Assalamu'alaikum
RAJEB GROUPS - Di kesempatan kali ini kami akan membagikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 1. Kenapa ada pecahan sati di karenakan KTI ini sangatlah panjang jadi penulis memecahnya menjadi 2 bagian. Kami mengucapkan terima kasih kepada penulis KTI ini mau membagikannya dengan kami. Semoga selalu diberi kelancaran.
Anda sanggup menuju ke pecahan 1 disini
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penyelesaian Karya Tulis 3.1.1. Waktu dan Tempat Penulisan
Waktu dan tempat penulisan yang kami lakukan cukup singkat dan berlangsung di tempat yang berbeda-beda.
Waktu: 23 Desember 2013 – 2 Januari 2014, pada dikala hari libur. Tempat:
1) Di rumah Bapak Slamet selaku pemilik rumah yang berbagi metode menanam green house atap rumah yang beralamat di Kelurahan Japanan, Jombang, Jawa Timur untuk mencari data mengenai green house atap rumah.
2) Di sekolah untuk mendiskusikan perolehan data hasil penelitian.
3 )Di rumah penulis untuk menuntaskan penulisan Karya Tulis Ilmiah.
3.1.2 Sumber Data
Data yang dipakai dalam penulisan yakni data primer maupun data sekunder. Data primer yakni data yang diperoleh eksklusif dari sumbernya, sedangkan data sekunder yakni data yang diperoleh bukan eksklusif dari sumbernya melainkan dari sumber informasi lain menyerupai surat kabar, buku,
majalah, dan lain-lain.
Data primer diperoleh dari pengamatan eksklusif kepada objek dan wawancara eksklusif terhadap narasumber. Penulis mengamati rumah Bapak Slamet yang atap rumahnya dijadikan sebagai green house. Green house atap rumah buatan Bapak Slamet ini, bisa ditanami beberapa jenis tanaman
menyerupai sayuran dan TOGA (Tanaman Obat Keluarga) serta melalukan wawancara kepada bapak Slamet sebagai pemilik green house atap.
Data sekunder yang dipakai dalam penulisan diperoleh dari internet ihwal pemanfaatan atap rumah untuk mewujudkan lingkungan hijau dengan membangun green house di perkotaan sebagai ajang aktualisasi diri.
3.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang dipakai dalam penelitian ini yakni teknik observasi, wawancara, dan studi pustaka. Dalam teknik observasi dipakai untuk melihat dan mengamati secara eksklusif green house atap.
Teknik wawancara dipakai untuk mengetahui lebih dalam ihwal pembuatan, manfaat dan banyak sekali info yang dibutuhkan sesuai rumusan problem yang telah dibuat. green house. Teknik selanjutnya yaitu teknik studi pustaka untuk mencari teori yang berafiliasi aktivitas penelitian ini.
3.1.4 Teknik Pengolahan Data
Data yang didapat melalui pengamatan dengan banyak sekali teknik dikumpulkan terlebih dahulu. Setelah data terkumpul, penulis mengolah dan menganalisis data yang ada, yang selanjutnya disusun dalam sebuah karya tulis sesuai tata hukum yang diberikan. Oleh lantaran itu, teknik pengolahan data yang
penulis gunakan yakni teknik deskriptif kualitatif.
3.2 Kerangka Berpikir
Semakin bertambahnya usia negara Indonesia, didukung oleh perkembangan teknologi yang pesat. Maka, banyak sekali macam permasalahan yang berafiliasi dengan lingkungan juga bertambah rumit. Salah satunya yakni permasalahan sempitnya lahan hijau. Hal ini lantaran pertumbuhan penduduk meningkat dan disertai dengan pembangunan perumahan yang semakin luas sehingga lahan hijau pun semakin menyempit.
Untuk mengatasi hal tersebut, penulis menciptakan suatu alternatif yaitu membangun green house di atas atap rumah. Green house atap rumah sanggup dimanfaatkan untuk menanam sayur mayur dan Tanaman Obat Keluarga (TOGA). Jadi, selain menjaga lingkungan perkotaan semakin hijau, green house atap rumah juga menunjukkan manfaat lain sebagai berikut :
1) Udara lebih bersih
2) Lebih sejuk
3) Hemat dan bernilai ekonomis
4) Dapat mewujudkan aktualisasi diri manusia
Berhubungan dengan langkah mewujudkan aktualisasi diri, maka dalam pembangunan green house ini sanggup dijelaskan dalam hirearki kebutuhan Maslow sebagai berikut :
1. Kebutuhan faal (physiological need), rumah merupakan tempat untuk beristirahat dan kebutuhan dasar kesehatan bagi manusia.
2. Kebutuhan akan keamanan diri (safety or security need), rumah menunjukkan dukungan pada penghuni dari gangguan hewan buas serta keadaan lingkungan yang tidak diinginkan.
3. Kebutuhan bersosialisasi (social need) , rumah sebagai tempat untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman.
4. Kebutuhan akan penghargaan dan penghormatan diri (self esteem or ego need), rumah menunjukkan status bagi penghuninya.
5. Kebutuhan akan perwujudan diri (self-actualisation needs), rumah bukan hanya sebagai tempat untuk tinggal, tetapi menjadi tempat insan mengaktualisasikan dirinya.
6. Kebutuhan akan ilmu dan keindahan (cognitive and aesthetic needs), suatu impian untuk menerapkan pengetahuan dan memperindah rumahnya.
Menurut hirearki kebutuhan Maslow tersebut, sanggup kita lihat pada nomor 6 yaitu kebutuhan akan ilmu dan keindahan. Pembangunan rumah dengan metode Green house atap rumah, sangat sesuai dengan klarifikasi dari Maslow tersebut. Karena dengan didirikannya green house atap rumah, maka sanggup dikembangkan suatu ilmu pengetahuan yang berwawasan lingkungan di masa kini dimana pembangunan semakin bertambah luas. Selain itu, konsep green house atap rumah akan menambah nilai estetis pada rumah yang berbagi metode ini.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pembangunan Green house Atap Rumah di Kelurahan Japanan,
Kota Jombang, Jawa Timur
Pembangunan pada masa kini merupakan jadwal wajib yang terus bertambah luas cakupan wilayahnya. Dipengaruhi oleh perkembangan pembangunan yang semakin pesat, pertumbuhan penduduk yang tidak sanggup dicegah sehingga mengakibatkan ledakan penduduk dan umumnya terjadi di tempat perkotaan. Hal ini diakibatkan oleh arus urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Dengan banyaknya permasalahan itu, maka masuk akal saja apabila pembangunan perumahan di perkotaan semakin meningkat tiap tahunnya. Pembangunan rumah sebagai kebutuhan dasar insan (kebutuhan Faal) ini tentunya menimbulkan banyak masalah. Mulai dari berkurangnya lahan hijau sebagai dampak dari pembangunan, pencemaran lingkungan, imbas rumah kaca, meningkatnya gas CFC
yang sanggup merusak lapisan ozon, dan permasalahan lain yang tidak kalah rumit, yang dibutuhkan yakni suatu alat atau sarana yang tidak bersifat kuratif tetapi antisipatif sehingga pembangunan bisa berjalan tanpa merusak lingkungan.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dampak negatif pembangunan menyerupai menurunnya mutu lingkungan, banjir, pemanasan global dan imbas penyakit bisa diminimalisasi. Banyaknya pembangunan perumahan di perkotaan ini tidak sanggup dijadikan alasan untuk menghambat adanya rumah hijau.
Sebagai generasi muda yang menjadi tonggak pembangunan dari bangsa dan negara, maka kita harus sanggup berperan aktif dalam mendukung terwujudnya jadwal pembangunan yang telah dicanangkan oleh pemerintah. Pembangunan tersebut tidak hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan dasar saja, namun harus bisa memenuhi kebutuhan lain yang tentunya sangat diharapkan untuk menyokong keberlangsungan hidup manusia. Oleh lantaran itu, kita harus mengaktualisasikan diri untuk menyumbangkan suatu gagasan yang sanggup memberi efek pada penanggulangan permasalahan di lingkungan.
Permasalahan pemukiman yang padat dan sanggup mengakibatkan berkurangnya lahan untuk media tanam, akan tetapi dengan permasalahan ini kita sanggup menjadikannya sebagai ajang untuk mewujudkan rumah hijau di atas atap rumah (green roof) yang merupakan wujud aktualisasi diri untuk mewujudkan pembangunan tanpa mengabaikan kelestarian lingkungan.
Menghijaukan atap bangunan sanggup dilakukan dengan bermacam-macam cara. Selain banyak cara yang sanggup dilakukan, manfaat yang didapat juga relatif banyak, menyerupai atap sanggup dikembangkan menjadi lapangan golf mini atau atap rumput, taman kafe, atau kebun sayuran bagi bangunan rumah tangga. Banyak lagi manfaat yang sanggup diperoleh, contohnya sanggup menjadi filter udara, mengurangi kerusakan atap pada bangunan, dan sanggup mengurangi bunyi bising dari luar rumah atau bangunan, dengan tinggi tumbuhan sekitar 12 cm, green roof dapat mengurangi bunyi hingga 40 desibel. Jadi, semua pihak termasuk masyarakat sanggup mewujudkan green roof, guna mengurangi permasalahan-permasalahan lingkungan hijau.
Upaya-upaya yang sanggup dilakukan dalam mewujudkan green house atap rumah (green roof) seperti: membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya green roof bagi dunia pembangunan di Indonesia dengan didukung materi dasar bangunan (perumahan) yang ramah lingkungan, selain itu sanggup pula dijadikan sebagai upaya penghematan energi dan mengurangi masalah-masalah lingkungan, mengatur tata letak kota yang sesuai dengan konsep green roof yang berwawasan lingkungan, pemilihan material yang sesuai semoga green roof bisa bertahan lebih usang dengan memakai materi material yang sanggup di perbarui, didaur ulang, dan dipakai kembali serta mendukung konsep efisiensi energi, serta membangun green roof yang sesuai dengan kondisi alam dan iklim wilayah Indonesia semoga kenyamanan yang diperoleh juga sanggup dimaksimalkan dengan adanya green roof.
Kaprikornus dengan banyaknya rumah susun atau perumahan yang dibangun, maka peluang pembangunan green house atap rumah (green roof) akan sanggup dimaksimalkan, lantaran semakin banyak atap rumah yang kosong maka, media tanam untuk penanaman juga semakin banyak. Seperti halnya yang terjadi di tempat kelurahan Japanan. Di desa ini terdapat seorang yang berjulukan Bapak Slamet yang dengan gigihnya menciptakan suatu media tanam dengan memakai atap rumahnya sebagai tempat untuk menanam.
Tanaman yang di tanam sanggup dipilih dari jenis tumbuhan yang akarnya tidak telalu besar lengan berkuasa sehingga tidak merusak atap dan sanggup dimanfaatkan dalam kebutuhan sehari – hari, contohnya tumbuhan obat keluarga dan sayur –sayuran. Hal inilah yang menjadi modal awal dalam memanfaatkan lingkungan.
Dengan adanya langkah awal Bapak Slamet untuk memanfaatkan lingkungan, tentu hal ini akan mempengaruhi pemikiran masyarakat yang lain. Karena banyak masyarakat Indonesia yang yang tentunya belum tahu akan makna green roof. Dengan demikian, dalam mewujudkan green roof tentu perlu adanya pelopor yang selalu konsistensi dalam melaksanakan dan menularkannya kepada lingkungan sekitar.
Bapak Slamet sebagai pelopor di kelurahan Japanan juga menyebutkan bahwasaanya dalam setiap melaksanakan percobaan atau bertindak diharapkan pengorbanan untuk menggapainya. Awalnya Bapak Slamet menciptakan green roof ini untuk memperindah atap rumahnya dengan dihiasi tumbuhan hias. Namun, usang kelamaan bapak slamet mulai menanam tumbuhan sayur – sayuran. Tanaman ini lambat laun menuai balasannya yaitu bapak Slamet mulai memetik balasannya dan berulang kali memasak hasil sayuran tersebut. Hal ini seakan tidak mungkin bagi masyarakat di sekeliling rumahnya. Namun, dengan
adanya pembuktian dari bapak Slamet yang bisa memanfaatkan atap rumahnya sebagai tempat menanam.
Akhirnya masyarakat di sekeliling rumahnya mulai menyadari bahwa setiap ruang yang kosong meskipun tidak berada di tanah ternyata sanggup dimanfaatkan sebagai media tanam. Dalam hal ini ruang yang disebut yakni ruang yang ada di atas atap rumah sehingga sinar matahari pun tercukupi.
Masyarakat yang mulai sadar berangsur – angsur menanam tumbuhan di pekarangan rumah ataupun di atas atap rumah.
Bila memakai penanaman di atas atap rumah tentunya rumahnya harus bertingkat atau bersusun. Karena dari awal sudah disebutkan bahwa metode green roof ini dipakai untuk menambah lahan hijau diperkotaan. Namun, apabila masyarakat mempunyai kehendak untuk menanam di pekarangan
rumahnya. Inipun hal yang positif menyerupai yang terjadi di lingkungan rumah bapak Slamet, tetangganya mulai sadar untuk memulai menanam meskipun hanya di pekarangan rumah. Hal ini menandakan metode yang diterapkan bapak Slamet berhasil mempengaruhi masyarakat yang lain.
Metode green roof ini harus terus dicanangkan semoga di Indonesia muncul penggiat – penggiat gres yang peduli terhadap lingkungan. Yang harus dilakukan hanyalah mencoba dan menandakan semoga orang terpengaruh dengan apa yang telah kita lakukan. Kalau kita sudah menandakan niscaya kita diakui oleh masyarakat yang lain dan mereka juga akan mencoba hal yang sama menyerupai kita lakukan.
Dalam kehidupan Bapak Slamet menyerupai yang ditulis diatas, dia mencoba dan menandakan bahwa di atas atap rumah pun sanggup disulap menjadi sebuah tempat menanam. Akhirnya apa yang telah dilakukan oleh Bapak Slamet sanggup mempengaruhi masyarakat yang lain dan mereka juga telah mencoba serta menyadari menanam tumbuhan itu penting sehingga mereka sanggup memenuhi
kebutuhan sehari – hari terutama kebutuhan memakan sayuran yang berserat sehingga dengan menanam tumbuhan saja kita bisa mengurangi anggaran untuk belanja keluarga, lantaran kita sudah menanamnya sendiri di pekarangan rumah.
4.2 Metode Green house Atap Rumah sebagai Sarana Meningkatkan
Produktivitas Masyarakat
Semakin tinggi tingkat contoh pikir manusia, maka sanggup mempengaruhi kemajuan teknologi. Berkurangnya lahan lantaran padatnya pembangunan yakni suatu permasalahan di Indonesia pada masa kini. Dengan kemajuan teknologi sanggup memberi jawaban atas permasalahan tersebut, misalnya
memanfaatkan atap rumah sebagai media tanam yaitu dengan metode green house atap rumah. Selain berdampak positif terhadap lingkungan, green house atap rumah (green roof) juga berdampak pada produktivitas masyarakat. Sebab green house atap rumah ini sanggup dimodifikasi untuk sanggup dijadikan peluang usaha.
Selain itu sanggup pula membantu petani, lantaran para petani banyak mengalami kerugian yang disebabkan oleh perubahan iklim yang terjadi dikala ini. Keadaan cuaca yang tidak menentu mengakibatkan ekspresi dominan tanam dan panen tidak menentu pula. Petani sulit untuk melalukan prediksi cuaca untuk memulai masa tanam. Teknologi green house atap rumah merupakan sebuah alternatif solusi untuk mengendalikan kondisi iklim mikro pada tanaman. Dalam buku Herry Suhardiyanto membahas bagaimana penerapan teknologi green house di tempat iklim tropik menyerupai Indonesia sebagai upaya pengendalian lingkungan mikro tanaman.Modified standard peak greenhouse atau biasanya disebut green roof yang dikembangkan oleh Herry Suhardiyanto banyak dipakai di Indonesia lantaran sesuai dengan kondisi iklim Indonesia yang mempunyai intensitas radiasi matahari dan curah hujan yang tinggi. Bentuk atap berundak dengan kemiringan tertentu mempercepat anutan air
hujan ke arah ujung bawah atap. Bentuk atap standar peak dengan kemiringan sudut atap 250 – 300 tergolong optimal dalam mentranmisikan radiasi matahari. Selain menguntungkan bagi petani, sanggup pula dijadikan sebagai peluang perjuangan menyerupai sanggup dikembangkan menjadi kebun atap rumah yang
sanggup membantu produktivitas masyarakat tanpa mengurangi lahan yang terdapat di tempat tersebut. Green house atap rumah juga sanggup dijadikan media tanam banyak sekali macam tumbuhan obat keluarga (TOGA). Keefektifan green house ini selain sanggup dipakai untuk peluang perjuangan sanggup pula dimaksimalkan guna pembenahan permasalahan lingkungan yang berafiliasi dengan kepadatan bangunan terutama didaerah perkotaan yang ada kini ini.
Demikian pula yang dilakukan oleh Bapak Slamet, seorang warga kelurahan Japanan yang berbagi metode green roof ini. Atap rumahnya yang datar dimanfaatkan sebagai media tanam TOGA dan sayuran. Menurut dia dengan menerapkan metode green roof ini, manfaat yang akan diperoleh sangatlah besar. Penanaman Tumbuhan Obat Keluarga (TOGA) dan sayuran sanggup membuka peluang usaha, contohnya bayam, tomat, dan terong yang balasannya sanggup dijual maupun dikonsumsi sendiri sehingga sanggup menghemat pengeluaran. Hal ini tentunya akan membawa laba besar bagi masyarakat kota terutama yang berada di sekitar lingkungan rumah Bapak Slamet, apabila mereka sanggup berbagi metode green house atap rumah ( green roof) dalam skala besar atau secara masal. Untuk sanggup mewujudkannya, harus didukung dengan adanya sosialisasi ihwal manfaat green house atap rumah (green roof) kepada masyarakat perkotaan. Pihak pemerintah dengan dibantu swasta serta masyarakat harus bergerak cepat untuk berbagi metode green house atap rumah. Salah satunya yakni dengan mengatur lingkungan kota atau penataan ulang kota yang sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 ihwal Penataan Ruang, terutama guna mencapai Ruang Terbuka Hijau (RTH). Dalam undang – undang tersebut diharapkan penataaan ruang hijau sebesar 30% di perkotaan sanggup menunjukkan bantuan yang nyata dalam perwujudan kota hijau yang berkelanjutan, serta pemerintah tempat dan masyarakat diharapkan sanggup menjadi pilar utama di dalam memonitor pengembangan dan implementasi kota hijau di Indonesia.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah kami lakukan, sanggup disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk menimbulkan banyak sekali permasalahan, contohnya meningkatnya kebutuhan pembangunan perumahan, hal ini berdampak pula pada penyempitan lahan hijau, pencemaran atau polusi, baik air, udara, maupaun tanah. Namun disisi lain pembangunan tidak sanggup tidak boleh begitu saja. Oleh lantaran itu maka perlu alternatif untuk sanggup tetap melaksanakan pembanguan yang berkelanjutan namun tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dengan membangun green house atap atau dikenal denan green roof.
Pembangunan green house atap juga dipakai sebagai sarana aktualisasi diri dan wujud ikut serta dalam jadwal pembangunan dengan tetap memperhatikan pembangunan yang berbasis eco building
Pembangunan green house atap sanggup meningkatkan produktifitas masyarakat dengan menghasilakan banyak sekali tumbuhan yang sanggup dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya sayur-sayuran dan tumbuhan toga.
5.2 Saran
Penelitian mengenai pembangunan green house atap sebagai aktualisasi diri masih memerlukan penelitian-penelitian lebih lanjut contohnya penelitian mengenai model atap yang tepat, tumbuhan yang lebih sempurna ditanam, teknik pengolahan tumbuhan dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=karya-tulis-ilmiah-green-house-sebagai-aktualisasi-diri-1
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=karya-tulis-ilmiah-green-house-sebagai-aktualisasi-diri-1
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=karya-tulis-ilmiah-green-house-sebagai-aktualisasi-diri-1
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=karya-tulis-ilmiah-green-house-sebagai-aktualisasi-diri-1
http://www.praswck.com/aktualisasi-diri-menurut-abraham-maslow
aciknadzirah.blogspot.com/search?q=karya-tulis-ilmiah-green-house-sebagai-aktualisasi-diri-1
http://www.4shared.com/file/shXWX5e2/TANAMAN_TOGA.html
LAMPIRAN
1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Anggota 1
Nama Lengkap | : Muhammad Fauzi Ramadhani |
Tempat Tanggal Lahir | : Jombang, 08 Januari 1998 |
Pengalaman Organisasi | : KIR |
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat | : Tidak Ada |
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : Tidak Ada
B. Anggota 2 | |
Nama Lengkap | : Marifah Rohmatul Nazilah |
Tempat Tanggal Lahir | : Jombang, 04 Juli 1998 |
Pengalaman Organisasi | : KIR dan PMR |
Karya Ilmiah yang Pernah Dibuat | : Tidak Ada |
Penghargaan Ilmiah yang Pernah Diraih : Tidak Ada
2. LEMBAR PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama Ketua : Muhammad Fauzi Ramadhani
Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 8 Januari 1998
Asal Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri Mojoagung
Nama Anggota 1 : Marifah Rohmatul Nazilah
Tempat, Tanggal Lahir : Jombang, 4 Juli 1998
Asal Sekolah : Sekolah Menengan Atas Negeri Mojoagung
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis dengan judul, GREEN HOUSE SEBAGAI AKTUALISASI DIRI yakni benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat atau
saduran dari karya tulis orang lain serta belum pernah menjuarai di kompetisi serupa. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia mendapatkan hukuman yang ditetapkan oleh panitia LKTI EPW 5th Edition berupa diskualifikasi dari kompetisi.
Demikian surat ini dibentuk dengan sebenar-benarnya, untuk sanggup dipergunakan sebagaimana mestinya.
Mojoagung, 4 Januari 2014
Materai
Rp6000,00
M. Fauzi Ramadhani
4906
3. FOTO –FOTO HASIL OBSERVASI
Sebelumnya Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 1
Sekian ihwal Karya Tulis Ilmiah Green House sebagai Aktualisasi Diri Bagian 2. Semoga bermanfaat buat kita semua. Terima kasih, salam RAJEB GROUPS
Wassalamualaikum
Sumber http://rajebgroups.blogspot.com