Monday, November 12, 2018

√ Pemberontakan Andi Azis Di Makassar

Pemberontakan Andi Aziz yakni salah satu ancaman yang mengancam keamanan Negara Republik Indonesia (RI) di Makassar. Pemberontakan ini dipimpin sendiri oleh Andi Aziz, bekas asisten Presiden NIT di Makassar. Kapten Andi Aziz semula merupakan perwira KNIL (Koninklijk Nederlandsche Indische Leger), yang bersama pasukannya bergabung dengan Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) pada tanggal 30 Maret 1950. Ternyata, kurang dari satu ahad sehabis penggabungan itu, Andi Azis melaksanakan pemberontakan. Motifnya yakni menolak masuknya pasukan APRIS yang berasal dari Tentara Nasional Indonesia ke Makassar. Komandan APRIS pada waktu itu, yakni Letkol. A.J. Makoginta, panglima tentara dan teritorium Indonesia Timur.

 yakni salah satu ancaman yang mengancam keamanan Negara Republik Indonesia  √ Pemberontakan Andi Azis di Makassar
Kapten Andi Azis

Pemberontakan Andi Azis

Saat itu keadaan Sulawesi Selatan, khususnya Makassar, sedang bergejolak. Rakyat yang anti federal (RIS), mengadakan demonstrasi dan mendesak semoga NIT (Negara Indonesia Timur) dibubarkan dan bergabung kembali dengan RI. Kelompok yang baiklah dengan gagasan Negara federal, mengadakan demonstrasi balasan. Suasana semakin terasa panas dan genting ketika menyebarnya warta bahwa batalyon pimpinan Mayor H.V. Worang dari Jawa, akan ditempatkan di Sulawesi Selatan. Padahal pasukan yang sebagian besar terdiri atas putara Sulawesi Utara itu bergotong-royong dikirim ke Manado dengan kapal Waekelo. Mereka harus singgah di Makassar untuk menambah perbekalan. Andi Azis dan pengikutnya khawatir kedudukan mereka akan terdesak oleh pasukan dari Jawa tersebut.

Pada pagi hari tanggal 5 April 1950, Andi Aziz dengan pasukannya menyerang markas APRIS dan menduduki objek-objek penting, ibarat lapangan terbang dan kantor telekomunikasi. Dalam waktu singkat kota Makassar sanggup dikuasai alasannya yakni pasukan APRIS jumlahnya sangat sedikit. Pemerintah RIS (Republik Indonesia Serikat) terpaksa menghadapi pemberontakan dengan kekuatan senjata. Tiga hari kemudian, yaitu pada tanggal 8 April 1950, pemerintah mengeluarkan ultimatum semoga Andi Aziz melaporkan diri ke Jakarta dalam waktu 4 X 24 jam.

Untuk mempertanggungjawabkan tindakannya, pasukan Andi Aziz dihentikan keluar dari asrama. Perlengkapan senjata mereka pun harus diserahkan kepada APRIS. Ultimatum tersebut tidak dipenuhi, sehingga pemerintah sentra terpaksa mengerahkan kekuatan senjata untuk menumpas Andi Aziz dan pasukannya.

Pasukan adonan APRIS dikerahkan ke Sulawesi Selatan dipimpin oleh Kolonel A.E. Kawilarang. Ia dibantu oleh para perwira komandan pasukan, ibarat Letkol. Soeharto, Mayor H.V. Worang, Andi Mattalata, dan Letnan S. Sukowati. Angkatan Laut mengerahkan kapal perang Hang Tuah, Banteng, dan Rajawali, sedangkan Angkatan Udara membantu dengan beberapa pesawat pembom B-25 Mitchell.

Karena terdesak, pada tanggal 15 April 1950 Andi Aziz mengalah dan berangkat ke Jakarta. Dengan penyerahan diri Andi Aziz maka pasukannya dan NIT dibubarkan, kemudian melebur kembali ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Sekian uraian wacana Pemberontakan Andi Azis di Makassar, semoga bermanfaat.

Sumber http://www.ilmusiana.com