
Perhatikan beberapa kata ejaan yang tidak baku yang sering kita jumpai di masyarakat dan sebelah kirinya yakni kata yang baku sesuai EYD.
Baku Tidak Baku
ekspres ekpres, espres
kompleks komplek
sistem sistim
doa do’a
jadwal jadual
nasehat nasihat
apotek apotik
kualitas kwalitas, kwalitet
wali kota walikota
kosa kata kosakata
aktif aktip
- Baku bila dilihat dari segi gramatika
Bila ditinjau dari segi gramatika, maka kata baku harus dibuat berdasarkan kaidah-kaidah gramatika. Cobalah perhatikan kata-kata menyerupai ngontrak, tinjau, sekolah, bikin bersih, dan kedudukan pada kalimat di bawah ini!
- Andi ngontrak kios di Mangga Square.
- Bupati tinjau pembangunan jembatan Krasak
- Bella sekolah di Malaysia.
- Coba kau bikin bersih tempat ini kini juga.
- Kakaknya punya kedudukkan penting di Dinas Pendidikan.
Pada kalimat pertama, bentuk kata baku ngontrak yakni mengontrak. Pada kalimat kedua bentuk baku dari kata tinjau yakni meninjau. Pada kalimat ketiga bentuk kata baku sekolah yakni bersekolah. Mengapa demikian? Karena sekolah merupakan kata benda sedangkan bila predikat harus menggunakan kata kerja yaitu bersekolah. Pada kalimat keempat, bentuk baku dari kata bikin bersih yakni bersihkan. Dan untuk kalimat kelima, bentuk baku kata kedudukkan harus menggunakan satu k yaitu kedudukan.
- Baku bila dilihat dari segi nasional
Sebaiknya bila ada kata-kata yang masih bersifat kedaerahan atau belum nasional, jangan digunakan dalam sebuah karangan ilmiah ataupun laporan. Namun bila ada kata-kata yang berasal dare bahasa kawasan namun sudah mempunyai sifat nasional artinya sudah menjadi cuilan dari banyaknya kosakata bahasa Indonesia boleh saja jikalau mau digunakan. Coba simaklah dan bandingkanlah beberapa kosakata berikut ini. Sebelah kanan kata tidak baku dan sebelah kiri kata baku.
Baku Tidak Baku
lurus lempeng
tidak ndak, nggak
sekali, sangat banget
kacau semrawut
menurut manut
bicara ngomong
landai mudun
- Baku bila dilihat dari segi Bahasa Asing
Bila ejaannya bahasa gila sudah dimuat dalam pemikiran adaptasi ejaan bahasa gila maka kata serapan bahasa gila sanggup disebut sebagai bahasa baku. Misalnya saja yang telah disebutkan dalam EYD pada buku Pedoman Pembentukan Istilah (Depdikbud dalam Chaer, 2011:34). Cobalah kau simak serta perhatikan formasi kata-kata di bawah ini! Sebelah kanan kata tidak baku dan sebelah kiri kata baku.
Baku Tidak Baku
standar standard
standardisasi standarisasi
kolektif kolektip
sertifikat certipikat
analisis analisa
kuantitas kwantitas
konsekuen konsekwen
konduite kondite
hierarki hirarki
Akan tetapi juga harus diperhatikan penyesuaiannya dari ahasa gila yang tidak ditulis dengan menggunakan bahasa latin, contohnya bahasa cina dan bahasa arab. Keduanya tersebut ada yang disebut dengan istilah tranliterasi dan juga transkripsi. Translitersi merupakan menyesuaikan abjad demi abjad sedangkan transkripsi merupakan penulisan katanya sesuai dengan suara yang diucapkan. Contohnya dari bahasa Arab secara transliterasi Al-rahman, Al-nisa, dan Al-taqwa dan secara transkripsinya ditulis arrahman, annisa dan attakwa.
Pengertian Kata Tidak Baku
Sementara untuk kata tidak baku merupakan kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Kata tidak baku bukan hanya yang ditumbulkan dalam kesalahan penulisaannya saja, tetapi juga sebab pengucapan yang salah serta penyusunan kalimat yang tidak betul. Kata baku ini biasanya akan muncul pada percakapan yang sering kita gunakan sehari-hari.
“Nonstandard language” merupakan istilah bahasa tidak baku. Biasanya istilah bahasa non standar ini banyak disinonimkan dengan istilah “bahasa nonstandar”, “ragam tak baku”, “bahasa tidak baku”, “ragam subbaku”, dan “ragam nonstandar”.
Pengertian bahasa nonstandar menurut Richard, Jhon, dan Heidi yakni bahasa yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalannya, tata bahasa, dan kosa kata dari bahasa baku dari suatu bahasa (nonstandard, used of speech or writing which differs in pronounciation, grammar, or covabulary from the standard variety of the language) (1985 : 193).
Menurut Crystal pengertian bahasa non baku yakni bentuk-bentuk bahasa yang tidak memenuhi norma baku yang dikelompokkan sebagai subbaku atau nonbaku (linguistic forms or dialects which do not conform to this norm are then refered to as sub-standard or nonstandard) (1985 : 286).
Pengertian bahasa non standard atau bahasa tidak baku berdasarkan Suharianto bahwa bahasa tidak baku atau bahasa nonstandar yakni salah satu variasi bahasa yang tetap hidup dan berkembang sesuai dengan fungsinya, yaitu dalam pemakaian bahasa tidak resmi (1981 : 23).
Pengertian bahasa tidak baku berdasarkan Alwasilah yakni bentuk bahasa yang biasa menggunakan kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan dan pengucapan yang tidak biasa digunakan oleh mereka yang berpendidikan (1985 : 116).
Jadi berdasarkan klarifikasi mengenai beberapa pengertian ihwal bahasa nonstandar, maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa bahasa nonstandar yakni macam atau ragam bahasa yang mempunyai isyarat bahasa yang berbeda dengan isyarat pada bahasa baku dan gunakan pada lingkungan yang tidak resmi.
Kata tidak baku merupakan kata yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang sudah ditetapkan. Dan penggunaan dari kata tidak baku ini biasanya ketika percakapan sehari-hari atau dalam bahasa tutur. Banyak sekali faktor yang sanggup menjadikan munculnya beberapa kata tidak baku, menyerupai :
- Orang yang menggunakan bahasa tidak tahu ihwal bentuk penulisan dari kata yang ia maksudkan.
- Orang yang menggunakan bahasa tidak memperbaiki kesalahan dalam menggunakan suatu kata sehingga mengakibatkan kata tidak baku ini menjadi selalu ada.
- Orang yang menggunakan bahasa sudah terkena efek dari orang – orang yang telah biasa menggunakan kata-kata tidak baku tersebut.
- Dan yang paling akhir, orang yang menggunakan bahasa telah terbiasa menggunakan kata-kata tidak baku dalam sehari-harinya.
Pada dasarnya kata tidak baku biasanya digunakan dalam bahasa sehari-hari (santai) atau tidak resmi dan digunakan ketika berbicara dengan keluarga, teman, ataupun di pasar.
Ciri-ciri kata tidak baku yakni sebagai berikut:
- Tidak terkena efek dari bahasa kawasan dan asing
- Bukan termasuk dari ragam bahasa percakapan yang digunakan dalam sehari-hari
- Imbuhannya digunakan secara eksplisit
- Ada kesesuaian antara pemakanan dan konteks kalimatnya
- Tidak rancu dan tidak terkontaminasi
Fungsi kata Tidak baku yakni untuk membuat kelancaran dan kenyamanan ketika berkomunikasi, membuat keakraban diri pada seseorang.
Contoh-contoh Kata Baku dan Kata Tidak Baku
Kata Baku
Contoh dari kata baku ini contohnya pasif, aktif, karena, foto, bus, objek, praktik, november, negeri, teknik, nasihat, daftar, apotek, biosfer, dan masih banyak lagi. Sedangkan contoh dalam kalimat menyerupai Pada hari Senin Lina akan keluar kota.
Kata Tidak Baku
Contoh dari kata tidak baku ini yakni pasip, aktip, karna, poto, bis, obyek, praktek, nopember, negri, tekhnik, nasehat, apotik, dan masih banyak lagi. Sedangkan contoh pada kalimatnya yakni Lina akan keluar kota pada hari Senin.
Daftar contoh kata baku dan kata tidak baku
Kata Baku Kata Tidak Baku
Agamais Agamis
Analisis Analisa
Antre Antri
Apotek Apotik
Astronaut Astronot
Balsam Balsem
Bus Bis
Bolpoin Bolpen
Bujet Budget
Cabai Cabe
Cedera Cidera
Cokelat Coklat
Domein Domain
Dramatisasi Dramatisir
Zikir Dzikir
Ekspor Export
Pempek Empek-empek
Fotosintesi Fotosintesa
Fristrasi Frustasi
Gaib Ghoib
Gua Goa
Hakikat Hakekat
Izin Ijin
Istri Isteri
Zaman Jaman
Jenderal Jendral
Juz Jus
Kantong Kantung
Catering Katring
Komersial Komersil
Legalisasi Legalisir
Lubang Lobang
Mabuk Mabok
Mag Maag
Mampat Mampet
Mangkuk Mangkok
Mi Mie
Omzet Omset
Paspor Pasport
Perajin Pengrajin
Kalbu Qolbu
Ramadan Ramadhan
Ranking Rangking
Risiko Resiko
Ruh Roh
Ubah Rubah
Sambal Sambel
Saksama s3kama
Satai Sate
Survei Survey
Takhta Tahta
Tapai Tape
Tobat Taubat
Taksi Taxi
Tenteram Tentram
Toleransi Tolerir
Ustaz Ustadz
Varietas Varitas
Juridiksi Yurisdiksi
Zamzam Zam-zam
Bahasa baku merupakan macam-macam bahasa yang telah diterima oleh masyarakat dan digunakan ketika situasi-situasi resmi dalam perkantoran atau juga dalam perundnag-undangan, surat menyurat, rapat-rapat resmi, dan lain sebagainya.
Dalam mempersatukan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah mempunyai banyak sekali bahasa yaitu sekitar lebih dari 400 bahasa daerah, Bahasa Baku Indonesia mempunyai tugas yang sangat penting. Akan tetapi untuk zaman kini ini, bahasa indonesia yang baku telah mulai terkikis bertahap oleh bahasa pasar, bahasa terkenal maupun yang lebih fenomenal yakni bahasa gaul. Nah, hal itulah yang mengakibatkan orang menjadi galau dan sering tidak sadar menukar kata antara baku dan kata tidak baku.
Demikian pembahasan mengenai kata baku dan kata tidak baku. Semoga artikel ini menjadi manfaat bagi pembaca dan membuat pembaca menjadi lebih memahami apa itu kata baku dan kata tidak baku.
Sumber aciknadzirah.blogspot.com