Wednesday, August 9, 2017

√ Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Kovale

Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Kali ini akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandingab Sifat Senyawa Ion dan Kovalen. Berikut biar bermanfaat untuk kalian semua.


LEMBAR KERJA MAHASISWA
PERBANDINGAN SIFAT
SENYAWA ION DAN KOVALEN

 Kali ini  akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandi √ Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovale

Disusun Oleh:
Kelompok 3

1. Yudittianti Rizki Tania (17030654008)
2. Ernadya Regita Cahyani (17030654012)
3. Darma Okta Filujeng (17030654033)
4. Lucky Arvinni Wijaya (17030654068)

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2017

ABSTRAK
Dalam praktikum perbandingan sifat senyawa ion dan senyawa kovalen ini, bertujuan untuk mengetahui adanya imbas jenis zat terhadap titik leleh dan untuk mengetahui adanya imbas zat terlarut terhadap kelarutan senyawa. Pada dasarnya ikatan ion mempunyai perbedaan yang berbanding terbalik dengan ikatan kovalen. Metode yang digunakan dalam praktikum ini yaitu metode eksperimen. Pada praktikum yang dilaksanakan pada hari Kamis, 9 November 2017 di Labolatorium Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini tidak sesuai dengan teori. Dari hasil praktikum ini sudah sesuai dengan teori, dimana Senyawa ion (Urea) mempunyai titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena). Senyawa-senyawa yang bersifat ion ibarat Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 tidak akan larut dalam pelarut polar (n-heksana) kareana sifatnya tidak akan larut dalam pelarut polar. Sedangkan naftalena larut dalam pelarut n-heksana lantaran merupakan senyawa kovalen. Begitu pila sebaliknya kalau dilarutkan dalam pelarut aquadest. Saran untuk praktikan selanjutnya yakni sebaiknya dilakukan seteliti mungkin, sehingga praktikan sanggup terhindar dari kemungkinan kesalahan data sehingga nantinya akan berbeda dengan teori. Terutama ketika mengamati titik leleh suatu senyawa, harus tepat ketika senyawa mulai meleleh. Sehingga tidak terjadi kegagalan dalam melaksanakan percobaan.

Kata kunci : ikatan ion, ikatan kovalen, senyawa ion, senyawa kovalen, titik leleh.



DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
...........................................................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
..................................................................................1
A. Latar
Belakang...................................................................................1
B. Rumusan
Masalah..............................................................................1
C.
Tujuan................................................................................................1
D.
Hipotesis............................................................................................1
BAB II KAJIAN TEORI
...................................................................................2
A. Pengertian Ikatan
Kimia....................................................................2
B. Pengertian Ikatan
Ion........................................................................2
C. Pengertian Ikatan
Kovalen.................................................................4
D.
Hipotesis............................................................................................7
BAB III METODE PERCOBAAN
..................................................................8
A. Metode
Percobaan.............................................................................8
B. Tempat Waktu Tanggal
Praktikum....................................................8
C. Alat dan
Bahan..................................................................................8
D. Rancangan
Percobaan........................................................................9
E. Variabel dan Devinisi Operasional
Variabel.....................................9
F. Alur
Percobaan................................................................................10
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
..........................................................13
A.
Data..................................................................................................13
B.
Analisis............................................................................................14
C.
Pembahasan.....................................................................................16
D.
Diskusi.............................................................................................18
BAB V PENUTUP
...........................................................................................20
A. Kesimpulan
...................................................................................20
B.
Saran..............................................................................................20
Daftar Pustaka
................................................................................................21

Lampiran-Lampiran
......................................................................................22

BAB I
PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ikatan kimia yakni gaya tarik menarik antara atom sehingga membentuk senyawa lantaran atom tidak berada dalam keadaan bebas (kecuali gas mulia He, Ne, Ar, Kr, Xe, Rn) dan atom yang berikatan lebih stabil. Ikatan kimia sanggup terbentuk lantaran adanya tarik menarik antara ion kasatmata dan ion negatif. Senyawa kovalen yakni senyawa yang mempunyai ikatan kovalen sedangkan senyawa ion terjadi apabila terjadi transfer elektron dalam senyawa tersebut. Dari proses terbentuknya sanggup menjadikan insiden kelarutan senyawa, pelelehan senyawa, terbakar, dll. Percobaan ini dilakukan bertujuan untuk membandingkan sifat antara senyawa kovalen dengan senyawa ion dan sanggup menjelaskan imbas jenis zat terhadap titik leleh serta sanggup menjelaskan imbas zat terlarut terhadap kelarutan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan problem yang sanggup diambil dari percobaan ini yakni :

1. Bagaimana imbas jenis zat terhadap titik leleh?

2. Bagaimana imbas zat terlarut terhadap kelarutan senyawa?

C. Tujuan Prercobaan

Tujuan dari eksperimen atau percobaan ini yakni :

1. Untuk mengetahui imbas jenis zat terhadap titik leleh.

2. Untuk mengetahui imbas zat terlarut terhadap kelarutan senyawa.





BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Metode Percobaan

Metode yang digunakan dalam praktikum yang berjudul “Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovalen” ini yakni metode eksperimen. Karena ada variabel yang dimanipulasi atau diubah-ubah dalam setiap percobaan yang dilakukan.

3.2 Tempat Waktu Tanggal Praktikum

Praktikum ini dilaksanakan di Labolatorium Ilmu Pengetahuan Alam Gedung C12.02.02 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNESA, pada hari Kamis, 9 November 2017 pukul 11.00-13.00 WIB.

3.3 Alat dan Bahan


1. Alat

a. Tabung reaksi 6 buah

b. Gelas kimia 50 mL 2 buah

c. Kawat kasa 2 buah

d. Kaki tiga 2 buah

e. Pembakar spiritus (pembakar Bunsen) 2 buah

f. Set Statif 1 set

g. Rak tabung reaksi 1 buah

h. Kaca arloji 1 buah

i. Neraca digital 1 buah

j. Spatula 1 buah

k. Pipet tetes 1 buah

l. Termometer standard 1 buah

m. Gelas ukur 100 ml 1 buah

n. Korek api 1 buah



2. Bahan

a. Urea 3,7 gram

b. Natrium Klorida 3,7 gram

c. Naftalena 0,7 gram

d. Kalium Iodida 0,7 gram

e. Magnesium sulfat 0,7 gram

f. Etanol 6 tetes

g. Aquades 30 ml

h. n-heksana 30 ml

3.4 Rancangan Percobaan

 Kali ini  akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandi √ Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovale



3.5 Variabel dan Definisi Operasional


v Uji Titik Leleh

1. Variabel Manipulasi : Jenis zat

Definisi Operasional : Pada percobaan ini jenis zat dibentuk berbeda sebanyak 2 jenis yaitu urea dan naftalena.

2. Variabel Kontrol : Massa zat

Definisi Operasional : Massa urea dan naflatena dibentuk tetap yang masing-masing setiap percobaan yaitu 3 gram.

3. Variabel Respon : Titik Leleh (˚C)

Definisi Operasional :Hasil titik leleh yang dihasilkan sehabis percobaan yakni ikatan ion lebih besar daripada ikatan kovalen.

v Uji Kelarutan

1. Variabel Manipulasi : Jenis zat terlarut

Definisi Operasional : Pada percobaan ini jenis zat dibentuk berbeda sebanyak 6 jenis yaitu urea, naftalena, etanol, NaCl, KI, dan MgSO4.

2. Variabel Kontrol : Pelarut dan massa zat terlarut.

Definisi Operasional : Massa zat terlarut masing-masing 0,3 gram dan massa zat pelarut jenis air dan naflatena masing-masing 5 ml.

3. Variabel Respon : Hasil Kelarutan

Definisi Operasional : Hasil kelarutan sehabis pencampuran dari menit pertama hingga menit ke lima.

3.6 Alur Percobaan


1. Uji titik leleh :

 Kali ini  akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandi √ Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovale

 Kali ini  akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandi √ Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovale
 2. Uji kelarutan :

 Kali ini  akan membagikan sebuah lembar kerja mahasiswa dengan judul Perbandi √ Lembar Kerja Mahasiswa Perbandingan Sifat Senyawa Ion dan Kovale


Keterangan : 

(*) zat pelarut yang dimasukkan tabung pertama kali.

(**) diulangi dengan mengganti zat terlarutnya yaitu Urea, Naftalena, Etanol, NaCl, KI, dan MgSO4. Memasukkan materi ini dilakukan sehabis memasukkan zat pelarutnya.





BAB IV
DATA ANALISIS PEMBAHASAN

A. Data

1. Tabel hasil uji titik leleh:


No

Bahan

Titik Leleh (˚C)

R1

R2

1

Urea

82

96

2

Naftalena

56

73

Keterangan : R = Replikasi



2. Tabel hasil uji kelarutan:


No

Pelarut

Waktu
(menit)

Kelarutan

Urea

Naftalena

Etanol

NaCl

KI

MgSO4


1.

Air

1

-

-

++

-

+

-

2

+

-

+++

-

++

-

3

+

-

+++

-

++

+

4

++

-

+++

-

++

++

5

++

-

+++

+

++

++

2.

n-heksana

1

-

-

-

-

-

-

2

-

-

-

-

-

-

3

-

-

-

-

-

-

4

-

-

-

-

-

-

5

-

+

-

-

-

-


Keterangan :

- : tidak larut

+ : larut sedikit

++ : larut sebagian

+++ : larut sempurna

B. Analisis

Dari hasil uji titik leleh dalam percobaan “Perbandingan Sifat Senyawa Ion Dan Kovalen” ini, sanggup dilihat bahwa senyawa ion yaitu Urea mempunyai nilai titik leleh lebih tinggi dari pada senyawa kovalen yaitu naftalena. Dapat diamati bahwa dalam percobaan pertama titik leleh Urea yakni 82˚C, sedangkan pada percobaan ke dua diperoleh nilai titik leleh sebesar 96˚C.

Untuk titik leleh senyawa kovalen yang mana digunakan naftalena (kapur barus) dalam percobaan, diperoleh nilai titik leleh 56˚C pada percobaan pertama, sedangkan dalam percobaan ke dua diperoleh nilai titik leleh sebesar 73˚C.

Pada tabel ke dua yaitu uji kelarutan suatu senyawa sanggup dianalisa sebagai berikut. Ketika urea dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya. Hal sebaliknya terjadi pada Urea kalau dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menjadikan kelarutan tiap menitnya. ini memperlihatkan bahwa tiap menitnya urea tidak akan larut dalam n-heksana.


Uji kelarutan suatu senyawa kovalen (naftalena) dilarutkan dalam pelarut aquadest yaitu tidak akan menjadikan kelarutan tiap menitnya. ini memperlihatkan bahwa tiap menitnya naftalena tidak akan larut dalam aquadest. Hal sebaliknya terjadi pada naftalena kalau dilarutkan dalam n-heksana, pada menit pertama hingga menit ke empat naftalena tidak terlarut. Namun dalam menit terakhir neftalena menjadi sedikit larut, hal ini memperlihatkan naftalena sulit larut dalam n-heksana.

Pada uji kelarutan ini, diperoleh analisa sebagai berikut, ketika Etanol dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya (menit pertama hingga menit ke dua) mengalami peningkatan kelarutan, sedangkan menit ke tiga hingga ke empat mengalami kelarutan yang konstan. Hal sebaliknya terjadi pada Etanol kalau dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menjadikan kelarutan tiap menitnya. ini memperlihatkan bahwa tiap menitnya urea tidak akan larut dalam n-heksana.

Pada uji kelarutan suatu senyawa kovalen (NaCl) dilarutkan dalam aquadest, pada menit pertama hingga menit ke empat NaCl tidak terlarut. Namun dalam menit terakhir NaCl menjadi sedikit larut, hal ini memperlihatkan NaCl sulit larut dalam aquadest. Namun ketika NaCl dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menjadikan kelarutan tiap menitnya. ini memperlihatkan bahwa tiap menitnya NaCl tidak akan larut dalam n-heksana.

Uji kelarutan ini, diperoleh analisa sebagai berikut, ketika KI dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya (menit pertama hingga menit ke dua) mengalami peningkatan kelarutan, sedangkan menit ke tiga hingga ke empat mengalami kelarutan yang konstan. Hal sebaliknya terjadi pada KI kalau dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menjadikan kelarutan tiap menitnya. ini memperlihatkan bahwa tiap menitnya urea tidak akan larut dalam n-heksana.

Dalam uji kelarutan suatu senyawa sanggup dianalisa sebagai berikut. Ketika MgSO4 dilarutkan dalam aquadest tingkat kelarutannya semakin bertambah dalam satuan menitnya, yaitu pada menit ke tiga hingga ke lima, dalam menit pertam dan kedua MgSO4 belum terlarut. Hal sebaliknya terjadi pada MgSO4 kalau dilarutkan dalam pelarut n-heksana yaitu tidak akan menjadikan kelarutan tiap menitnya. ini memperlihatkan bahwa tiap menitnya MgSO4 tidak akan larut dalam n-heksana.

C. Pembahasan

1. Perbandingan Titik Leleh

Dari percobaan perbandingan titik leleh dengan memakai senyawa naftalena dan urea, diperoleh perbandingan titik leleh yang sesuai dengan teori. Yang mana naftalena yakni senyawa kovalen mempunyai titik leleh lebih rendah daripada senyawa ionnya yaitu urea. Di dalam teori titik leleh dari urea yang tepat meleleh ialah sebesar 133˚C dan titik leleh naftalena yakni 80,26˚C .

Namun di dalam percobaan ini titik leleh dari Urea hanya sebesar 96˚C, padahal di dalam teori tercantumkan bahwa titik leleh urea sebesar 133˚C. Untuk titik leleh naftalena yang diperoleh dari praktikum ini hanya sebesar 73˚C. padahal dalam teori titik leleh naftalena yakni 80,26˚C. Hal ini disebabkan massa urea yang dipanaskan dengan air sangat sedikit yaitu sebesar 3 gram, dan juga keterbatasan skala termometer yang digunakan yang mana batas tertinggi skalanya 100˚C.

Dalam percobaan diatas kalau dihubungkan dengan sifat senyawa ion dan sifat kovalen ialah sudah benar. Yang mana sifat fisika dan kimia dari senyawa ion memperlihatkan titik leleh tinggi, larut dalam air (pearut polar), berwujud padat sedangkan sifat fisik dan kimia dari senyawa kovalen (kapur barus/naftalena)menunjukkan titik leleh yang rendah pada umumnya berwujud cair atau gas.

Naftalena merupakan senyawa kovalen yang mempunyai titik leleh lebih rendah daripada senyawa ion yaitu urea. Hal ini disebabkan Gaya Van Der Walls yang ada antara molekul dalam senyawa kovalen jauh lebih lemah kalau dibandingkan dalam senyawa ion. Sehingga hanya sedikit kalor yang dibutuhkan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk melelehkan padatan. Senyawa ion (Urea) meleleh pada suhu tinggi kalau dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena).

2. Perbandingan Kelarutan

Berdasarkan pada percobaan, hampir semua larut dalam pelarut polar (air). Seperti Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 larut dalam air sedangkan naftalena tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh dipol-dipol yang tidak saling menidakan. Naflatena termasuk senyawa kovalen yang tidak larut dalam air.

Senyawa yang larut dalam pelarut air dikarenakan senyawa tersebut bersifat ionik terhadap pelarutnya. Dimana pelarutnya polar sedangkan senyawa yang tidak terlarut dalam air disebabkan senyawa tersebut bersifat kovalen yang sangat sulit berinteraksi dengan pelarut polar.

Kelarutan antara Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 pun berbeda-beda walaupun sama-sama larut dalam ai. Dalam percobaan ini senyawa etanol lebih gampang larut dalam air, kemudian kemudian Kalium Iodida, urea, selanjutnya MgSO4, dan terakhir yakni NaCl. Hal ini dikarenakan air merupakan pelarut polar yang mempunyai atom H dan atom O yang mempunyai sifat keelektronegatifan yang besar.

Etanol termasuk larutan non elektrolit dan merupakan senyawa kovalen polar yang larut dalam air yang molekul-molekulnya (etanol dan air) sama-sama mempunyai muatan kasatmata dan negatif. Kemudian KI yakni golongan larutan elektrolit dimana KI termasuk senyawa ion yang mempunyai K + (K bermuatan positif) dan I bermuatan negatif (I-). Untuk NaCl ketika dilarutkan dengan air maka akan terbentuk ikatan kimia yang mana Na+ dan Cl akan bermuatan negatif (Cl-) NaCl termasuk senyawa ion.


Untuk (urea) CO(NH2)2 merupakan senyawa ion yang mengalami serah terima elektron kalau dilarutkan dalam air. Kemudian untuk MgSOialah larutan elektrolit yang mana merupakan senyawa ionik yang larut dalam pelarut polar, sehingga ketika dimasukkan ke dalam air akan membentuk ikatan kimia yang mana Mg akan bermuatan kasatmata sedangkan SOakan bersifat negatif. Hal ini sanggup terjadi lantaran pada senyawa ion sebagian molekul air menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif dan sebagian lagi ke kutub positifnya.

Pada ketika naflatena dilarutkan di dalam air maka tidak akan terjadi kelarutan, kareana naflatena merupakan senyawa kovalen yang mana ciri senyawa kovalen tidaka akan larut dalam pelarut non polar tetapi akan larut dalam pelarut polar. Larut atau tidaknya suatu senyawa bergantung dengan sifat pelarutnya. Jika naflatena dilarutkan dengan n-heksana maka akan terjadi proses kelarutan, lantaran n-heksana merupakan pelarut polar. Yang mana terdapat pemakaian pasangan elektron secara bersamaan oleh dua atom. Senyawa-senyawa yang bersifat ion ibarat Urea, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 tidak akan larut dalam pelarut polar (n-heksana) lantaran sifatnya tidak akan larut dalam pelarut polar.

D.Diskusi

1. Manakah yang lebih cepat meleleh antara urea dengan naftalena?

2. Jika memakai pelarut air, urutkan kelarutan zat berikut dari yang paling larut hingga yang paling sulit larut: Urea, Naftalena, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 !

3. Jika memakai pelarut n-heksana, urutkan kelarutan zat berikut dari yang paling larut hingga yang paling sulit larut: Urea, Naftalena, Etanol, NaCl, KI, MgSO4 !

4. Bagaimana hubungan antara titik leleh dan kelarutan dengan jenis ikatan pada suatu senyawa menurut praktikum yang telah anda lakukan !

Jawaban
1. Senyawa yang lebih cepat meleleh yakni naftalena. Karena naftalena merupakan senyawa kovalen yang mempunyai titik leleh lebih rendah daripada senyawa ion yaitu urea. Hal ini disebabkan Gaya Van Der Walls yang ada antara molekul dalam senyawa kovalen jauh lebih lemah kalau dibandingkan dalam senyawa ion. Sehingga hanya sedikit kalor yang dibutuhkan oleh molekul dari senyawa kovalen untuk melelehkan padatan. Senyawa ion (Urea) meleleh pada suhu tinggi kalau dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena).

2. Etanol, KI, Urea, MgSO4, NaCl, dan terakhir Naftalena.

3. Naftalena, NaCl, MgSO4, Urea, KI, kemudian Etanol.

4. Titik leleh senyawa ion (Urea) lebih tinggi daripada titik leleh senyawa kovalen (Naftalena). Senyawa ion sanggup larut dalam pelarut non polar (air) dan senyawa kovalen sanggup larut dalam pelarut polar (n-heksana).


BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan perbandingan senyawa kovalen dan senyawa ion sanggup disimpulkan sebagai berikut :

1. Senyawa ion (Urea) mempunyai titik leleh yang tinggi dibandingkan dengan senyawa kovalen (Naftalena).

2. Larut atau tidaknya suatu senyawa bergantung dengan sifat pelarutnya.

3. Senyawa yang larut dalam pelarut air yakni Etanol, KI, Urea, MgSO4, NaCl yang mana senyawa tersebut ialah senyawa ion. Hal ini sanggup terjadi lantaran pada senyawa ion sebagian molekul air menghadapkan kutub positifnya ke ion negatif dan sebagian lagi ke kutub positifnya.

4. Senyawa yang larut dalam n-heksana yakni naftalena, lantaran naftalena merupakan senyawa kovalen yang mana terdapat elektron yang digunakan secara bersamaan.

B. Saran

Dalam praktikum ini sebaiknya dilakukan seteliti mungkin, sehingga praktikan sanggup terhindar dari kemungkinan kesalahan data sehingga nantinya akan berbeda dengan teori. Terutama ketika mengamati titik leleh suatu senyawa, harus tepat ketika senyawa mulai meleleh. Sehingga tidak terjadi kegagalan dalam melaksanakan percobaan.




DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diklat Kimia Dasar I. Universitas Lampung
: Mangka.

Beady, J.E & Humiston, G.E. 1780. General Chemistry. 2 Ed. New
York: John Wiley & Sons inc.

Bird, T. 1986. Penuntun Praktikum Kimia Fisika untuk Universitas.
Gramedia : Jakarta.

Brady, J.E. & Holum J.L. 1988. Fundamental of Chemistry. 3 Ed.
New York: John Wiley & inc.

Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar.Jakarta: Erlangga.

Hadyana Pudjaatmaka, A. 1984. Kimia untuk Universitas I. Edisi ke
enam. Jakarta: Erlangga.

Sulaiman. 2008. Perbandingan Titik Leleh Senyawa Ion dan Senyawa Ikatan. Erlangga
: Jakarta.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar Jilid 1. ITB : Bandung.

The McGraw-Hill Companies. 2009. Chapter 4: Reaction in Aqueous Solution.




Demikian postingan kali ini biar bermanfaat untuk kalian semua.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Sumber http://rajebgroups.blogspot.com