Monday, September 9, 2019

Penting! Cara Ampuh Menangkal Hoax

Akhir-akhir ini di dunia maya berbagai bermunculan informasi dan isu palsu atau “Hoax” oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab. Media sosial seharusnya dipakai untuk bersosialisasi dan berinteraksi dengan berbagi kontent yang positif. Namun sayangnya, ada beberapa pihak yang memanfaatkan media umum untuk berbagi isu yang mengandung konten negatif. Dikhawatirkan jikalau hal menyerupai ini dibiarkan, maka akan membahayakan generasi muda. Selain itu jikalau tidak hati-hati, netizen pun dengan gampang tergoda tipuan hoax tersebut bahkan akan ikut berbagi informasi palsu tersebut. Hal ini juga akan sangat merugikan pihak korban fitnah. Nah untuk menangkal hoax, berikut ini ada beberapa cara semoga kita tidak ikutan berbagi hoax dan mengetahui mana isu hoax dan mana isu asli


 


1. Hati-hati Dengan Judul Provokatif


Berita hoax biasanya sering memakai judul yang sensasional yang provokatif menyerupai dengan eksklusif menudingkan jari ke pihak tertentu. Dan isinya sanggup diambil dari isu media resmi, hanya saja isinya diubah-ubah semoga menjadikan persepsi sesuai yang diinginkan oleh si pembuat hoax. Nah, jikalau kau menemukan isu dengan judul yang provokatif, sebaiknya kau mencari refrensi isu dari situs resmi dan membandingkan isinya, apakah sama atau berbeda.


 


2. Cermati Alamat Situs


Untuk informasi yang di dapatkan dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs itu. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi menyerupai memakai domain blog, maka informasinya sanggup dibilang meragukan. Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita. Dari jumlah tersebut yang sudah terverifikasi sebagai situs isu resmi tak hingga 300. Nah, artinya setidaknya ada puluhan ribu situs yang berpotensi berbagi isu palsu di internet yang mesti kau waspadai.


 


3. Periksa Fakta


Perhatikan dari mana isu tersebut berasal dan siapa sumbernya, apakah dari institusi resmi menyerupai KPK atau Polisi Republik Indonesia ? Sebaiknya jangan cepat percaya apabila informasi berasal dari pegiat ormas, tokoh politik atau pengamat. Hal lain yang perlu diamati yaitu perbedaan antara isu yang dibentuk menurut fakta dan opini. Fakta yaitu kejadian yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini yaitu pendapat dan kesan dari penulis isu sehingga mempunyai kecenderungan untuk bersifat subjektif.




class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:250px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3892123021"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">



*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com




class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:600px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3133381919"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">



 


4. Cek Keaslian Foto


Di periode teknologi digital ketika ini, tidak hanya konten yang berupa teks saja yang sanggup dimanipulasi, namun foto atau video pun sanggup di manipulasi. Ada kalanya pembuat isu palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. Adapun cara untuk mengecek keaslian foto yaitu dengan memanfaatkan mesin pencari Google yaitu dengan cara melaksanakan drag and drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga sanggup dibandingkan.


 


5. Ikut Serta Grup Diskusi Anti-Hoax


Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi anti-hoax contohnya Forum Anti Fitnah, Hasut dan Hoax (FAFHH), Fanpage & Group Indonesia Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes dan Grup Sekoci. Di grup-grup diskusi ini, warganet sanggup ikut bertanya, apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat penjelasan yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota sanggup ikut berkontribusi sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak orang.


*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com



Sumber http://blogunik.com