Pada hari selasa 28 September 2018 yang lalu, gempa dengan kekuatan 7,4 scala richter beserta gelombang tsunami menghantam pantai Talisa Palu dan pantai Donggala. Berbagai kerusakan bangunan, kerugian bahan dan juga hilangnya nyawa para penduduk sekitar juga menjadi efek dari gempa dan tsunami ini.
Gempa palu yang terjadi mempunyai kekuatan 7,4 yang berada di kedalaman 10 kilometer dan berpusatd i 0,18 LS dan 119,85 BT atau 27 kilometer Timur Laut Donggala-Sulawesi Tengah. Dalam laporan tiap harinya, korban tewas akhir tragedi tersebut terus bertambah. Apalagi jarignan listrik yang masih padam dan juga jaringan komunikasi yang terganggu akhir insiden tersebut.
Oleh karenanya, para warga setempat tidak bisa berbuat banyak terutama dalam hal mengevakuasi korban. Mungkin banyak yang bertanya apa yang sebetulnya yang terjadi di Palu sebelum dan sehabis gempa bumi yang dibarengi dengan tsunami ini. Baerikut ini yaitu fakta – fakta mengenai gempa bumi dan tsunami di Palu Sulawesi.
*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com
1. Peringatan dini tsunami dari BMKG.
photo via : www.thejakartapost.com
Menurut keterangan resmi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada hari Jumat (28/9/2018) gempa di Donggala mempunyai potensi terjadinya tsunami. Adapun wilayah yang diperkirakan terancam terkena tsunami yaitu Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah. Setlah gempa terjadi, jaringan komunikasi di Donggala putus. Oleh karenanya, BMKG masih belum memantau seberapa parah efek gempa dengan magnitudo 7,4 itu.
2. Peringatan tsunami dicabut
Setelah menunjukkan peringatan tsunami, tepatnya pada pukul 17.37 WIB, BMKG mencabut peringatan dini tsunami pasca- gempa bermagnitudo 7,4 di sekitar Donggala, Sulawesi Tengah. Pencabutan peringata tersebut kurang lebih setengah jam dari waktu terjadinya gempa yang terjadi pada pukul 17.02 WIB. Adapun alasan dari pencabutan itu yaitu air naik semakin surut dan pengamatan saksi mata salah satunya staf BMKG di Kota Palu.
class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:600px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3133381919"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">
“Peringatan tsunami telah kami keluarkan sekitar lima menit sehabis insiden gempa. Terpantau dari saksi mata di lapangan, ketinggian muka air maritim mencapai 1,5 meter,” kata Dwikorita Karnawati, Kepala BMKG. “Namun, kemudian sehabis kita pantau, tsunami datang, air naik semakin surut. Dengan surutnya air yang teramati, maka peringatan dini tsunami kami akhiri,” sambung dia. Sebelum peringatan dini tsunami dicabut, BMKG menyatakan bahwa wilayah Donggala kepingan barat berada masih berada dalam status siaga. Sedangkan untuk wilayah yang berstatus waspada yaitu Donggala kepingan utara, Mamuju kepingan utara, dan Kota Palu kepingan barat.
3. Pernyataan tidak ada tsunami susulan
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengenai gempa dan juga tsunami yang menimpa Palu tersebut, tidak akan ada tsunami susulan lagi yang akan melanda wilayah Palu dan juga sekitarnya. Dengan dicabutnya peringatan tsunami tersebut, masyarakat yang tinggal di pesisir pantai tidak perlu khawatir untuk beraktifitas. Meskipun demikian, BMKG tetap meminta masyarakat untuk bisa mengantisipasi gempa susulan yang kemungkinan masih bisa terjadi. Hingga pukul 21.00 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 31 gempa susulan yang berpusat di Donggala.
*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com
4. Jumlah korban jiwa terus bertambah
photo via : www.pikiran-rakyat.com
Pasca terjadinya tragedi tersebut, jumlah korban jiwa yang dilaporkan terus bertambah tiap harinya. Berdasarkan informasi terakhir yang didapt, jumlah korban tewas akhir gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah terus bertamabah sampai mencapai 832 orang. Jumlah tersebut terdiri dari 821 orang korban tewas di Palu dan 11 orang lagi di Donggala. Namun jumlah tersebut tampaknya akan terus bertambah lantaran masih banyak korban tragedi yang masih tertimbun di bawah reruntuhan bangunan yang ada di kawasan sekitar bencana.
5. Tsunami di Palu sulit terdeteksi
Bbebrapa hari belakangan, banyak orang yang bertanya – tanya dan mengungkapkan keheranannya mengenai peringatan dini dan juga tata cara penanganan tragedi yang ada. Menurut kepala Badan Informasi Geospasial(BIG) Hasanuddin Z Abidin, kurang tepatnya detesi tsunami yang terjadi di Palu dikarenakan keruwetan duduk perkara yang dihadapi ketika gempa terjadi di Palu yang menciptakan alat pendeteksi tsunami menjadi tidak berfungsi.
*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com
class="adsbygoogle"
style="background:none;display:inline-block;width:300px;height:250px;max-width:100%;"
data-ad-client="ca-pub-9314037868717527"
data-ad-slot="3892123021"
data-ad-format="auto"
data-full-width-responsive="true">
5. Masyarakat diperbolehkan untuk mengambil barang di minimarket pasca gempa dan tsunami
Sebelumnya, sempat beredar kabar informasi mengenai pernyataan diperbolehkannya bagi masyarakat Palu untuk mengambil barang di minimarket pasca gempa dan juga tsunami di wilayah tersebut. Dalam informasi tersebut, dimuat adanya pernyataan dari menteri dalam negeri Tjahjo Kumolo yang memperbolehkan masyarakat untuk mengambil barang di minimarket lantaran semuanya telah ditanggung oleh pemerintah. Namun, ketika dikonfirmasi, menteri Dalam Negeri Tahjo Kumolo membantah adanya informasi tersebut.
6. Rutan Donggala terbakar
photo via : foto.kompas.com
Saat insiden tersebut terjadi, rumah tahanan (rutan) kelas II B Donggala mengalami kebarakan akhir tuntutan para tahanan yang tidak dipenuhi oleh para petugas. Para tahanan menuntuk untuk pulang dan mengetahui nasib para keluarga mereka pasca gempa dan tsunami terjadi. Para tahanan mulai mengamuk dan membakr Rutan. Setidaknya ada sekitar 100 napi yang diketahui kabur dari Rutan ketika itu.
7. Penyebab Gempa dan Tsunami
Berdasarkan informasi BMKG, adapun penyebab gempa besar yang diabrengi dengan tsunami yang menerjang Palu tersebut terjadi akhir adanya kegiatan sesar Palu Koro. Jika dilihat dari lokasi episenter dan juga kedalamannya yang mencapai 10 kilometer, gempa ini masuk dalam kategori gempa dangkal. Sedangkan untuk tsunami yang terjadi setelahnya disebabkan oleh dua hal yakni adanya longsoran sedimen dasar maritim pada kedalaman 200-300 meter. Kedua, diakibatkan oleh gempa lokal yang terjadi di kepingan luar Teluk Palu.
8. 16 Ribu Warga Mengungsi
Setelah Gempa dan juga tsunami yang melanda Palu, Banyak warga yang melaksanakan penyelamatan kantong Jenazah berisikan jazad korban tsunami di Palu. Dengan banyaknya kerugian jiwa dan material menyerupai bangunan yang roboh, setidaknya ada sekitar 16.732 orang yang mengungsi akhir gempa dan tsunami di Palu dan Donggala tersebut. Para pengungsi tersebut tersebar di 24 titik pengungsian yang ada di Kota Palu.
9. 209 gempa susulan
Meskipun satuan tanggap darurat gempa telah ditetapkan, gempa bumi yang ada di Sulawesi Tengah masih tetap terjadi. Berdasarkan informasi terakhir yang didapt dari BNPB, setidaknyua ada sekitar 209 kali gempa susulan yang tercatat. Dari 20 gempa susulan yang terjadi, setidaknya ada lima gempa susulan yang getarannya sangat terasa. Meskipun goncangannya bisa dibilang menurun atau lebih sedikit, warga di sejumlah kawasan di palu terbilang cukup panik dan banyak diantara mereka yang mengungsi ke kawasan pegunungan dengan membawa perbekalan seadanya.
*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com
10. Jembatan kuning Ponulele kota Palu ambruk
Tak hanya mati listrik, banyak kemudahan publik mengalami kerusakan berat akhir gempa dan tsunami yang terjadi. Salah satu bangunan yang mengalami rusak parah yaitu jembatan kuning Ponulele yang menjadi ikon Kota Palu. Jembatan ini sendiri merupakan jembatan yang gres saja diresmikan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada bulan Mei 1006. Jembatan yang menghubungkan antara Palu Barat dan Palu Timur sekarang tidak sanggup difungsikan kembali.
11. Korban gempa dan tsunami akan dimakamkan secara massal
photo via : kumparan.com
Ratusan korban tewas akhir insiden musibah tersebut dimakamkan secara massal. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Basarnas dan juga tim SAR adonan diperkirakan ada sekitar 50 sampai 60 orang masih tertimbun di Hotel Roa-Roa Kota Palu. Sebelum dimakamkan, para korban terlebih dahulu diidentifikasi identitasnya. Adapun alasan untuk memakamkan secara massal ini dikarenakan pertimbangan kesehatan dari para korban – koraban lainnya.
12. WNA Hilang
Saat terjadi gempa besar yang menghantam Palu, setidaknya ada sekitar 71 oran warga negara absurd (WNA) yang berada di Palu. Adapaun beberapa WNA ini berasal dari Singapura, Belgia sampai Jerman. Beberapa orang WNA yang ada, telah dievakuasi namun 5 dari WNA kondisinya masih belum diketahui.
13. 4 kawasan alami likuifaksi
Fenomena likuifaksi (liquefaction) atau ‘bangunan dan pohon berjalan’ muncul seesat sehabis gempa bumi di Sulawesi Tenggara. BNPB menyebut ada 4 kawasan yang mengalami likuifikasi yaitu Jl Dewi Sartika Palu Selatan, Petobo, Biromaru (Sigi), dan Sidera (Sigi).
*Jika artikel ini muncul di website selain BlogUnik.com, maka sanggup dipastikan bahwa web tersebut sudah mencuri dan menayangkan artikel ini tanpa persetujuan BlogUnik.com
Sumber http://blogunik.com