Tuesday, December 12, 2017

√ Peranan Pers Dan Peranan Perempuan Dalam Pergerakan Nasional


1.       Peranan Pers dalam pergerakan Nasional
a.       Pers milik Pergerakan Nasional
Pada masa pergerakan nasional banyak organisasi pergerakan menerbitkan media cetak (majalah, surat kabar) yang dipakai sebagai alat usaha untuk mengembangkan keinginan kemerdekaan.
Media pers tersebut antara lain:
1.       Majalah Indonesia Merdeka
Majalah Indonesia Merdeka semula berjulukan Hindia Putra, diterbitkan oleh Indische Vereniging. Perubahan nama terjadi pada tahun 1924. Majalah ini banyak berperan dalam mengembangkan keinginan meraih kemerdekaan dan mempertebal semangat kebangsaan.
2.       Surat Kabar Utusan Hindia
Utusan Hindia merupakan media persnya SI. Berdiri 26 Januari 1913 di Surabaya. Surat kabar ini artikelnya banyak mengupas dunia pergerakan politik ekonomi dan pemburuhan.
3.       Surat Kabar De Express
De Express terbit pertama tanggal 1 maret 1912, oleh Indische Partij. Artikelnya banyak mengupas wacana masa depan Hindia Belanda.
4.       Surat Kabar Darmo Kondo
Surat kabar ini diterbitkan oleh Budi Utomo. Medkia pers pada masa usaha dimaksudkan sebagai media komunikasi antara pergerakan dengan masyarakat luas.
b.      Perkembangan Pers Nasional
Tumbuhnya Pers Nasional ditandai dengan terbitnya Surat Kabar Medan Priyayi pada tahun 1910. Pendirinya Tirtodiharyo, memakai bahasa Melayu, sebagai gelanggang untuk memperjuangkan hak-hak rakyat biasa. Oleh pemerintah RI dia diangkat sebagai Bapak Pers Nasional. Menyusul lalu terbitnya Cahaya Timur dan Kebangun di Jakarta, Suara Umum di Surabaya, Pewarta Deli di Medan, Utusan Melayu di Medan, Perjuangan di Palembang, Matahari di Surakarta. Tokoh-tokoh pers (wartawan) populer pada masa pergerakan nasional antar lain: Ki Hajar Dewantoro, Dr. Sam Ratulangi, Mr. Sumarang, Dr. Danudirjo Setia Budi. H. Agus Salim, Ir. Soekarno, Moh. Hatta dan sebagainya.
2.       Peranan Wanita dalam Pergerakan Nasional
Pada masa pergerakan nasional para perempuan Indonesia pun tidak tinggal diam. Mereka berusaha memperjuangkan derajat dan emansipasi wanita. Tokoh yang dianggap sebagai perintis gerakan perempuan pada masa itu adalah R.A Kartini dan Dewi Sartika.
Gerakan perempuan yang muncul pada masa pergerakan nasional antara lain:
a.       Perkumpulan Kartini Semarang
b.      Putri Mahardika Jakarta
c.       Maju Kemulaiaan Bandung
d.      Wanita Rukun Santosa Malang
e.      Budi Wanita Solo
f.        Kerajinan Amal Setia Kota Gadang
g.       Ina Tuni Ambon, dan sebagainya
Mereka juga menerbitkan majalah, surat kabar dan brosur-brosur. Misalnya: Putri Hindia (Bandung), Sunting Melayu (Bukit Tinggi), Putri Mahardika (Jakarta) dan lain-lain.
Sejalan dengan gerakan pemuda, pada tangal 22 Desember 1928 diselenggarkan Kongres Perempuan Indonesia di Yogyakarta. Mereka berhasil membentuk Perserikatan Perempuan Indonesia (PPI). Peristiwa berhasil terbentuknya PPI ini diperingati sebagai “ Hari Ibu”.



Sumber http://campusnancy.blogspot.com