Ketika belanja keperluan harian, kadang suka kalap ya, Bun. Segala macam barang dan materi masakan ingin dibeli. Padahal nggak terlalu butuh. Lalu, lebih suka beli materi masakan yang ada di iklan dengan harga tinggi. Nah, cara belanja seperti itu yang boros.
Dilansir Parenting, berikut beberapa tips menghemat biaya belanja yang sanggup membantu Bunda merampingkan pengeluaran rumah tangga.
1. Mempersiapkan
Sebelum ke supermarket atau pasar, coba buat list barang dan materi masakan yang diharapkan dan perlu dibeli. Cek dulu lemari es dan daerah penyimpanan makanan. Kalau beberapa kebutuhan masih ada, nggak perlu dibeli kan? Jadi, Bunda cuma beli bahan-bahan yang dibutuhkan. Nggak boros deh.
2. Membeli materi lokal dan sedang musim
Beli buah-buahan dan sayuran di musimnya memang jadi salah satu alternatif belanja ekonomis nih, Bun. Karena ketika animo panen, sayur dan buah ini berlimpah, harganya lebih murah, dan rasanya juga enak. Sayur dan buah lokal juga biasanya dijual dengan harga yang lebih murah. Tapi, pastikan kualitasnya tetap baik ya.
3. Beli sayur dan buah beku
Salah satu trik menghemat uang belanja, beli sayuran beku yang biasanya hanya diharapkan sedikit dan sesekali. Misalnya, kacang polong dan jagung untuk adonan nasi goreng. Selain itu, sayuran beku ini juga sanggup disimpan untuk kemudian hari kan. Makara nggak akan buang-buang materi makanan.
4. Pilih-pilih merek
Terkadang, ada beberapa masakan bermerek dijual dengan harga yang lebih mahal. Padahal, kualitasnya sama dengan yang harganya lebih murah. Hanya biaya pengemasan dan iklannya yang lebih mahal. Misalnya tepung terigu. Kalau berdasarkan Bunda kualitas dan fungsinya sama saja, lebih baik beli yang harganya murah.
5. Belanja dalam jumlah besar
Untuk bahan-bahan masakan yang sanggup tahan usang dan sering digunakan, lebih baik membeli dalam jumlah besar. Misalnya, keluarga biasa makan nasi setiap hari dalam jumlah banyak. Nah, Bunda sanggup nih beli satu karung beras pribadi dari biro dan harga beras akan lebih murah. Bahan-bahan lain ibarat tepung, gula, dan sebagainya, bila memang sering dipakai sanggup coba dibelisecara grosir.
6. Potongan harga
Di beberapa supermarket biasanya ada selebaran berisi serpihan harga beberapa makanan. Bunda sanggup nih masak masakan dari materi yang sedang promo. Sebelumnya, pastikan dulu Bunda tahu harga aslinya supaya nggak tertipu oleh iklan. Supermarket juga biasanya memperlihatkan serpihan harga untuk daging dan ikan di atas jam 8 malam. Ini sanggup juga jadi alternatif menghemat, Bun.
4. Pakai botol yang sanggup dipakai kembali
Daripada beli minuman kemasan ibarat jus, soda, atau air mineral kemasan, lebih baik mengisi air atau jus di botol minum yang tahan lama. Selain berkontribusi memelihara lingkungan, keluarga juga jadi lebih ekonomis dan lebih terjaga dari minuman yang mengandung banyak gula serta tinggi kalori.
8. Kreatif dengan sisa makanan
Selesai bikin bolu, tapi anak-anak nggak menghabiskan bolu yang dibuat alasannya yaitu bosan. Jangan dibuang, Bun. Sisa masakan yang masih dalam kondisi baik masih sanggup dikreasikan kok menjadi masakan dalam bentuk berbeda. Misalnya, bolu dihancurkan dan dibuat menjadi bola, kemudian lumuri cokelat supaya menarik. Dengan cara ini, nggak ada masakan yang terbuang lagi.
9. Rencanakan sebelum belanja
Ini penting, Bun. Pastikan perut Bunda dan belum dewasa dalam kondisi kenyang ketika berbelanja. Sebelum belanja, lebih baik makan dulu di rumah. Supaya nggak terpengaruhi dengan jajanan dan masakan yang ada di pasar atau supermarket. Belanja juga jadi sanggup lebih fokus.
Kebutuhan belanja bulanan pastinya termasuk kebutuhan pokok ya, Bun. Terkait pengelolaan pengeluaran rumah tangga, financial planner Debby Prazna Okky bilang yang sempurna yaitu pengeluaran bulanan tercukupi dari penghasilan bulanan.
“Tiap bulan stabil dulu, jangan utang sana sini terus untuk membayarnya mengandalkan honor ke-13 atau Tunjangan Hari Raya (THR). Padahal kebutuhan di hari raya juga banyak. Sehingga THR bukan honor ke-13 tapi memang buat hari raya,” kata Okky.
Makanya, ia menekankan supaya mengusahakan pengeluaran bulanan nggak lebih besar dari pendapatan. Sebisa mungkin alokasikan pendapatan 10 persen untuk investasi, 20 persen untuk kebutuhan diri, 30 persen (maksimal) untuk membayar cicilan, dan 40 persen untuk kebutuhan rumah tangga.
Sumber https://www.go-dok.comm