Wednesday, October 18, 2017

√ Perjuangan Jepang Memeras Sumber Daya Ekonomi Dan Kekayaan Alam

Jepang berusaha memeras sumber daya ekonomi dan kekayaan alam Indonesia yang berupa hasil pertanian dan perkebunan, hasil tambang untuk kepentingan perang Jepang. Langkah-langkah yang diambil Jepang antara lain:
- memperbaiki sarana dan prasarana ekonomi yang rusak oleh Belanda
- (emua perkebunan diawasi oleh pemerintah militer Jepang
- Pembelian hasil perkebunan dimonopoli Jepang
- Tanaman perkebunan yang kurang berkhasiat untuk keperluan perang dibatasi atau dimusnahkan dan diganti dengan tanaman jarak yang dipakai sebagai materi industri minyak pelumas mesin pesawat terbang
- Tanaman perkebunan yang menguntungkan tetap dipertahankan, menyerupai tanaman kina, karet dan tebu
- Hutan-hutan ditebangi dengan alasan akan dipakai untuk tanah pertanian. Di pulau Jawa, terdapat 500.000 hektare hutan yang ditebang. Hal ini menyebabkan erosi, banjir, dan tanah longsor. Akibatnya, tanaman padi penduduk hancur.

Pada masa pendudukan Jepang, hasil pertanian dan peternakan merosot tajam, karena:
a. Tanah pertanian ditanami terus-menerus tanpa menggunakan petunjuk pertanian yang baik. Jepang pernah memberi petunjuk cara bertani yang modern menyerupai yang dilakukan di negaranya, akan tetapi tidak berhasil lantaran kurangnya tenaga ahli
b. Untuk konsumsi militernya, pemerintah Jepang memotong ternak secara besar-besaran. Akibatnya, binatang ternak makin berkurang. Padahal, binatang ternak ada yang dipakai untuk mengolah lahan pertanian (sawah)
c. Penggarap sawah semakin berkurang lantaran dipekerjakan sebagai romusha
d. Rakyat harus menyerahkan 80% hasil panennya kepada Jepang

Karena hasil pertanian merosot tajam, maka penduduk kekurangan materi makanan, timbul peristiwa kelaparan, banyak penduduk terkena busung lapar, sehingga angka janjkematian penduduk pada masa itu sangat tinggi. Selain itu, Jepang juga berusaha mengadakan materi pakaian, namun mengalami kegagalan. Oleh lantaran itu, rakyat disuruh menanam kapas. Akan tetapi, akibatnya tidak memuaskan dan belum diolah di Indonesia. Akibatnya, materi pakaian untuk rakyat sangat berkurang, sehingga banyak rakyat di tempat pedesaan terpaksa menggunakan materi dari karung goni.

Beban rakyat semakin berat lantaran Jepang menjalankan sistem ekonomi perang adalah semua acara ekonomi yang dilakukan bertujuan untuk menopang acara perang yang dilakukan oleh Jepang. Rakyat diwajibkan menyerahkan barang-barang lain yang diharapkan Jepang untuk keperluan perang, menyerupai besi-besi tua.

Sumber http://campusnancy.blogspot.com