Sedikit share pengalaman saja soal penggunaan harddisk dan usianya hingga rusak atau mati total. Kaprikornus sanggup digunakan sebagai tumpuan kapan saatnya anda siap – siap beli gres dan menggantinya, tentu saja jangan lupa backup rutin data – data pentingnya daripada terlanjur terjadi.
Catatan saja, kebanyakan yang aku tuliskan ialah pengalaman dan sifatnya subjektif. Tidak kaget jikalau orang lain mempunyai pengalaman dan opini berbeda terhadap umur harddisk dan merek mana yang terbaik.
Ada beberapa harddisk yang aku miliki, aku banyak lupa tipe spesifiknya tapi masih operasional hingga kini semenjak pertama beli:
- Seagate 250GB SATA1, dari tahun 2005 hingga kini masih bekerja keras. Penggunaannya normal sehari – hari, tapi dulu sewaktu kuliah sering digunakan ngegame dan d0wnl0ad. 😀
- HDD Eksternal Toshiba 1TB, dari tahun 2012 hingga kini juga masih sehat. Untuk backup saja.
- HDD Eksternal HGST 1TB, ini tahun kemarin belinya. Sama, buat backup juga. Herannya harga HDD tidak turun – turun hingga aku beli lagi selisihnya tidak besar.
- Seagate 320GB 2.5″ untuk netbook ACER AOD250. Sama dengan di PC saya, ini dari tahun 2013 lebih sering aku gunakan dan malah sudah dipaksakan sering setiap hari nyala dan d0wnl0ad torrent tapi tetap tidak ada masalah. Malah rusak dulu keyboardnya. 😀
Sedangkan yang rusak juga ada:
- Western Digital 80GB ATA, jadul memang tapi semenjak beli barunya 2008 pas tahun 2011 rusak. Tiba – datang membuka semua file dan folder jadi error tidak ditemukan di Windows.
- Maxtor 120GB ATA, sama jadulnya. Beli ini sanggup murah dari toko teman tahun 2010 alasannya ialah mau higienis stok, jadi satu PC sempat harddisknya ada 3. Rusaknya tidak usang dengan yang WD sekitar 4 bulanan. Mungkin tipe ATA agak kurang awet.
- Seagate 320GB SATA1. Ini aku letakkan pada PC yang tidak pernah mati dan fungsinya sebagai file server. Usianya cukup singkat, cuma 2 tahun lewat sedikit sudah wafat.
Ketiga harddisk diatas ada kesamaan sebelum tidak sanggup digunakan: beban kerjanya tinggi. Sering ada proses baca/tulis data ke piringannya.
Dari pengalaman diatas aku menyimpulkan semakin sering digunakan maka cepat aus juga. Sangat masuk akal sekali alasannya ialah isinya ialah perangkat mekanis. Tapi jikalau mau dirata – rata untuk penggunaan normal maka 5 tahun sangat mungkin tercapai.
Tentu saja kita tidak sanggup pasif menunggu nasib HDD mati begitu saja, rutin – rutin dicek hasil tes SMARTnya dan pakai software semacam CrystalDiskInfo atau HDTune untuk tahu bagaimana kesehatannya. Tanpa software pun kadang ciri – cirinya harddisk akan rusak sanggup terasa, menyerupai jalan masuk file jadi lambat, loading Windows juga jadi sangat usang dan seterusnya.
Terakhir jikalau anda butuh data dan uji yang lebih ilmiah sanggup baca laporan berikut dari BackBlaze: https://www.backblaze.com/blog/hard-drive-failure-rates-q2-2016/
Sumber gurupintar.com