Asli saya bersama-sama iseng saja beli Xiaomi Mi Band alasannya ada voucher belanja jadi dapatnya murah dan kebetulan saya gres saja mencoba untuk jalan kaki sejauh kurang lebih 5km setiap hari. Ini bila sanggup lho. Tapi setelah beberapa hari menggunakannya ternyata ini alat yang cukup menarik, dikatakan penting yakni relatif tapi yang niscaya cukup membantu dalam melacak kegiatan olahraga setiap hari. Fokus review Xiaomi Mi Band ini lebih ke manfaat yang saya rasakan semenjak menggunakannya.
Saya mendapat Mi Band yang warna hitam dan baterainya kosong, untung proses chargingnya cukup cepat dan berdasarkan klaimnya sanggup infinit hingga 30 hari untuk sekali pengisian. Yang niscaya saya dalam beberapa hari gres berkurang 5% baterainya, sepertinya cukup masuk akal.
Oh ya, pertama kali saya kesulitan memasukkan perangkatnya ke karet gelangnya, setelah mencoba beberapa kali karenanya yang paling gampang yakni diselipkan lewat bab bawah.
Selanjutnya yakni proses memasangkan (pairing) Mi Band ke handphone, saya menggunakan ASUS Zenfone 5 (awalnya saya kira cuma sanggup digunakan di handphone Xiaomi, ternyata tidak) dan jangan lupa menginstall aplikasi Mi Fit. Nanti Bluetooth akan otomatis hidup dan mencari Mi Band anda, dekatkan biar segera dikenali dan dipasangkan.
Kesalahan saya ketika pertama yakni melaksanakan prosesnya ketika baterai kosong, alhasil gagal terus. Tokonya tega mengirimkan Mi Band dalam keadaan mati daya. Haha. 😀 Saya pikir rusak awalnya, maklum belum pernah tahu barang jenis ini.
Pada ketika setelah sinkronisasi data Mi Band ke Mi Fit eksklusif ada proses update firmwarenya, tapi gagal entah kenapa. Untung sanggup saya ulang lagi prosesnya dan berhasil. Aneh saja.
Anda sanggup menggunakan gelangnya di tangan kiri, ajun atau leher. Sangat disarankan digunakan di bab badan yang tidak aktif digunakan biar tidak mengganggu sensornya mengenali kegiatan anda. Yang saya heran bila digunakan di leher… gelangnya kecil soalnya, mungkin ada suplemen tambahan berbentuk kalung ya.
Membuat Mi Account juga wajib sebelum sanggup memakainya. Setelah mengisi data – data yang ada di Mi Fit menyerupai sasaran langkah per hari dan satuan yang digunakan ke meter dan kilogram karenanya saya gunakan.
Seperti anda lihat akan terlihat grafiknya seberapa jauh dari tujuannya, lalu anda sudah menempuh berapa (kilo)meter dan berapa kalori yang sudah anda bakar. Agak termotivasi melihatnya. 😀 Nanti ada statistik per harinya, jadi sanggup dipantau riwayatnya. Akurasinya cukup anggun tampaknya, tidak ada perbedaan signifikan.
Yang asyik bersama-sama gres saya ketahui belakangan yaitu pemantauan tidur. Ternyata Mi Band sanggup mengenali kapan kita tertidur secara otomatis, berapa usang dan lelapnya berapa jam. Sungguh menarik. Kagum saya kok tahu kapan saya tertidur, entah bagaimana sensornya.
Fitur tambahan lain yang sangat membantu yakni notifikasi, jadi bila ada pemberitahuan masuk dari aplikasi yang telah anda tentukan sebelumnya (BBM, WhatsApp, Instagram, dan lain – lainnya) nanti gelang kita akan bergetar dan lampu LEDnya akan menyala. Kaprikornus bila handphone di saku telah disilent dan tidak terasa getarannya maka niscaya tetap akan tahu lewat Mi Band. Ada alarmnya juga.
Secara keseluruhan saya sangat puas dengan gelang Mi Band ini, mungkin alasannya saya tidak berharap apa – apa alasannya belum pernah mempunyai perangkat serupa sebelumnya. Harganya sendiri sekitar 200ribuan sepertinya sangat murah dibandingkan apa yang didapatkan, sama sekali tidak rugi.
Misal anda khawatir terhadap bagaimana nanti borosnya baterai handphone alasannya Bluetooth aktif terus maka santai saja, Bluetooth yang digunaka yakni versi LE dan irit daya. Sudah saya perhatikan di Zenfone 5 saya tidak terasa ada perbedaan signifikan sebelum dan setelah menggunakan Mi Band.
Sekian review Xiaomi Mi Band saya, ini masih berdasarkan generasi pertama kabarnya akan dirilis versi barunya yang menambahkan sensor denyut jantung. Tampaknya saya akan membelinya bila sama – sama murahnya.
Semoga bermanfaat. 🙂
Sumber gurupintar.com