√ Biografi Sisingamangaraja Xii - Jagoan Kemerdekaan Nasional

Sisingamangaraja yakni salah satu p0juang kemerdekaan Indonesia. Jika di baca dari biografinya, sebagian besar masa hidup Sisingamangaraja didedikasikan untuk melawan penjajah Belanda. Sisingamangaraja gotong royong yakni sebuah gelar yang disematkan padanya dikala dilantik menjadi Raja. Nama aslinya yakni Patuan Bosar Ompu Boru. Beliau populer keras menentang Belanda, hal ini terlihat dari beberapa pertempuran sengit yang pernah dihadapinya. Hingga akhirnya, disalah satu pertempuran, Sisingamangaraja wafat sebagai hero bangsa. Share biografi kali ini, akan menceritakan sejarah hidup dari Sisingamangaraja, selamat membaca.

Biodata Sisingamangaraja XII

Lahir: Bakkara, Tapanuli, 18 Februari 1845
Meninggal: Simsim, 17 Juni 1907
Makam: Palau Samosir

Anak: Lopian, Patuan Anggi, Patuan Nagari
Pasangan/Istri: Boru Simanjuntak, Boru Situmorang, Boru Sagala, Boru Nadeak, Boru Siregar
Penghargaan: Pahlawan Kemerdekaan Nasional (SK Presiden RI No. 590/1961 )

Biografi Sisingamangaraja XII

Sisingamangaraja XII dalam biografi hidupnya, terlahir dengan nama Patuan Bosar Ompu Boru Situmorang. Pada 1867, ayahnya meninggal akhir penyakit kolera. Kemudian, ia diangkat menggantikan ayahnya menjadi raja dengan bergelar Sisingamangaraja XII.  Pada awal masa pemerintahannya, aktivitas pengembangan agama Nasrani yang dipimpin oleh Nommensen dari Jerman sedang berlangsung di Tapanuli. Belanda ikut masuk dengan berlindung di balik aktivitas tersebut. Namun, lambat laun Belanda mulai memperlihatkan itikad tidak baik dan bermaksud ingin menguasai wilayah kekuasaan Sisingamangaraja XII.  Sisingamangaraja XII lalu mengadakan musyawarah bersama raja-raja dan panglima tempat Humbang, Toba, Samosir, dan Pakpak. Kemudian, ketegangan antara Belanda dan Sisingamangaraja meningkat hingga menjadikan konflik. Upaya jalan tenang sudah tidak sanggup lagi ditempuh.

Pada 19 Februari 1878, Sisingamangaraja XII bersama rakyat Tapanuli mulai melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di Bahal Batu, bersahabat Tarutung. Pertempuran yang tak seimbang menciptakan Sisingamangaraja dan pasukannya kalah dan terpaksa mundur dari Bahal Batu. Namun, perlawanan pasukan Sisingamangaraja masih tetap tinggi, terutama di desa-desa yang belum tunduk pada Belanda, menyerupai Butar, Lobu Siregar, Tangga Bantu, dan Balige. Sebaliknya, Belanda semakin gencar mengejar Sisingamangaraja XII hingga ke desa-desa dan melaksanakan pembakaran serta menawan raja-raja desa. Akibatnya pertempuran meluas hingga ke beberapa tempat menyerupai Sipintu-pintu, Tangga  Batu, Balige, dan Bakkara. Namun, Sisingamangaraja tetap gigih melaksanakan perang gerilya.

Pada Mei 1883, pos Belanda di Uluan dan Balige kembali diserang oleh Sisingamangaraja. Setahun lalu (1884), kekuatan Belanda di Tangga Batu berhasil dilumpuhkan. Belanda melaksanakan upaya pendekatan dan mengatakan penobatan Sisingamangaraja sebagai Sultan Batak dengan aneka macam hak istimewa. Namun, dia menolaknya dengan tegas. Pada 1904, Belanda melaksanakan pengepungan ketat. Pada 1907 Sisingamangaraja berhasil lolos. Namun, upaya keras Belanda balasannya membuahkan hasil dengan mengetahui tempat persembunyian Sisingamangaraja di Hutan Simsim. 17 Juni 1907, markas Sisingamangaraja dikepung Belanda. Dalam suatu pertempuran jarak dekat, komandan pasukan Belanda kembali memintanya mengalah dan menjanjikan akan menobatkan Sisingamangaraja menjadi Sultan Batak. Namun, Sisingamangaraja tetap tidak mau tunduk dan menentukan lebih baik mati.

Terjadilan pertempuran sengit yang menewaskan hampir seluruh keluarga dan pasukannya. Akhirnya, Patuan Bosar Ompu Pulo alias Raja Sisingamangaraja XII bersama dua putra dan satu putrinya, serta beberapa panglimanya yang berasal dari Aceh gugur sebagai kusuma bangsa.

Sekian uraian wacana Biografi Sisingamangaraja XII - Pahlawan Kemerdekaan Nasional, semoga bermanfaat. 

Sumber http://www.ilmusiana.com