Monday, August 21, 2017

Cinta Pertama Dan Terakhir


Sejak kecil saya mempunyai impian yang besar yaitu saya harus sanggup masuk di Akademi Militer. Aku sangat mendambakan sanggup menjadi seorang TNI. Namun sesudah saya menginjak sampaumur saya sadar,impian itu tak mungkin kucapai alasannya yakni saya tak memenuhi syarat dan kedua orang tuaku sangat menginginkanku untuk menjadi seorang guru di yayasan keluarga. Saat saya Sekolah Menengan Atas impianku berubah dari yang menginginkan masuk di Akademi Militer menjadi menginginkan pasangan hidupku kelak yakni seorang TNI.





Sekarang saya sudah kuliah di salahsatu Universitas Negeri di Surabaya. Seperti yang dikehendaki kedua orang tuaku saya mengambil jurusan yang berbau pendidikan. Awalnya itu sangat berat bagiku namun saya harus sanggup mewujudkan impian kedua orang tuaku dan membuatnya bangga.





Di perkuliahan saya mempunyai sahabat yang berjulukan Tari Purnama. Dia anak yang baik hati, penyayang dan yang terpenting yakni walaupun saya dan beliau bertolak belakang dari segi sikap dan penampilan namun beliau tetap mau berteman denganku. Karena itu saya menganggap Tari yakni keluargaku sendiri dan saya sangat beruntung mempunyai sahabat ibarat dia.





Suatu hari saya pergi kesalah satu Mall di Surabaya bersama sahabatku Tari Purnama.

“Tari kau dimana? Aku sudah menunggu lama” Tanyaku kepada sahabatku Tari

“ Bentar Chan , saya lagi di jalan” Jawab Tari

“Oke Tari, hati- hati di jalan! ” jawabku

Beberapa menit kemudian Tari datang, kamipun pribadi berangkat menuju Mall yang akan kami kunjungi. Setelah lima belas menit perjalanan jadinya kami hingga di Mall Surabaya





“Chan kira- kira disini ada pemuda ganteng gak ya?” tanya Tari kepadaku

“ishh Tari kita itu kesini mau refresing bukan mau mencari cowok” jawabku

“ gak papalah sekalian cari pemuda buat kau ” jawabnya sambil tersenyum

“ ishh Tari kalau saya tau dari awal kau ngajak kesini buat cari cowok, saya bakal nolak. Ingat Tari jodoh itu sudah ada yang ngatur kita hanya sanggup berharap semoga jodoh yang Allah kasih sesuai dengan apa yang kita harapkan”jawabku. Didalam hati saya juga menginginkan Allah segera mempertemukanku dengan dia, pemilik tulang rusukku. Terkadang saya juga merasa iri dengan tari dan sahabat yang lainnya alasannya yakni selalu ada yang memperhatikan, dan kemana-mana ada yang mengantar.





“Iya Michan. Tapi bahu-membahu saya kasian aja kau selalu sediri. Kalau saya lagi jalan sama cowokku kemana-mana kau sendiri.”Jawab Tari dengan raut muka yang sedih

“ Tari saya gak usah dikasihanin saya menentukan sendiri alasannya yakni saya memegang prinsip yang ku buat semenjak kecil “ jawabku

“ apa itu Michan” Tanya Tari samabil mengespresikan wajah penasarannya

“ Tari sahabatku, dari kecil saya sudah berprinsip untuk sanggup menjaga diriku dari hubungan yang dihentikan agama yaitu pacaran. Aku tidak mau mendapatkan lelaki yang sudah menjadi bekas orang lain, maka dari itu saya juga gak boleh menjadi bekas orang lain alasannya yakni apa? Jodoh yakni cerminan diri kita sendiri. InsyaAllah Allah akan mempertemukanku dengan jodohku disaat yang tidak terduga” penjelasanku terhadap Tari





“Subhanallah Michan, Kaprikornus selama ini orang telah salah menilaimu termasuk saya sahabatmu. Maafkan saya Michan, saya bukan sahabat yang baik buat kamu” jawab Tari dengan penuh penyesalan





“Tidak Tari, kau yakni sahabat yang baik. Aku sudah menganggap kau sebagai keluarku sendiri. Kaprikornus jangan berfikiran kalau kau jahat.” Jawabku

“Iya Michan kau yakni sahabat terbaikku” jawab Tari sambil memelukku

Saat di Mall saya sangat menikmati walaupun saya bukan tipe anak yang suka belanja, tetapi saya sangat senang sanggup jalan bersama sahabtku tercinta. Saat saya berjalan sambil bergurau dengan Tari saya tak sengaja bertabrakan dengan seorang pria. Aku tak sengaja melihat wajahnya, ketika saya sadar saya telah melaksanakan hal yang dihentikan agama akupun pribadi menundukkan pandanganku.

“hey mas kalo jalan lihat-lihat dong kasian sahabatku!” Ujar Tari kepada laki-laki yang menabrakku dengan muka kesal





“Maaf mbak saya gak sengaja, saya tadi buru-buru ” jawab laki-laki tersebut

“Lainkali kalau jalan pakek mata jangan pakek dengkul“ ujar tari lagi dengan penuh emosi

Kring kring kring suara handphone milik laki-laki tersebut.

“Iya mbak,saya minta maaf. Saya lagi ada kiprah mendadak dari panglima TNI, jadi saya gak fokus pada jalan. Sekali lagi saya minta maaf.”

Tari pribadi berubah verbal dari yang sangat murka ke laki-laki tersebut menjadi sangat kagum.





“ iya mas saya maafin. Lagi pula saya juga yang salah dan maafkan sahabat saya ya mas!” ujarku

“Maaf mas handphonenya suara terus mungkin itu dari panglima Anda” tambahku lagi

“Ohh.. iya mbak makasih, saya pergi dulu” jawab laki-laki tersebut dengan sedikit gugup

Setelah laki-laki tersebut pergi saya menyadari kalau Tari masih tetap menatap lelaki tersebut dengan penuh kekaguman.





“Tari kau kenapa?” tanyaku sambil menepuk pundak Tari

“ Wow.. Michan ternyata beliau ganteng dan mapan, saya menyesal telah membentak dan memakinya tadi dan kayaknya beliau cocok kalau jadi suamimu. Menurutku beliau sangat sesuai dengan kriteria pemuda yang kau inginkan ”jawab Tari dengan raut muka sulit untuk diartikan

“ Ishh Tari kau itu, ingat kau sudah punya Rio! Dan jangan ngada-ngada deh“ jawabku sambil mengeleng-gelengkan kepala

“ yuk kita pulang! Kamu sudah puaskan belanjanya?” tambahku lagi

“oke Michan, saya sudah sangat puas ” jawab Tari sambil memperlihatkan semua belanjaanya

Aku dan Tari pribadi menuju parkiran untuk mengambil motor dan pulang ke rumah.










Perkenalkan saya yakni Tari Purnama sahabat dari Michan Wijaya. Aku akan sedikit menceritakan perihal Michan. Michan yakni sahabat yang baik, beliau selalu memperhatikan dan menolong orang lain termasuk orang yang menyakitinya. Banyak laki-laki yang mendekati Michan bahkan banyak juga yang menembaknya namun tak sedikit laki-laki yang ditolak oleh Michan. Michan anak yang sangat menjaga pandangannya terhadap laki-laki tetapi beliau tidak membatasi diri untuk tidak bergaul dengan laki-laki . Banyak cewek yang membencinya alasannya yakni mereka menganggap Michan anak yang sombong,sok suci dan juga penampilannya yang berbeda . Tapi menurutku itu sangatlah tidak benar, kalau mereka mengenal Michan lebih jauh niscaya mereka tidak akan beranggapan negatif perihal Michan. Contohnya saya ini. Dulu sebelum saya menjadi sahabat Michan, saya juga menilai hal yang sama ibarat cewek-cewek lainnya namun sesudah saya dekat dan menjadi sahabatnya, pikiran negatif perihal Michan ku hilanagkan. Dan jangan menilai orang lain dari segi penampilannya saja.










Ardi Kusuma, beliau seorang Tentara Nasional Indonesia angkatan darat. Orangnya baik hati, penyayang, sholeh, dan sangat menjaga pandangan dari wanita. Ardi berasal dari keluarga terpandang dan mempunyai banyak perusahaan besar. Walaupun begitu, Ardi tidak pernah memperlihatkan kepada semua orang bahkan rekan kerjanya sendiri. Hanya beberapa temannya yang mengetahui bahwa Ardi berasal dari keluarga yang terpandang yaitu sahabat dekatnya atau sahabatnya.










Michan Wijaya.

Di ketika saya mau tidur, tiba-tiba saya kepikiran dengan laki-laki yang menabrakku tadi.

“Ya Allah, saya kenapa Kok kepikiran terus sama laki-laki tadi? Hatiku juga berdebar terus” ucapku dalam hati

“Munkinkah beliau jodoh yang Allah berikan kepadaku? Mungkinkah beliau pemilik tulang rusukku? “ Tambahku lagi

Aku tetap memikirkan hal-hal yang tidak niscaya hingga saya sadar.

“Asragfirullah … Michan kau tidak boleh memikirkan hal-hal yang sia-sia.”Batinku

Aku berdoa “Ya Allah kalau beliau memang benar jodohku pertemukanlah saya dengan dia! Mudahkanlah saya untuk bersamanya dan semoga beliau juga mencicipi benih-benih cinta ibarat apa yang kurasakan kini ini Amiin”Doaku dalam hati. Kulanjutkan dengan doa mau tidur dan pribadi tidur.










Ardi Kusuma

Jam memperlihatkan pukul 00.30 WIB. Ardi gres hingga di rumah mewahnya. Ardi sudah mempunyai rumah sendiri walaupun beliau belum menikah. Dia membeli rumah glamor semenjak beliau sudah masuk menjadi Tentara Nasional Indonesia Selama satu tahun. Ardi membeli rumah bukan dengan uang gajinya sebagai tentara melainkan uang dari bisnisnya.

“Kenapa saya kepikiran cewek yang ku sabung di Mall tadi? Dan kenapa jantungku berdebar- debar terus ? apakah ini menandakan kalau cewek itu yakni jodohku ?” Ujar Ardi sambil menatap langit-langit kamar di rumahnya.





“ Ya Allah ada apa dengan diriku ini? Ya Allah berikan petunjukmu atas kegundahan hatiku ini?”

“ lebih baik saya segera shalat isya. Mungkin sesudah shalat saya sanggup lebih tenang.” Tambahnya

Suatu hari Ardi mengunjungi rumah orang tuanya yang tinggal serumah dengan neneknya. Sesampainya di sana Ardi pribadi dibanjiri dengan pertanyaan kapan beliau menikah dan segera punya anak.

“Assalamualaikum mama, papa,” Sapa Ardi kepada semua orang yang ada di rumah

“Walaikumsalam” Jawab mama Lita

“Ardi kau lagi libur? “ Tanya mama Lita

“ iya ma Ardi lagi libur.”jawab Ardi

“ Ardi kapan kau menikah? Ingat mama sama papa sudah bau tanah apalagi oma sangat meninginkan cicit dari kamu” Tanya papa Kusuma

“Iya Ardi kapan kau menikah? Kamu itu anak satu-satunya kalau bukan cucu dari kau mama sama papa minta cucu dari siapa lagi Ardi?” Tambah mama Lita

“ Iya ma pa, tapi Ardi belum menemukan perempuan yang cocok buat Ardi. Ardi gak mau punya istri yang hanya menginginkan harta Ardi doang” Jawab Ardi dengan taut muka sedih





“Iya Ardi mama tau itu. Mama doakan kau segera menemuka perempuan yang cocok untuk menjadi pendampingmu.”Ungkap Mama Lita

“ Ardi nanti siang anterin mama belanja di pasar ya? Bahan-bahan dapur sudah pada habis” Tambah mama Lita

“Iya ma Ardi siap mengantarkan mama ke pasar”Jawab Ardi

Jam mununjukkan pukul 09.00 WIB.

“ Ardi ayo kita ke pasar sekarang” Mama Lita sambil membawa dompet

“ Oke ma” Jawab Ardi

Sesampainya di pasar mama Lita pribadi masuk ke pasar sedangkan Ardi menunggu di mobil.





30 menit mama Lita belanja keperluan dapur . Karena membawa belanjaan yang banyak sampai-sampai mama Lita tidak menyadari kalau dompetnya terjatuh.

“ Bu dompetnya terjatuh” Michan sambil tersenyum kepada mama Lita

“ Oh iya neng terima kasih” Mama Lita sambil mengambil dompetnya di tangan Michan

“iya bu sama-sama. Saya rasa ibu kerepotan membawa barang belanjaan sanggup saya bantu bu?” Michan menyampaikan dukungan kepada mama Lita

“Gak usah neng nanti ngepotin kau “ mama Lita

“Gakpapa bu, saya malah senang sanggup membantu ibu” Michan

“ Oh makasih neng, neng baik banget mau membantu orang yang gres dikenal. Ngomong- ngomong neng namanya siapa? “

“Saya Michan Wijaya bu, sanggup dipanggil Michan. Kalau ibu sendiri namanya siapa?”

“Saya Lita Kusuma panggil saja tante Lita semoga lebih akrab. kayaknya kau cocok jadi mantu saya. Anak saya belum menikah katanya mencari perempuan yang baik dan sholehah dan tante rasa kau sangat sesuai dengan kriteria nanak tante” Mama Lita sambil tersenyum

“ Tante Lita sanggup aja,ini mau dibawa kemana belanjaannya?” Tanya Michan

“Ke Parkiran depan neng, anak tante sudah nunngu di mobil, nanti sekalian saya kenalin sama anak Tante.”

“ Iya tante”





Michan dan mama Lita menuju parkiran. Sesampainya di parkiran Michan dan Ardi sangat terkejut dan mereka saling gugup satu sama lain. Mama Lita menyadari kegugupan keduanya, dan jadinya bertanya kepada keduanya.

“kalaian sudah saling kenal ya? Kok kalian gugup gitu” Tanya mama Lita kepada keduanya dengan wajah kebingungan

“Sebenarnya kami pernah bertemu di Mall Surabaya, ketika itu Ardi gak sengaja nabrak dia.” Jawab Ardi

“Iya tante yang dikatakan masnya benar tapi kami belum saling kenal” Tambah Michan





“Oh kalau begitu kalian kenalan, Michan ini anak tante namanya Ardi Kusuma dan Ardi perkenalkan beliau Michan Wijaya” Mama Lita

Ardi dan Michan saling menyapa namun mereka tidak saling menatap satu sama lain

“Ardi mama ingin menantu yang kayak Michan. Baik hati, dan anggun orangnya, penampilannya juga sopan pokoknya mama suka”

“ Mama apaan sih malu-maluin saja. Michan maafkan kelakuan mama saya ya” Ardi dengan raut muka menahan malu

“Iya gakpapa kok mas. Oh kalau begitu saya permisi dulu. Assalamualaikum” Pamit Michan





“ Walaikumsalam” Jawab Ardi dan Mama Lita

“Ayo kita pulang”Ajak mama Lita

Sebelum Michan pergi, mama Lita sempat menanyakan alamat rumah tinggal dan minta nomer whatshap. Sepanjang perjalanan pulang, mama Lita menceritakan perihal Michan kepada Ardi yang menciptakan Ardi senyum-senyum sendiri. Mama Lita menyadari itu dan pribadi menanyakan kepada Ardi apakah beliau suka sama Michan dan Ardi menceritkan kepada mamanya kalau beliau sudah suka semenjak pertama bertemu namun beliau aib untuk mengungkapkannya. Mama Lita sangat senang mendengar kabar tersebut dan berniat akan menceritakan hal ini kepada suaminya.

Setelah sampia di rumah mama Lita pribadi mencari suaminya untuk menceritakan perihal Ardi dan Michan.





“Pa sebentar lagi kita bakal punya menantu. Sebenarnya Ardi sudah mengincar perempuan yang beliau sukai” Kata mama Lita dengan raut muka penih kebahagia

“Yang benar ma? Kok Ardi gak pernah kisah sama papa?” tanya papa Kusuma

“Iya pa mama gak bohong, tadi waktu mama belanja di pasar, dompet mama jatuh terus ada perempuan yang baik hati mengambil dompet dan mengembalikan kepada mama. Dan beliau juga membantu membawa barang belanjaan mama hingga di parkiran mobil.” Kata mama Lita

“Terus mama tahu darimana kalau Ardi suka sama perempuan itu?” tanya papa Kusuma

“ Tadi waktu Michan bantu mama bawa barang belanjaan hingga di parkiran kendaraan beroda empat mereka saling canggung gitu pa, kemudian ketika diperjalanan pulang Ardi kisah sama mama kalau beliau sudah suka dan menginginkan Michan untuk menjadi istrinya tapi Ardi belum mempunyai keberanian untuk ngomong sama papa” Ujar mama Lita

“ Kalau gitu pribadi ke rumahnya aja ma, pribadi dilamar aja suruh Ardi cuti dulu ” ujar papa Kusuma

“ Iya pa nanti mama bilang sama Michan kalau keluarga kita mau bertamu kesana dan mama juga bilang sama Ardi untuk minta surat cuti.” Ujar mama Lita

Setelah percakapan tersebut, mama Lita pribadi memberi tahu Ardi dan Michan. Awalnya Ardi sangat terkejut namun beliau juga senang mendengar kalau mama dan papanya mendukung pilihannya.










Michan Wijaya
Suatu hari saya di pergi ke pasar untuk belanja sayur-sayuran, ketika di pasar saya melihat ada seorang ibu yang dompetnya terjatuh dan ibu tersebut tidak menyadarinya. Aku yang melihatnya pribadi mengambil dan mengembalikan dompet tersebut. Saat mengembalikan dompet miliknya, saya melihat ibu tersebut kerepotan membawa barang belanjaan tanpa berfikir panjang saya pribadi menyampaikan dukungan kepadanya. Aku antar barang belanjaan ibu tersebut hingga di parkiran kendaraan beroda empat dan tak lupa saya berkenalan dengan ibu tersebut serta ibu tersebut meminta nomer whatshapku. Sesampainya di kendaraan beroda empat saya terkejut ternyata orang yang ku tolong yakni mamanya lelaki yang telah menabrakku waktu itu. Dia juga sangat terkejut melihatku. Aku merasa sangat gugup dan hatiku sangat berdebar-debar mungkin lelaki tersebut mencicipi hal yang sama alasannya yakni terlihat sekali dari raut mukanya. Setelah kami saling berkanalan saya memutuskan pamit kepada tante Lita untuk meneruskan belanja sayur.
Saat malam hari saya sedikit terkejut ternyata tante Lita mengirimkan pesan bahwa keluarganya besok sore mau berkunjung ke rumahku.Aku sedikit resah kenapa tante Lita mau berkunjung ke rumahku tapi saya berfikir positif aja munkin tante Lita ingin bersilaturahmi. Setelah saya menerima pesan tersebut saya pribadi memberitahu kedua orang tuaku.
Keesokan harinya saya menceritakan pengalamanku di pasar kepada sahabatku Tari. Dia sangat senang dan menurutnya kalau tante Lita dan keluarganya mungkin mau melamarku. Aku senang kalau itu benar terjadi dan semoga keluargaku juga sanggup mendapatkan lamaran tersebut.






Pada ketika sore hari keluargaku terkejut alasannya yakni ada kendaraan beroda empat glamor yang berkunjung kerumah.
“Michan, Itu siapa? Apa itu tante yang mengirimkan pesan kepadamu?”Tanya ibuku
“ Saya juga tidak tau bu, alasannya yakni kemaren tante Lita tidak memakai kendaraan beroda empat semewah itu” Jawabku
Setelah semua keluar dari kendaraan beroda empat glamor tersebut saya sangat terkejut ternyata benar itu yakni keluarga tante Lita. Setelah saya amati lagi kenapa mas Ardi juga ikut? Apa benar yang dikatakan Tari? Tapi saya merasa tak pantas menjadi istri dari mas Ardi.
“ Assalamualaikum” Keluarga mas Ardi
“ Waalaikumsalam, silahkan masuk!” Ucap ayah dan ibuku kepada keluarga mas Ardi
Aku membawakan beberapa minuman untuk keluarga mas Ardi dan juga bersalaman kepada tante Lita. Setelah itu saya duduk disamping ibuku dan ikut berbincang-bincang dengan mereka.
“ Maksud kedatangan kami disini yakni ingin melamar anak Anda” Kata papa Kusuma
Aku, ibu dan bapak sangat terkejut alasannya yakni gres saja kemaren saya bertemu dengan mereka.
“ Emm maaf apakah anak anda serius ingin menikahi anak kami? Dan anda tahu sendiri kami bukan orang kaya ibarat keluarga Anda.” Jawab ayahku
“ Saya sangat ingin menikahi putri Anda” Jawab mas Ardi dengan sedikit gugup
“Kami tidak memandang kaya atau miskin untuk dijadikan menantu, asalkan beliau solekhah dan anak saya merasa cocok saya sangat mendukung itu.” Tambah papa Ardi
“ kalau boleh tau nak Ardi bekerja apa?”kali ini ibuku yang bertanya
“ Saya bekerja sebagai Tentara Nasional Indonesia dan memegang beberapa perusahaan tante. Tapi hening saja tante, kalau nanti putri Anda menjadi istri saya, saya akan membuatnya bahagia” Jawab mas Ardi
“Emm semua keputusan ada ditangan putri kami. Bagaimana nduk?” tanya ibu kepadaku
“ Emm asalkan ayah dan ibu sepakat dan memberi restu kepadaku saya akan mendapatkan lamaran mas Ardi” jawabku. Aku sedikit melirik kearah mas Ardi dan ternaya mas Ardi juga sedang melirikku dengan senyuman yang sangan tampan.
Suasana di ruang tamu di penuhi dengan kebahagiaan dan para orang bau tanah mengucapkan puji syukur kepada Allah.Setelah itu para orang bau tanah pribadi menentukan tanggal untuk pernikahanku dan mas Ardi.Karena mas Ardi ada kiprah dinas diluar kota untuk bulan depan maka pernikahan kami dilaksanakan dua ahad lagi. Keluarga mas Ardi sungguh baik hati, keluargaku tidak perlu susah-susah menyiapkan program pernikahan. Semua telah diatur oleh keluarga mas Ardi dari sewa gedung, baju pengantin dan lain-lain.
Dua minngu kemudian.
Hari ini yakni hari dimana saya dan mas Ardi akan menjadi pasangan suami istri. Sungguh saya tidak menyangka Allah telah mengabulkan permintaanku. Aku sangat bersyukur perjuanganku dan penantianku selama ini berbuah manis. Sekarang saya tidak akan sendirian lagi alasannya yakni ada mas Ardi yang akan menjadi sahabat hidupku.






Jam 09.00 WIB acar janji nikah dilaksanakan. Acara janji nikah dilaksanakan dengan penuh kekusukan.Setelah semua mengucapkan sah dan berdoa saya meneteskan air mata kebahagiaan.Sungguh nikmat mana yang sanggup kudustakan selama ini? Aku merasa sangat bahagia. Setelah doa selesai saya mencium tangan mas Ardi untuk pertama kalinya dan mas Ardi mencium keningku. Acara janji nikah selesai pada pukul 12.00 WIB.
Setelah program janji nikah saya dan mas Ardi pribadi berkemas-kemas untuk melaksanakan program resepsi yang akan dilaksanakan pukul 18.30 WIB. Acara resepsi dilakukan di gedung glamor milik keluarga mas Ardi. Resepsi dilakukan dengan cara kemiliteran alasannya yakni mas Ardi yakni salah satu anggota militer.






Setelah program selesai kami pribadi pulang kerumah mas Ardi dan tak lupa kedua orang tuaku dan mertuaku ikut serta menginap di rumah mas Ardi. Saat dikamar kami tidak pribadi tidur melainkan kami melaksanakan salat sunah dua rakaat. Saat kita mau tidur mas Ardi bercerita kalau bahu-membahu beliau sudah menyukaiku semenjak pertama bertemu.
“Emm kini kita sudah menikah dan sudah sah menjadi suami istri. Enaknya mas manngil kau apa? Sayang, adik atau apa?” Mas Ardi membuka percakapan
“ Terserah mas Ardi aja” jawabku
“ Kalau terserah saya, berarti boleh dong mas panggil sayang?”
“Boleh mas”jawabku dengan sedikit gugup alasannya yakni ini pertama kali ada seorang lelaki yang memanggilku dengan sebutan sayang.






“Sayang, bahu-membahu mas sudah suka semenjak pertama kali kita bertemu di mall. Apakah sayang juga mencicipi hal yang sama?” tanya mas Ardi
“ Sebenarnya saya juga mencicipi hal yang sama ibarat mas rasakan namun saya tidak mau terburu- buru mengartikan alasannya yakni memikirkan lelaki yang belum menjadi mahromnya itu sama dengan maksiat. Maka dari itu saya lebih menentukan pasrah kepada Allah” Jawabku
“Subhanallah saya tidak salah menimbulkan kau sebagai istri dan ibu dari calon anak-anaku” kata mas Ardi sambil memelukku
“Mas, saya kan harus segera menyelesaiakan skripsi. Apakah mas tidak keberatan kalau waktu saya melayani mas terbagi ?”
“ Sayang, dengaran mas. Mas menikahi kau bukan untuk menghancurkan harapan atau masa depanmu dan bukan menjadikanmu sebagai pembantu tapi mas menikahi kau untuk kujadikan pendamping di dunia dan akhirat. Kita susah senang saling membantu dan saling mendukung harapan satu sama lain.”
Mendengar ucapan mas Ardi saya meneteskan air mata ternyata skenario yang Allah buat sangatlah indah.” Sayang kenapa kau menangis?” Tanya mas Ardi
“ Gakpapa mas Michan hanya merasa sangat senang telah dipertemukan dengan mas” jawabku
“ Jangan menangis sayang mas jadi ikut sedih” Mas Ardi sambil memelukku
Setelah saling mencurahkan hati satu sama lain kami melanjutkan dengan melaksanakan sunah Rosul.










Pernikahan kami masih berumur dua minggu, kebanyakan pengantin gres masih menghabiskan waktu berdua namun berbeda dengan diriku dan mas Ardi. Kami harus rela berpisah selama satu bulan alasannya yakni mas Ardi harus dinas di luar kota. Kepergian mas Ardi untuk dinas ke luar kota kumanfaatkan untuk menuntaskan skripsiku yang tinggal sedikit lagi. Dua ahad yang kemudian mas Ardi meminta mamanya untuk mengirimkan salah satu pembantunya untuk membantuku mengurus rumah. Kata mas Ardi, beliau kasian melihatku yang selalu terlihat kelelahan ditambah juga dengan harus menuntaskan skripsi.
“ Sayang mas tinggal dulu ya. Kamu gakpapakan di rumah sama bibi?” Mas Ardi
“ Iya gakpapa mas, kalau sudah selesai cepat pulang ya! Aku bakal kangen sama mas.” Jawabku dengan mata berkaca-kaca
“Sayang jangan menangis dong! Maaf mas harus meninggalkan kamu. Nanti mas akan selalu hubungi kau sayang” Mas Ardi sambil memelukku
“ Bi saya titip istri saya ya!” Tambah mas Ardi
“Iya tuan, saya akan menjaga nona dengan baik.” Jawab bibi
“Makasih ya bi” Mas Ardi “ Sayang mas berangkat dulu.” Mas Ardi sambil mencium keningku






Setelah mas Ardi berangkat dinas, hari- hariku dihabiskan dengan mengerjakan skripsi alasannya yakni sidang skripsi tinggal sebentar lagi. Setiap malam mas Ardi selalu menelponku dan selalau menanyakan bagaimana kabarku. Disaat saya benar-benar merindukan mas Ardi saya selalu mengajak Tari untuk menemaniku ke rumah mertuaku atau jalan-jalan ke mall. Sudah tiga minngu mas Ardi meninggalkan saya dan hari ini waktunya saya melaksanakan sidang skripsi dan alhamdulillah sidangnya lancar. Waktu sidang skripsi mertua dan ibuku tiba serta sahabatku tiba untuk menyampaikan semangat kepadaku.Namun saya mencicipi sedih alasannya yakni mas Ardi tidak sanggup pribadi datang.
Tiga hari sesudah sidang skripsi saya mencicipi tidak yummy tubuh padahal wisuda tinggal beberapa hari lagi. Setiap pagi saya merasa mual pusing dan nafsu makanku juga berkurang. Tidak ada yang tahu kalau saya setiap hari mengalami mual kecuali bibi namun saya melarang bibi untuk menceritakan kepada orang lain alasannya yakni saya hanya menganggapnya masuk angin. Hari ini waktunya saya wisuda, mertua dan kedua orang tuaku menghadiri program wisudaku tapi saya belum tahu mas Ardi sanggup tiba atau tidak alasannya yakni seharusnya kemaren mas Ardi sudah pulang namun ternyata masih ada kiprah yang harus diselesaikan.Saat selesai wisuda saya sangat terkejut alasannya yakni mas Ardi tiba di program wisuda dengan membawa buket bunga yang sangat besar dan indah.






Setelah program selesai saya dan mas Ardi pulang ke rumah, sesampainya di rumah saya mencicipi pusing dan sedikit mual.
“ Sayang kau kenapa? Wajahmu sangat pucat” Tanya mas Ardi
“Gakpapa mas, mungkin alasannya yakni kelelahan nanti kalau sudah istirahat juga sembuh” Jawabku
“ Kalau begitu kau bersihin makeup dan ganti baju kemudian istirahat” Mas Ardi
Di ketika saya tidur ternyata mas Ardi bertanya kepada bibi apa yang terjadi kepadaku disaat mas Ardi dinas. Dan bibi menceritakan semuanya kepada mas Ardi.
Aku terbangun disaat saya merasa sangat mual dan saya pribadi pergi ke kamar mandi untuk memuntahkan sesuatu yang ada di perutku tanpa kusadari ternyata mas Ardi mengikutiku ke kamar mandi.
“ Sayang kenapa kau kisah sama mas kalau kau udah satu ahad ini pusing dan mual-mual terus? Tadi mas tanya sama bibi” Tanya mas Ardi dengan muka yang panik
“ Maaf mas. Aku hanya gak ingin menambah beban mas Ardi aja” Jawabku
“ Kamu yakni tanggung jawab mas jadi lain kali jangan merahasiakan sesuatu dari mas. Oke sayang?” Mas Ardi
“ Iya mas, maaf “ jawabku dengan raut muka sedikit bersalah
“ Iya mas maafkan. Mas sudah menghubungi dokter lannganan keluarga nanti semoga kau diperiksa” Mas Ardi
Beberapa menit kemudian dokter tiba dan memeriksaku. Dan dokter menyampaikan kalau saya sedang hamil. Aku dan mas Ardi sangat senang mengetahui kabar kembira ini. Mas Ardi pribadi menghubungi kedua orang tuanya dan juga orang tuaku, mereka juga sangat senang mendengar kabar ini.






Walaupun mas Ardi harus bekerja namun saya senang alasannya yakni setiap pagi dan malam mas Ardi selalu ada disampingku dan juga kini mas Ardi tidak lagi dinas keluar kota. Disaat mas Ardi pergi bekerja ibuku atau ibu mertuaku selalu tiba untuk menemaniku. Aku merasa sangat senang dan tidak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah SWT alasannya yakni mempunyai keluarga yang sangat sayang kepadaku. (Atik Anturichana)



Sumber aciknadzirah.blogspot.com