Pemerasan tenaga insan terjadi dimana-mana, tidak memandang golongan dalam masyarakkat, semua diperas untuk keperluan perang. Jepang menanamkan semangat Bushido (Jiwa Ksatria), disiplin, tidak rendah diri dengan membina melalui pendidikan dan latihan khusus. Misalnya Barisan Pemuda Asia Raya pada tanggal 11 Juni 1942 yang bertujuan untuk melaksanakan propaganda pro Jepang; San A Seiken Kunrensho yang diprakarsai oleh H. Shimizu, merupakan organisasi yang bertujuan untuk menampung cowok yang sudah aktif di organisasi.
Dalam pengerahan tenaga manusia, Jepang telah melakukan:
--> Kerja paksa Romusha adalah kerja paksa tanpa upah. Para pekerjanya berasal dari tempat pedesaan yang pada umumnya buta huruf. Jika ada yang berpendidikan, paling tinggi hanya tamatan SD. Adapun pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja paksa (romusha) pada waktu itu diantanya:
- Bekerja membangun proyek-proyek untuk kepentingan perang, menyerupai jalan raya, jembatan, palangan terbang, kubu-kubu peternakan, dan gua-gua persembunyian. Gua semacam itu masih ada. Antara lain di kaliurang (Yogyakarta).
- Beribu-ribu orang dari tempat Jawa diperjakan dihutan-hutan luar Jawa. Bahkan, ada yang diperjakan diluar negeri menyerupai malaya, Birma, Thailand dan Indocina.
- Kerja paksa Kinrohosi adalah wajib kerja bagi tokoh masyarakat menyerupai pamong praja, pegawai rendahan dan tidak diberi upah.