Wednesday, September 13, 2017

Pentingnya Melek Teknologi Bagi Seorang Pendidik







Berbicara seputar dunia pendidikan
memang tiada ujungnya. Pendidikan di Indonesia diprakarsai oleh Ki Hajar
Dewantara. Berawal dari mendirikan Taman Siswa, dia dinobatkan sebagai bapak
pendidikan nasional. Rasa sosial yang tinggi telah dimiliki dia pada masa
muda, terbukti adanya tujuan didirikan Taman Siswa sebagai sarana pendidikan
bagi kalangan rakyat pribumi untuk mengayom pendidikan. Hal tersebut bertujuan
agar rakyat pribumi memperoleh pendidikan setara dengan priyayi dan orang
Belanda.










Tanggal kelahiran Raden Mas
Soewardi Soerjaningrat ditetapkan sebagai hari pendidikan nasional. Sebutan
nama tersebut, merupakan nama kecil Ki Hajar Dewantara. Beliau mempunyai sebuah
gagasan dalam berorganisasi diantaranya Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya
Mangun Karsa, dan Tut Wuri Handayani. Gagasan tersebut diciptakan menggunakan
bahasa Jawa yang bermakna di depan memberi teladan, di tengah membangkitkan
semangat, serta dari belakang memberi dorongan.





Kementerian Pendidikan Nasional
Indonesia menimbulkan Tut Wuri Handayani sebagai slogan pendidikan di Nusantara.
Ki Hajar Dewantara mencetuskan gagasan yang dikenal dengan among.
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia sebuah filsafat berbahasa
Jawa tersebut, sesuai dengan filsafat pendidikan yang berada di negeri ini.





Sebagai pengajar layaknya
menjunjung tinggi slogan Tut Wuri Handayani. Slogan pendidikan tidak akan
termakan oleh kemajuan zaman. Hal ini dikarenakan pencetusnya telah memikirkan
berdasarkan filsafat. Pada era revolusi industri 4.0 tentunya perkembangan
teknologi semakin pesat. Peradabannya memanfaatkan kemajuan internet dan
berkembangnya teknologi modern lainnya. Terbukti adanya perkembangan smartphone
yang semakin canggih.





Revolusi industri sangat
mempengaruhi perkembangan pendidikan, politik, kebudayaan, kesehatan, makanan,
pakaian, dan lain sebagainya. Dalam dunia pendidikan tentu sebagai seorang
pendidik harus menguasai perkembangan teknologi digital. Keilmuan sebagai
pendidik harus selalu di update mengikuti perubahan zaman. Hal demikian
guna mencegah guru jadul yang gagap teknologi. Pemerintah menginginkan agar
seorang pendidik melek akan perkembangan teknologi ini.





Sebagai seorang pendidik atau guru
pada masa kini, tentunya harus menyebarkan pandangan gres kreativitas dan berpikir
secara inovatif. Sesuai dengan perkembangan yang ada, kurikulum pendidikan di
Indonesia selalu mengalami perubahan. Hal ini bertujuan untuk mengupdate
agar tidak tertinggal oleh kemajuan zaman.





Menjadi seorang jagoan tanpa
tanda jasa di perkotaan bukan dilema yang sulit dalam mengikuti perkembangan
dunia digital. Akan tetapi, hal menyerupai ini menjadi permasalahan seorang guru di
wilayah pelosok negeri. Pendidikan di pedalaman atau pedesaan tentu perkembangannya
akan kalah dengan kondisi pendidikan di perkotaan. Banyak faktor penghambat
yang mensugesti diantaranya perkembangan teknologi digital belum sepesat di
kota. Selain itu, kondisi wilayah di pedesaan belum cukup mempunyai sinyal yang
baik. Biasanya masyarakat kawasan terpencil menolak akan hadirnya teknologi.





Meskipun perkembangan pendidikan
di perkotaan jauh lebih baik, namun perkembangan pendidikan di Indonesia masih
kalah start dengan kelayakan pendidikan menyerupai negara tetangga di
Singapura. Oleh alasannya yakni itu, pemerintah Indonesia harus terus memperhatikan
pendidikannya.





Pembelajaran pada era sekarang
lebih modern, terbukti para guru di perkotaan telah mengenalkan perkembangan
era revolusi industri kedalam pembelajaran. Kini guru mengemas media
pembelajaran semenarik mungkin. Hal menyerupai ini membuat semangat belajar
peserta didik semakin bertambah. Penggunaan liquid crystal display (LCD)
untuk penayangan video akan lebih menarik dibandingkan pendidik hanya sekedar
bercerita melalui gambar. Tidak hanya itu, penayangan video mengantisipasi
kebosanan dan rasa ngantuk pada penerima didik.





Selain hal di atas, penggunaan metode
pembelajaran harus diperhatikan bagi seorang pendidik. Penggunaan metode pembelajaran
yang sempurna akan membuat suasana kelas yang aman dan menyenangkan. Pemilihan
metode dan taktik pembelajaran dipilih secara sempurna dan selaras, karena
faktor tersebut yang sanggup mensukseskan proses pembelajaran. Walaupun era
revolusi mensugesti kondisi pendidikan ketika kini, namun sopan santun dan
disiplin antara pendidik dengan penerima didik dihentikan luntur.





Seringkali norma sopan santun
kepada guru telah dihilangkan oleh penerima didik zaman sekarang. Banyak
dijumpai bencana penerima didik melaksanakan pengeroyokan kepada guru secara masal akibat
tidak terima dengan tegurannya. Hal tersebut termasuk dampak negatif alasannya yakni era
revolusi zaman. Seiringnya perkembangan teknologi harus menanamkan nilai sikap
yang baik kepada guru. Kompetensi guru akan diandalkan untuk membentuk
karakteristik penerima didik yang cerdas dan berbudi luhur.





Ketersediaan beberapa fitur pada
masa kini sanggup menunjang proses pembelajaran dengan mengakses online. Seorang
pendidik pada era revolusi industri 4.0 harus menguasai fitur modul berbasis
online. Tidak hanya pendidik, penerima didik diwajibkan bisa mengakses fitur
pembelajaran berbasis online yang disediakan oleh guru. Belajar sambil bermain
dapat membuat penerima didik betah dalam proses pembelajaran. Peran guru
mengembangkan pandangan gres inovatif dalam kelas sangat diperlukan.





Dalam kurikulum pendidikan masa
kini, penerima didik dicetak lebih aktif daripada pendidik. Guru bukan sebagai
satu-satunya sumber materi dan belajar. 
Hal tersebut dikarenakan penerima didik sanggup mengakses materi dan
penjelasannya dari google. Memanfaatkan teknologi digital pada era revolusi
industri termasuk kategori generasi millennial yang bijak.





Perubahan periode 21 ini sangat mensugesti banyak hal. Zamannya dikenal dengan era revolusi industri 4.0, sedangkan orang yang hidup di zaman ini disebut dengan generasi millennial. Mencanangkan kegiatan literasi merupakan hal yang baik guna membuka wawasan penerima didik. Pepatah menyampaikan bahwa membaca merupakan jendela dunia. Dengan bahagia membaca keilmuan akan semakin bertambah. Melakukan literasi tidak monoton memakai buku yang membuat rasa jemu dan bosan. Literasi sanggup dilakukan dengan membaca melalui internet.





Fira Zahrotul Ilma
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Jl. A. Yani 117 Surabaya



Sumber aciknadzirah.blogspot.com