Cerita kisah dalam seri kali ini akan mengisahkan wacana pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang tidur dalam gua ratusan tahun lamanya. Dahulu kala, jauh sebelum Islam datang, terdapat raja di masa cowok ashabul kahfi yang berjulukan Dikyanes (Decius). Raja yang lalim, tidak memperkenankan penduduknya menyembah Allah. Ia menghukum orang-orang yang tidak patuh perintahnya untuk menyembah berhala, seluruh penduduknya wajib menyembah berhala. Tersebutlah pula enam orang cowok yang tinggal di Depsous bersama anjing menyembunyikan imannya dari raja yang lalim itu. Nama-nama cowok tersebut, yang selanjutnya disebut dengan cowok ashabul kahfi, yaitu Mukaslamina, Yamlikha, Mortunes, Kastones, Byrunes, dan Kolaus, satu lagi anjing mereka yang berjulukan Humran.
Pada hari raya, semua penduduk diperintahkan untuk menghadiri upacara ritual penyembelihan kurban untuk berhala-berhala yang mereka sembah. Hari raya ini mereka adakan setiap tahun sekali. Enam orang itu awalnya tidak saling mengenal, mereka menyembunyikan imannya sehingga mereka tidak mengikuti hari raya itu. Namun mereka khawatir raja Dikyanes mengetahui perbuatan mereka dan bila ia mengetahuinya pasti Dikyanes akan menghukum mereka. Maka datanglah salah seorang dari mereka ke daerah yang jauh dari desanya, dan duduk bersandar di pohon, kemudian tibalah cowok yang lainnya duduk pula di pohon itu. Bertanyalah cowok itu mengapa ia tidak menghadiri hari raya itu, maka diberitahukan bahwa ia beriman hanya kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Dan ia pun balik bertanya kepadanya, dan dijawab dengan tanggapan yang sama. Kemudian datanglah berikutnya yang ketiga, keempat, kelima, keenam, dan ketujuhnya ialah anjing mereka."Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu ialah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk". (QS. al-Kahfi 18:13)
Ashabul Kahfi vs Raja Lalim
Kesemuanya memberikan bahwa mereka menyembunyikan imannya masing-masing dari raja Dikyanes dan mereka beriman kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa. Tujuan mereka sama, menghindari kekejaman penguasa Dikyanes yang lalim. Oleh alasannya itu mereka bersepakat untuk keluar dari kota biar mereka sanggup menyelamatkan diri dari kedzaliman sang raja. Allah menceritakan:Apakah kau menerka bahwa orang-orang yang mendiami gua dan (yang mempunyai) roqim (anjing) itu, mereka termasuk gejala kekuasaan Kami yang mengherankan "(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari daerah berlindung ke dalam gua kemudian mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)". (QS. al-Kahfi 18:9-10).Maka berangkatlah mereka ke sebuah gua yang disebut ar-Roqim. Di tengah perjalanan mereka dikejar oleh pasukan raja, dan mereka masuk ke dalam gua sambil menunggu keadaan aman. Di gua itu mereka beristirahat sehabis berjalan sekian lamanya. Anjingnya menunggu di pintu gua menjaga mereka kalau-kalau ada orang tiba ke daerah itu dan menjaga pintunya biar tidak ada hewan buas masuk ke dalamnya. Setelah mereka selesai merekapun saling bercengkerama, perkataan mereka terjadi antara mereka, yang timbulnya alasannya wangsit Allah.
"Dan kami telah meneguhkan hati mereka di waktu mereka berdiri kemudian mereka berkata: "Tuhan kami ialah Tuhan langit dan bumi. Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran". Kaum kami ini telah mengakibatkan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). Mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka?) Siapakah yang lebih zalim dari pada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah? Dan apabila kau meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, maka carilah daerah berlindung ke dalam gua itu pasti Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmatNya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berkhasiat bagimu dalam urusan kamu". (QS. al-Kahfi 18:14-16)
Tinggal dan Tidur dalam Gua selama 309 Tahun
Setelah selesai bercengkerama maka Allah menidurkan mereka selama 309 tahun perhitungan bulan. Ini merupakan kekuasaan Allah yang diperlihatkan kepada umat manusia, bahwa kuasaNya tidak ada sekutu bagiNya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."Maka kami tutup pendengaran mereka beberapa tahun dalam gua itu (maksudnya Allah menidurkan mereka, sehingga mereka tak sanggup dibangunkan oleh bunyi apapun). Kemudian kami bangunkan mereka biar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu)". (QS. al-Kahfi 19:11).
"Dan kau menerka mereka itu bangun padahal mereka tidur, dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jikalau kau menyaksikan mereka tentulah kau akan berpaling dari mereka dengan melarikan (diri) dan tentulah (hati) kau akan dipenuhi ketakutan dengan ketakutan terhadap mereka". (QS. al-Kahfi 18: 18).Dan ketika mereka bangun, mereka tidak melihat anjing yang menemani mereka, mereka hanya menemukan anjing itu telah menjadi tulang-belulang. Seolah-olah tidak percaya mereka menerka bahwa barangkali itu tulang-belulang hewan yang mati diterkam hewan buas tanpa sepengatahuan mereka. Karena mereka itidak menemukan anjing itu, dan mereka melihat bahwa tulang-tulang itu tidak lain anjing mereka sendiri. Maka mereka pun berselisih sudah berapa usang mereka tertidur di gua itu.
"Dan demikianlah Kami bangunkan mereka biar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Sudah berapa lamakah kau berada (disini)? Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kau lebih mengetahui berapa lamanya kau berada (disini). Maka suruhlah salah seorang diantara kau pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah ia lihat manakah masakan yang lebih baik, maka hendaklah ia membawa masakan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan hartamu kepada seorang pun. Sesungguhnya jikalau mereka sanggup mengetahui tempatmu, pasti mereka akan melemparkan kau dengan batu, atau memaksamu kembali kepada agama mereka, dan jikalau demikian pasti kau tidak akan beruntung selama-lamanya". (QS. al-Kahfi 18:19-20).Perut mereka pun telah terasa begitu laparnya, dan mereka mengutus salah seorang dari mereka untuk mencari pasar biar mereka sanggup mengisi perut mereka untuk perjalanan berikutnya. Pergilah salah satu dari mereka ke pasar dan menemui penjual-penjual yang tidak pernah mereka kenali lagi.
Ketika orang itu membayar belanjaannya dengan uang miliknya, para penjual di pasar itu melihat terheran-heran dengan orang itu. Ia pun tidak kurang terkejutnya alasannya para penjual itu tidak mengenal uang yang dibelanjakannya itu. Tetapi ketika seorang pedagang mengetahui bahwa uang yang dibelanjakan cowok itu ialah uang antik yang diperbincangkan di istana, maka berteriaklah pedagang itu: "Pemuda ini telah menemukan harta karun".
"Dan demikian pula Kami mempertemukan (manusia) dengan mereka, biar insan itu mengetahui, bahwa komitmen Allah itu benar, dan bahwa kedatangan hari simpulan zaman tidak ada keraguan padanya". (QS. al-Kahfi 18:21).Di antara mereka yang tahu menyebutkan bahwa uang itu berasal dari kerajaan yang telah punah 300 tahun yang lalu. Dan uang yang mereka pakai untuk berbelanja tentu saja tidak diketahui oleh orang biasa. Karena antiknya barang itu maka sampailah kabar itu kehadapan raja. Dan diutuslah para pengawal untuk menjemput para cowok itu menghadapnya. Bukan main terkejutnya, cowok itu sehabis diberitahu bahwa raja yang memerintah mereka telah tiada sekitar ratusan tahun lamanya. Sementara mereka gres bangun dari tidurnya.
Akhirnya, ramailah insiden itu di pasar, dan melaporkannya kepada raja. Raja yang memerintah ketika itu, tidaklah lalim, menyerupai raja yang pernah memerintahnya. Akhirnya, diperintahkanlah oleh raja kepada pasukannya untuk menjemput para cowok itu ke istana menghadap raja.
Mereka menceritakan insiden bersama-sama kepada raja. Raja pun kesudahannya menceritakan wacana perubahan-perubahan terjadi selama ia tertidur dalam gua tersebut. Sehingga tahulah bahwa mereka telah tertidur selama tiga ratus tahun lamanya. Allah memberitahukan:
"Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi)" (QS. al-Kahfi 18:25).Melihat kebesaran Allah yang ditunjukkan kepada para cowok itu, maka bertambahlah imannya kepada Allah. Dan raja menyuruh rakyatnya untuk beriman kepada Allah dan beriman akan datangnya hari akhir. Pada zaman itu, orang-orang ragu terhadap Hari Kiamat dan Hari Kebangkitan. Dengan insiden itu, ramailah orang membicarakan benarkah hari simpulan zaman akan terjadi atau tidak? Apakah kebangkitan pada hari simpulan zaman dengan jasad atau roh ataukah dengan roh saja? Maka Allah mempertemukan mereka dengan pemuda-pemuda ini untuk menjelaskan bahwa hari simpulan zaman itu pasti tiba dan pembangkitan itu dengan badan dan jiwa.
"Dan kau akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam daerah yang luas dalam gua itu. Itu ialah sebagian dari gejala (kebesaran) Allah, maka dialah yang menerima petunjuk, dan barangsiapa yang disesatkanNya, maka kau tak akan menerima seorang pemimpin pun yang sanggup memberi petunjuk kepadanya." (QS. al-Kahfi 18:17)Gembiralah hati para cowok itu menemukan raja yang bijak itu, dan betapa bangga hati mereka dikarenakan telah mengambarkan kepada rakyatnya bahwa kebenaran Allah pasti datang. Hari Kiamat pasti tiba dan hari kebangkitan pasti dan nyata. Kemudian raja memerintahkan rakyatnya untuk menghormati mereka dan membangun sebuah masjid di gua daerah mereka tertidur ratusan tahun lamanya.
"Orang-orang itu berkata: "Dirikanlah sebuah bangunan di atas (gua) mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui wacana mereka" Orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan di atasnya". (QS. al-Kahfi 18:21).Raja pun bertanya apa yang akan mereka minta sehabis mengetahui bahwa mereka telah hidup sekian lamanya. Mereka berbincang satu sama lain, dan pada kesudahannya memutuskan untuk memohon kepada Allah biar mendapatkan imannya dan segera mewafatkan mereka.
Tidak usang waktu berselang, para cowok itu meninggal dunia. Dan raja membangun daerah ibadah di gua yang telah mereka gunakan untuk bersembunyi itu, sebagai kenangan bagi mereka yang mempertahankan keimanannya dari seorang raja yang lalim.
Setelah sekian usang Ashabul Kahfi tiada, orang-orang Israil berbeda pendapat mengenai jumlah mereka, maka Allah memberitahukan kepada orang-orang yang beriman biar kaum muslimin jangan berselisih pendapat wacana mereka dan mengimani apa yang telah disampaikan rasulNya. Allah berfirman:
"Nanti (ada orang yang akan) menyampaikan (maksudnya hebat kitab pada zaman nabi Muhammad) (jumlah mereka) ialah tiga orang yang keempat ialah anjingnya, dan (yang lain) mengatakan: (jumlah mereka) ialah lima yang keenam ialah anjingnya", sebagian terkaan terhadap barang yang gaib, dan (yang lain lagi) mengatakan: "(Jumlah mereka) tujuh orang, yang kedelapan ialah anjingnya". Katakanlah: "Tuhanku lebih mengetahui jumlah mereka, tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kau (Muhammad) bertengkar wacana hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kau menanyakan wacana mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka". (QS. Al-Kahfi 18:9-22).Dengan ayat ini jelaslah bahwa jumlah mereka ialah diam-diam Allah yang sengaja disembunyikan biar insan beriman pada yang ghaib, sebagaimana Allah memberikan Ashabul Kahfi sebagai bukti datangnya Hari Kiamat dan Hari Kebangkitan, pasti akan datang, dan Allah Maha Mengetahui.