Bahaya pengguguran jangka pendek yang akan Anda alami yaitu kram perut, pendarahan v@gin@ ringan, mual dan muntah, payudara terasa nyeri, dan kelelahan sedangkan jangka panjangnya sanggup memicu penyakit kanker serviks, ovarium dan hati.
Go Dok – Kehamilan ialah salah satu hal yang biasanya ditunggu-tunggu bagi sebagian besar orang. Namun adakalanya kehamilan dianggap menjadi ‘bencana’ apabila seorang wanita masih belum siap untuk menjalani kehamilan dan menjadi ibu atau bahkan bergotong-royong sudah tidak ingin memiliki anak lagi.
Bagi mereka yang mengalami kehamilan tidak diinginkan ibarat ini biasanya akan pribadi berpikir untuk melaksanakan aborsi.
Apakah tindakan aborsi aman dilakukan?
Sebelum tetapkan untuk melaksanakan pengguguran pada kehamilan yang tidak diinginkan, ada baiknya Anda memerhatikan dampak samping dari tindakan ini. Seorang wanita harus mempertimbangkan dengan melihat dampak jangka pendek, jangka panjang, dan dampak bagi psikologis sesudah melaksanakan aborsi.
Bahaya pengguguran jangka pendek dari pengguguran biasanya pribadi sanggup dirasakan oleh wanita yang melaksanakan tindakan ini. Kram perut, pendarahan v@gin@ ringan, mual dan muntah, payudara terasa nyeri, dan kelelahan ialah dampak samping yang normal dirasakan sesudah seorang wanita melaksanakan aborsi.
Bagaimana dengan bahaya pengguguran jangka panjangnya?
1. Kanker serviks, ovarium, dan hati
Perempuan yang pernah melaksanakan pengguguran menghadapi risiko 2,3 kali lebih tinggi menjadi penderita kanker serviks bila dibandingkan dengan wanita yang tidak pernah melakukannya.
Peningkatan risiko yang serupa juga terjadi pada kanker ovarium dan hati. Peningkatan risiko kanker bagi wanita yang pernah melaksanakan pengguguran sanggup jadi ada hubungannya dengan terganggunya perubahan hormon yang menyertai kehamilan dan kerusakan servikal yang tidak diobati atau meningkatnya stres dan dampak akhir stres pada sistem kekebalan tubuh.
2. Sobeknya uterus
Sekitar dua hingga tiga persen pasien pengguguran kemungkinan mengalami sobekan pada uterus mereka. Namun kebanyakan dari cedera ini tidak terdiagnosis dan tidak diobati kecuali dilakukan visualisasi laparoskopis.
Risiko dari sobeknya uterus akan meningkat bagi wanita yang sebelumnya pernah melahirkan dan mereka yang mendapatkan bius total ketika dilakukannya aborsi. Kerusakan uterus sanggup mengakibatkan komplikasi pada kehamilan berikutnya dan usang kelamaan akan berevolusi menjadi kasus yang memerlukan histerektomi atau pengangkatan rahim yang tindakannya mungkin mengakibatkan sejumlah komplikasi pemanis dan cedera termasuk osteoporosis.
3. Goresan servikal
Goresan servikal yang membutuhkan jahitan terjadi pada setidaknya satu persen pengguguran yang dilakukan di trimester pertama. Goresan yang biasanya tidak diobati dengan baik ini kemungkinan sanggup mengakibatkan kerusakan organ reproduksi dalam jangka panjang.
Kerusakan serviks pasca pengguguran ini sanggup menyebakan persalinan prematur dan komplikasi. Risiko kerusakan ini lebih besar dialami oleh dewasa dan pengguguran yang dilakukan di trimester kedua.
4. Bayi lahir cacat di kehamilan berikutnya
Bahaya pengguguran kerap diasosiasikan dengan kerusakan serviks dan uterus yang mungkin meningkatkan risiko persalinan prematur, komplikasi persalinan, dan perkembangan asing dari plasenta pada kehamilan berikutnya.
Komplikasi dari alat komplikasi ini ialah penyebab utama dari bayi yang lahir cacat.
5. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Salah satu ancaman pengguguran lainnya yaitu penyakit PID atau radang pelvis ialah penyakit yang mengancam di mana sanggup berujung pada meningkatnya risiko kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim) dan mengurangi kesuburan.
Pada pasien yang mengalami bisul klamidia ketika tindakan pengguguran dilakukan, sebanyak 23% akan mengalami PID dalam 4 minggu. Penelitian menemukan jikalau 20% hingga 27% pasien yang melaksanakan pengguguran mempunyai bisul klamidia.
Perlu diketahui bahwa komplikasi sanggup meningkat bagi wanita yang melaksanakan pengguguran lebih dari sekali. Secara umum, kebanyakan penelitian yang mendasari lima poin di atas hanya menampilkan bahaya aborsi yang hanya melakukannya satu kali dalam hidupnya.
Pada penelitian yang sama, ditunjukkan jikalau wanita yang berulang kali melaksanakan pengguguran menghadapi risiko yang jauh lebih besar mengalami komplikasi di atas. Poin ini perlu diperhatikan alasannya diperkirakan 45% pengguguran dilakukan oleh mereka yang pernah melaksanakan pengguguran berulang.
Sementara remaja, yang jumlahnya sebanyak 30 persen dari semua pengguguran yang dilakukan, juga berada pada risiko yang tinggi mengalami banyak sekali komplikasi terkait dengan aborsi. Ini sanggup dilihat dari risiko komplikasi jangka pendek dan kerusakan organ reproduksi jangka panjang.
Berbicara mengenai aborsi, sangat jarang yang menyebutkan dampak psikologis yang mungkin terjadi sesudah seorang wanita melaksanakan tindakan ini. Padahal, duduk kasus dampak psikologis ini dihentikan juga diabaikan alasannya berkaitan dengan kesehatan mental seseorang.
Hasil penelitian di Iranian Journal of Psychiatry terhadap 278 wanita di Tehran, Iran, pada 2011 mengatakan setidaknya sepertiga responden mengalami dampak samping psikologis dari aborsi.
Depresi, khawatir tidak sanggup hamil lagi, dan gangguan makan dilaporkan menjadi konsekuensi psikologis yang secara umum dikuasai di antara para responden. Sementara menurunnya kepercayaan diri (43,7%), mimpi jelek (39,5%), rasa bersalah (37,5%), dan penyesalan (33,3%) ialah dampak samping yang dinilai kurang dominan pada penelitian tersebut.
Melihat banyak sekali ancaman pengguguran baik secara fisik maupun psikis si atas, ada baiknya seseorang mempertimbangkan dengan sangat matang apabila ingin melaksanakan tindakan ini.
Selain itu, pastikan selalu memakai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Agar kata ‘aborsi’ tidak perlu hingga terlintas di pikiran Anda apalagi hingga dipertimbangkan untuk dilakukan.
Baca juga:
- Tes Skrining Untuk Kehamilan Berisiko Tinggi. Benarkah?
- Jenis Infeksi ghnk yang Membahayakan Janin di Masa Kehamilan
- Dampak Penggunaan Narkoba di Masa Kehamilan Pada Janin
Punya permasalahan seputar kandungan Anda? Gunakan fitur ‘tanya Dokter’ untuk chat dokter seputar penanganannya. GRATIS! Download aplikasi Go Dok di sini.
FY/PJ/MA
Referensi
Sumber https://www.go-dok.comm