Tuesday, August 14, 2018

√ Ekosistem Maritim : Mari Mengenalnya Ciri Dan Klasifikasinya!

Dua per tiga luas permukaan bumi merupakan hamparan lautan dengan keanekaragaman ekosistem yang luar biasa. Terkait dengan kehidupan dan sistem ekologinya, luas maritim yang sebesar itu tentu menyimpan banyak misteri dan rahasia. Mengenali keanekaragaman ekosistem laut tentu sangat menyenangkan alasannya yakni kita sanggup tahu bagaimana bahwasanya organisme maritim sanggup hidup dengan kondisi komponen penyusun ekosistem yang serba ekstrim itu. Berikut ini eBiologi.com telah merangkum informasinya untuk Anda.

Pengertian Ekosistem Laut dan Ciri-cirinya

Dua per tiga luas permukaan bumi merupakan hamparan lautan dengan keanekaragaman ekosistem √ Ekosistem Laut : Mari Mengenalnya Ciri dan Klasifikasinya!
Menurut ekosistem air tawar, ekosistem maritim mempunyai ciri-ciri umum yaitu :
  1. Berupa perairan dengan kadar mineral yang sangat tinggi.
  2. Mineral yang mendominasi yakni Klor (Cl) dengan jumlah sebanyak 55%-75%.   
  3. Memiliki salinitas tinggi (semakin mendekati khatulistiwa semakin tinggi).
  4. Iklim dan cuaca tidak besar lengan berkuasa besar pada ekosistem laut.
  5. Punya variasi perbedaan suhu antara permukaan dengan kawasan di kedalaman.

Jenis-jenis Ekosistem Laut

Berdasarkan kedalamannya, ekosistem maritim terbagi menjadi 4 kawasan yaitu:
  1. Daerah Pasang Surut (Coastal). Merupakan kawasan yang eksklusif berbatasan dengan darat. Variasi temperatur dan salinitas mempunyai imbas yang berarti untuk kawasan ini dibanding dengan kawasan maritim yang lainnya. Biota yang hidup dan berkembang di kawasan ini antara lain ganggang  teripang, udang, binatang laut, kepiting, cacing laut.
  2. Daerah Neritik atau Euptopic. Merupakan kawasan maritim dangkal, kawasan ini masih sanggup ditembus cahaya hingga ke dasar, kedalaman kawasan ini sanggup mencapai 200 m. Adapun biota yang hidup antara lain plankton, nekton, neston, dan bentos.
  3. Daerah Remang-Remang (Batial). Merupakan kawasan maritim dengan kedalaman antara 200 – 1500 m, sudah tidak ada produsen. Hewannya berupa nekton.
  4. Daerah Abisal atau Daerah maritim dalam. Merupakan kawasan maritim yang kedalamannya antara 1500 - 6000 m. Daerah ini gelap sepanjang masa, tidak terdapat produsen.
  5. Daerah Hadal.  Merupakan kawasan maritim yang kedalamannya lebih dari 6000 m.

Dua per tiga luas permukaan bumi merupakan hamparan lautan dengan keanekaragaman ekosistem √ Ekosistem Laut : Mari Mengenalnya Ciri dan Klasifikasinya!
Pembagian ekosistem laut

Berdasarkan intensitas cahayanya, ekosistem maritim terbagi menjadi 3 daerah, yaitu:
  1. Daerah fotik. Merupakan kawasan maritim yang masih sanggup ditembus cahaya matahari, kedalaman maksimum 200 m.
  2. Daerah twilight atau kawasan disafotik. Merupakan kawasan remang-remang, tidak efektif untuk aktivitas fotosintesis, kedalaman antara 200 – 2000 m.
  3. Daerah afotik. Merupakan kawasan yang tidak tembus cahaya matahari. Kaprikornus gelap sepanjang masa.

Berdasarkan keragamannya, ekosistem air maritim terbagi menjadi 4 ekosistem, yaitu:
  1. Ekosistem laut, ditandai dengan salinitas (kadar garam) yang tinggi terutama di kawasan maritim tropis.
  2. Ekosistem pantai, letaknya berbatasan dengan darat, laut, dan kawasan pasang surut.
  3. Ekosistem estuari (muara) yakni ekosistem tempat bersatunya sungai dengan laut.
  4. Ekosistem terumbu karang, yang didominasi oleh kerikil karang dan organisme-organisme lainnya, kawasan ini masih sanggup ditembus cahaya matahari sehingga fotosintesis masih sanggup berlangsung.

Dua per tiga luas permukaan bumi merupakan hamparan lautan dengan keanekaragaman ekosistem √ Ekosistem Laut : Mari Mengenalnya Ciri dan Klasifikasinya!
Ekosistem terumbu karang

Komponen Biotik dalam Ekosistem Laut

Dengan kondisi lingkungan yang salinitasnya tinggi, intensitas matahari yang sedikit, serta kandungan mineral yang banyak, komponen biotik dalam ekosistem maritim tentu menarik untuk dibahas. Jika binatang dan tumbuhan tingkat rendah mempunyai tekanan osmosis yang kurang lebih sama dengan tekanan osmosis air laut,  sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Lalu, bagaimanakah dengan binatang tingkat tinggi, ibarat ikan?

Ikan dan banyak sekali binatang dan tumbuhan tingkat tinggi yang hidup di dalam mempunyai tekanan osmosis yang jauh lebih rendah dibanding tekanan osmosis air laut. Ia sanggup hidup dan melaksanakan interaksi dengan komponen penyusun ekosistem maritim dengan melaksanakan penyesuaian sebagai berikut:
  1. Banyak minum.
  2. Air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus.
  3. Sedikit mengeluarkan urine.
  4. Eksreksi air terjadi secara osmosis.
  5. Mineral garam dikeluarkan secara aktif melalui insang.

Nah, itulah pembahasan seputar ekosistem air laut, penggolongannya, serta biota atau organisme yang hidup di dalamnya. Semoga sanggup menjadi sumber referensi bagi kita semua.
Sumber http://www.ebiologi.net