Wednesday, June 12, 2019

Apa Itu Overload Pada Ekspedisi?

Menjelang hari raya Idulfitri atau tahun gres bagi anda yang ingin atau telah mengirimkan hadiah atau parsel untuk merayakannya maka ada kemungkinan akan mendengar istilah “Overload” pada ekspedisinya. Ini tidak terbatas JNE saja, TIKI, J&T Express, Pos Indonesia dan masih banyak lagi akan terpengaruh hal yang sama.


Apa itu Overload? Kalau pribadi diartikan maksudnya kelebihan beban. Lebih spesifiknya alasannya yaitu banyaknya kiriman tapi tidak seimbang dengan kapasitas operasional ekspedisinya jadi banyak yang menumpuk di banyak sekali lokasi kemudahan ekspedisi. Ini sanggup dari kegiatan kerjanya yang terbatas atau jumlah petugasnya yang kurang untuk melaksanakan sortir barang dan mengirimkannya. Armada ekspedisi juga sanggup jadi hambatan jika kurang.


Apa efeknya jika Overload? Sederhana. Semua barang yang dikirimkan hampir niscaya terlambat. Kaprikornus jangan hingga pakai kiriman biasa (REG) jika bisa. Apalagi yang termurah dan terlama (OKE atau ECO), sanggup lebih usang lagi nantinya.


Solusinya? Sebelum hari H, jika sanggup kirimkan barangnya H-10 dengan jenis layanan kiriman tercepat. Misal JNE YES atau TIKI ONS. Walaupun yakin telat tapi lebih diprioritaskan, rata – rata selama kirimnya tidak terlalu bersahabat dengan hari liburnya maka sanggup akan hingga 2-3 hari lebih usang dari estimasinya. Kaprikornus kita antisipasi dulu dan pahami asumsi berapa usang waktu kirim dan pengantarannya.


Solusi alternatifnya? Pas anda cek resi dan paketnya sudah hingga di kota tujuan sebaiknya peserta tiba sendiri ke kantor/gudangnya. Tujuannya mengambil sendiri saja paketnya. Tapi… ada kekurangannya juga, alasannya yaitu sedang Overload proses pencarian barangnya sanggup usang sekali. Pengalaman tahun kemudian sanggup hingga setengah hari di JNE gres ketemu, dan satunya lagi (pada hari berbeda) tidak ditemukan dan besoknya gres didapatkan.


Khusus JNE jika ada isyarat Overload atau OD pada hasil trackingnya itu maksudnya sama.



Sumber gurupintar.com