Thursday, February 1, 2018

√ Laporan Mikrobiologi - Mpn (Most Probably Number)

PEMBAHASAN



1.      Tuliskan hasil pengamatan anda dari presumptive test seri 3 tabung

Sampel

Pengenceran
Jumlah tabung positif

Kombinasi
Nilai MPN

MPN count/ml

Keterangan

Air sungai
10-1
3

3 3 3

> 24.00

2.4 x 104 MPN Count/mL
Data Kelompok
M-1
10-2
3
10-3
3
10-4
3

Teh kita
10-1
0

0 0 0

< 0.03
< 3 MPN Count/mL
Data Kelompok
M-2
10-2
0
10-3
0

Air sumur
10-1
0

0 0 0

< 0.03

< 3 MPN Count/mL
Data Kelompok
M-3 (Primer)
10-2
0
10-3
0


















2. Tuliskan cara perhitungan anda (Data Primer) untuk mendapat nilai MPN count/ml.
1.      Sampel air sungai
Jumlah tabung faktual pada pengenceran 10-1 = 3, 10-2 = 3, 10-3 = 3, 10-4 = 3
Sehingga nilai seri MPN = > 24.00
Perhitungan MPN Count = Nilai MPN x 1 : Pengenceran yang ditengah

                                         = > 24.00 x   1 : 10-2
                                         = > 2.4 x 104 MPN count per ml
2.      Sampel Teh Kita
Jumlah tabung faktual pada pengenceran 10-1 = 0, 10-2 = 0, 10-3 = 0
Sehingga nilai seri MPN = < 0.03
Perhitungan MPN Count = Nilai MPN x 1 : Pengenceran yang ditengah

                                         = < 0.03. x 1 : 10-2
                                         = < 3 MPN count per ml

3.   Sampel air sumur
Jumlah tabung faktual pada pengenceran 10-1 = 0, 10-2 = 0, 10-3 = 0
Sehingga nilai seri MPN = < 0.03
Perhitungan MPN Count = Nilai MPN x 1 : Pengenceran yang ditengah

                                         = < 0.03. x  1 : 10-2
                                                = < 3 MPN count per ml

3. Bahas data yang Anda peroleh dari sampel yang diuji.
Uji penduga merupakan uji kuantitatif  koliform memakai metode MPN. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan basil menghasilkan asam dan gas pada tabung durham sehabis diinokulasikan 48 jam pada suhu 30-32oC. Mikroorganisme itu lalu diduga sebagai bakteri c0l1form. Dalam uji ini ada tabung faktual dan tabung negatif, tabung faktual yakni tabung yang ditumbuhi mikroba yang ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham dan ada kekeruhan, gas pada tabung durham mengambarkan metabolic dari mikroorganisme berupa CO2. Sedangkan tabung negatif yakni tabung yang tidak ditumbuhi mikroba yang ditandai dengan tidak adanya gelembung gas pada tabung durham.
Pada data hasil percobaan yang telah diperoleh, pada sampel air sungai, tabung pengenceran 10-1 terdapat 3 tabung positif, begitu pula pada tabung pengenceran 10-2,
10-3 dan 10-4. Sehingga diperoleh kombinasi 3 3 3 dan didapatkan nilai seri MPNnya, yaitu >24.00. Sehingga sanggup dihitung nilai MPN dan diperoleh nilai MPN untuk air sungai yakni 2.4 x 104 MPN count per ml. Pada sampel teh kemasan bermerek “Teh Kita”, tabung pengenceran 10-1 tidak terdapat tabung positif, begitu pula pada tabung pengenceran 10-2 dan 10-3. Sehingga diperoleh kombinasi 0 0 0 dan didapatkan nilai seri MPNnya, yaitu <0 .03.="" 10="" 3="" adalah="" air="" count="" dan="" dapat="" dihitung="" diperoleh="" kita="" ml.="" mpn="" nilai="" pada="" pengenceran="" per="" sampel="" sehingga="" sumur="" sup="" teh="" untuk="">-1
tidak terdapat tabung positif, begitu pula pada tabung pengenceran 10-2, 10-3. Sehingga diperoleh kombinasi 0 0 0 dan didapatkan nilai seri MPNnya yakni <0 .03.="" 3="" adalah="" air="" count="" dan="" dapat="" dihitung="" diperoleh="" ml.="" mpn="" nilai="" p="" per="" sehingga="" sumur="" untuk="">
            Berdasarkan Kempenkes RI nomor 907/ MENKES/SK/VII/2002, persyaratan bakteriologis air minum yakni dilihat dari koliform per 100 ml sampel air dengan kadar maksimum yang diperbolehkan yakni nol. Menurut peraturan MENKESRI Nomor  907/ MENKES/SK/VII/2002 air higienis yakni air yang dipakai untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan sanggup diminum sehabis dimasak.
            Berdasarkan literatur tersebut air dengan sanitasi yang baik ada pada air sumur dan Teh Kita lantaran tidak terdapat koliform, Kemudian sanitasi yang jelek ada pada air sungai lantaran mengandung koliform dan nilai MPN count per ml yakni 24 x 103. Bakteri ini ada pada sampel air sungai lantaran air sungai sendiri yakni air yang terkotori dan sering kali terdapat feses insan dan diperkirakan adanya koliform tersebut dari feses insan yang ada pada air sungai.

4. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh  dengan data dua kelompok lainnya yang memakai sampel yang berbeda.
Pada perhitungan data MPN pada air sungai (data sekunder) mengatakan bahwa pengenceran yang dilakukan sampai 10-4 menghasilkan jumlah tabung faktual yaitu sebanyak 3 dari 3 sampel yang ditandai dengan adanya gelembung gas pada tabung durham, gas tersebut merupakan hasil dari metabolic mikroorganisme dalam tabung durham berbentuk CO2 . Hal ini mengatakan bahwa kandungan koliform pada air sungai sangat tinggi yaitu  >2.4x104 MPN count per ml. Dengan begitu sanggup didefinisikan bahwa pada air sungai tidak baik untuk dikonsumsi secara langsung. Sedangkan pada perhitungan data MPN pada air sumur (data primer) dan Teh Kita memiki kesamaan, yaitu  hingga pengenceran 10-3 tidak terdapat adanya tabung positif, hal ini mengatakan bahwa kandungan koliform pada air sumur dan Teh Kita < 3 MPN count per ml. Dengan begitu sanggup didefinisikan bahwa pada air sumur dan  Teh Kita sanggup  untuk dikonsumsi.
        Pada literatur, persyaratan air minum kemasan yang baik yakni yang tidak mengandung E. sdfdf, berarti Teh Kita layak untuk dikonsumsi. Selanjutnya MPN untuk air sumur yang baik yakni koliform tidak lebih dari 50 MPN count per  100 ml, sehingga air sumur pada sampel juga baik untuk dikonsumsi lantaran tidak mengandung basil koliform. Selanjutnya untuk air sungai yang layak untuk dipakai yakni yang mengandung koliform 1000 MPN count per 100 ml. Sehingga air sungai pada sampel masih layak untuk dipakai namun tidak untuk dikonsumsi. Kaprikornus air sumur dan Teh Kita mempunyai sanitasi air yang tinggi sedangkan air sungai sanitasinya rendah. 
 
5. Gambarkan hasil pengamatan anda pada confirmed test memakai EMBA (gunakan pensil warna).






6. Bandingkan dan bahas data yang anda peroleh pada poin 5, dengan salah satu kelompok lainnya.

              Uji penguat merupakankan kelanjutan dari uji penduga. Prinsip dari metode ini yakni memelihara biakan agar tuang dari piaraan laktosa cair yang mengatakan reaksi faktual (timbul gas pada tabung durham) pada media biar selektif dan diferensial yaitu Eosine Methylene Blue Agar (EMBA). Dari medium ini lalu diinokulasikan sejumlah 1 ml air dari biakan laktosa cair yang mengatakan hasil positif. Kemudian biakan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC. Hasil pada EMBA, kalau hasil goresan berwarna hijau metalik, berinti dan mengkilap menyerupai logam maka sampel uji faktual mengandung E.c0l1 atau  termasuk golongan koliform fekal. Untuk golongan koliform non fekal berwarna merah muda dan untuk yang bukan fekal atau non fekal tidak berwarna.
Dari data hasil percobaan, memakai sampel air sungai lantaran dalam percobaan ini yang faktual pada uji penduga yakni sampel air sungai. Sampel air sungai pada pengenceran 10-1, 10-2  dan 10-3 dengan tabung yang berbeda ditanam pada media EMBA. Setelah diinokulasikan dengan media EMBA selama 24 jam dengan suhu 35oC diperoleh aneka macam kenampakan, antara lain pada pengenceran 10-1 terdapat kenampakan ungu, titik hitam dan hijau metalik yang mengindikasi adanya koliform fekal dan non fekal. Pada pengenceran 10-2 terdapat kenampakan ungu dan pink yang mengindikasi adanya koliform  non fekal, sedangkan pada sesama pengenceran 10-2 dengan tabung yang berbeda diperoleh kenampakan ungu dan titik hitam begitu juga dengan pengenceran 10-2 yang lain, sehingga sanggup diketahui yang tumbuh yakni basil non fekal. Pada pengenceran 10-3 terdapat kenampakan ungu, pink dan titik hitam yang mengindikasi adanya basil koloform  non fekal, sedangkan pada sesama pengenceran 10-3 dengan tabung yang berbeda diperoleh kenampakan ungu dan titik hitam yang mengindikasi adanya basil non fekal. Kaprikornus sanggup disimpulkan bahwa pada pengenceran yang sama, dengan tabung yang berbeda menghasilkan bentuk basil yang berbeda-beda. Hal ini kemungkinan disebabkan lantaran pada ketika menanam sampel keadaan lingkunan kurang streil dan menanam secara bergantian, tidak hanya satu orang. Sehingga memungkinkan adanya kontaminasi pada bakteri, sehingga kesudahannya berbed-beda.




7. Apa kesimpulan dari praktikum ini?

Uji penduga yakni uji yang pertama kali dilakukan dalam metode MPN. Uji ini bertujuan untuk mendeteksi mikroorganisme yang dapat memfermentasi laktosa, yang dicirikan oleh kemampuan basil menghasilkan asam dan gas pada tabung durham sehabis diinokulasikan 48 jam pada suhu 30-32oC. Mikroorganisme itu lalu diduga sebagai bakteri c0l1form. Sedangkan Uji penguat merupakankan kelanjutan dari uji penduga. Prinsip dari metode ini yakni memelihara biakan agar tuang dari piaraan laktosa cair yang mengatakan reaksi faktual (timbul gas pada tabung durham) pada media biar selektif dan diferensial yaitu Eosine Methylene Blue Agar (EMBA) dan diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 35oC.
Dari data hasil praktikum yang diperoleh, sesuai dengan literatur MENKESRI Nomor  907/MENKES/SK/VII/2002 bahwa air yang layak dikonsumsi oleh insan yakni air yang tidak mengandung koliform. Sehingga sanggup disimpulkan bahwa air sumur dan Teh Kita merupakan air yang layak dikonsumsi insan lantaran tidak mengandung basil koliform. Sedangkan air sungai merupakan air yang tidak layak dikonsumsi insan lantaran terdapat basil koliform yang tinggi  yaitu >2.4x10-4 MPN count per ml.

 
8. Mengapa basil koliform dipakai sebagai indikator sanitasi air yang sanggup dikonsumsi insan ?
Karena basil koliform terdapat pada akses pencernaan insan sehingga bisa menjadi indikasi apakah suatu air layak dikonsumsi insan atau tidak. Selain itu basil koliform ini sanggup dipakai sebagai indikator lantaran densitasnya berbanding lurus dengan tingkat pencemaran air dan sanggup mendeteksi patogen pada air, menyerupai virus, protozoa dan parasit. Lebih tepatnya basil koliform fekal, lantaran jumlah koloninya niscaya berkorelasi faktual dengan keberadaan patogen . Kaprikornus terdapatnya basil koliform dalam air minum sanggup menjadi indikasi kemungkinan besar adanya organisme patogen lainnya yang juga memilih kualitas air minum layak dikonsumsi insan atau tidak. Semakin sedikit kandungan koliformnya, semakin baik kualitas suatu air minum (Urwashil, 2008).


9. Bakteri koliform sanggup dibedakan menjadi berapa jenis ? berikan misalnya masing-masing 2. Dan bagaimana ciri-ciri kenampakannya masing-masing pada ketika ditumbuhkan pada EMBA ?   
Bakteri koliform dibedakan menjadi dua tipe, yakni :
1.      Fekal : yang berasal dari tinja manusia, contoh: E. sdfdf
2.      Non fekal : yang berasal dari binatang atau tanaman yang sudah mati, pola : Enterobacter aerogenes dan Klebsiella (Dewanti, 2000)
Pada ketika ditumbuhkan pada EMBA, ciri-ciri kenampakan koliform fekal yakni berwarna hijau metalik dan untuk koliform non fekal berwarna kemerah mudaan dan untuk yang bukan keduanya tidak berwarna


10. Apakah metode MPN bisa dipakai untuk mengetahui jumlah koliform pada sampel padat?Jelaskan 
Bisa, namun harus dibentuk suspensi 1:10 dari sampel terlebih dahulu. Karena metode ini sampel harus berupa cair yang lalu diencerkan dengan konsentrasi tertentu.



























 

 



 










Sumber http://velahumaira.blogspot.com