Wednesday, July 18, 2018

√ Cara Mendapatkan Tamu Berdasarkan Fatwa Islam

Bagaimana cara mendapatkan tamu dengan baik sesuai tuntunan aliran Islam? Penting diperhatikan, tamu perlu diterima dengan cara-cara yang baik. Tuan rumah (orang yang memiliki tamu) memiliki tanggung jawab atas keselamatan tamunya. Selain keselamatan dan keamanan juga perlu diusahakan kesenangan dan ketenangan bagi tamu, asal tamu tersebut termasuk orang-orang yang baik dan tidak bermaksud jahat terhadap tuan rumah.

 Bagaimana cara mendapatkan tamu dengan baik sesuai tuntunan aliran Islam √ Cara Menerima Tamu Menurut Ajaran Islam

Selama masa bertamu kebutuhan tamu yakni tanggungan tuan rumah. Oleh lantaran itu tuan rumah sedapat mungkin berusaha untuk sanggup memenuhi kebutuhan hidup tamunya yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, terutama hari yang istimewa yaitu hari dan malam yang pertama. Rasulullah Saw bersabda:
"Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah menghormat tamunya bab istimewanya." Para sobat bertanya: "Hai Rasulullah, apakah yang dimaksud bab istimewanya?" Rasulullah Saw bersabda: "Harinya (yang pertama) dan malamnya (yang pertama)."
Melayani tamu itu merupakan perintah atau aliran agama. Tamu itu harus dilayani selama beliau bertamu. Pada umumnya bertamu itu hanya sebentar. Tetapi ada kalanya tamu itu tinggal lebih lama. Dalam hal ini pelayanan terhadap tamu tersebut hendaknya tetap baik, dan pada tiga hari yang pertama tamu itu harus dilayanai sebagaimana mestinya, artinya pelayanan itu diusahakan sebaik mungkin sesuai dengan kemampuan. Adapun pelayanan pada hari-hari selebihnya yakni sebagai sedekah. Rasulullah Saw. bersabda:
Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah memuliakan tamunya. Dan bertamu itu tiga hari, adapun selebihnya yakni termasuk sedekah.
Bagaimana bila tuan rumah (yang mendapatkan tamu) itu dalam keadaan tidak bisa (kesempitan)? Agama Islam tidak menyuruh orang untuk menghormat tamu secara berlebihan sehingga melampaui batas kemampuan. Penghormatan terhadap tamu hendaklah diubahsuaikan dengan kemampuan sehingga tidak menyulitkan. Apabila kemampuan tidak ada maka pelayanan cukup dibentuk yang sederhana saja. Apabila pelayanan jamuan yang sederhana tidak sanggup maka pelayanan berupa minuman dengan disertai tindakan yang ramah dan sopan pun sanggup dipandang memadai.

Bacaan Terkait:
Layanilah tamu dengan ramah, sopan dan dengan wajah yang gembira. Kalau tidak sanggup menunjukkan pelayanan bahan yang memuaskan, layanilah tamu itu dengan tindakan yang baik. Pelayanan yang bersifat bukan bahan pun sudah termasuk suatu kebaikan. Kebaikan itu, baik bersifat bahan maupun bukan, termasuk sedekah. Rasulullah Saw bersabda:
Melayani tamu itu wajib selama tiga hari. Adapun selebihnya termasuk sedekah, dan tiap kebaikan itu sedekah
Mengada-adakan jamuan terhadap tamu yang tidak sesuai dengan kemampuan tidak dianjurkan oleh agama. Tetapi sebaliknya sangat menggerutu dan membenci tamu secara berlebihan juga tidak baik lantaran sanggup menjadikan ketegangan dan ketidaktenangan jiwa. Kekecewaan yang mendalam lantaran tidak sanggup menunjukkan pelayanan yang memuaskan terhadap tamu juga tidak baik, lantaran kekecewaan yang demikian itupun sanggup mengganggu ketenangan jiwa.

Kita perlu berusaha semoga ketenangan jiwa sanggup dipertahankan. Untuk itu perlu dihindari tindakan, perilaku atau perasaan yang ekstrim (keterlaluan), contohnya terlalu benci, terlalu kecewa, terlalu menggerutu atau murka dan sebagainya. Kalau terpaksa atau sukar untuk menghindarinya, perlu diusahakan sekecil mungkin semoga tidak memiliki efek yang berarti terhadap ketenangan jiwa. 

Demikianlah uraian tentang Cara Menerima Tamu, semoga bermanfaat.

Sumber http://www.ilmusiana.com