Thursday, June 21, 2018

√ Manakah Yang Lebih Baik, Teh Atau Kopi?

Anda yang lebih Anda favoritkan, teh atau kopi? Kedua minuman tersebut merupakan minuman berkafein yang biasanya menjadi minuman  favorit kebanyakan orang. Namun, dalam segi kesehatan yang manakah yang lebih baik?


Go DokTeh dan kopi yaitu minuman berkafein yang sudah tidak ajaib lagi bagi masyarakat Indonesia. Keduanya bisa dikonsumsi di mana saja, entah itu warung angkringan biasa atau kedai-kedai kekinian. Seiring menjamurnya persebaran kedai-kedai kek nian di banyak sekali wilayah di Indonesia, pengonsumsi teh dan kopi pun semakin bertambah.


 Namun, samakah kadar kafein yang terkandung di dalamnya? Manakah yang lebih baik untuk dikonsumsi, teh atau kopi?


Mari kita cari tahu bersama lebih baik mana dalam segi kesehatan, teh atau kopi!


Manfaat Teh


Teh pertama kali terkenal di kalangan akademisi dan pendeta di Tiongkok dan Jepang. Mereka mengonsumsi teh untuk tetap terjaga saat belajar, juga untuk bermeditasi. Sehingga, tak heran teh memang sering diidentikkan dengan ketenangan, spiritualitas, dan kesehatan.


Manfaat kesehatan yang sanggup diperoleh dari konsumsi teh, berdasarkan bermacam-macam penelitian, yaitu rendahnya risiko kanker prostat, kanker payudara, dan kanker kulit. Teh hijau, terutama, kaya akan kandungan antioksidan yang sanggup mengurangi perusakan sel dan meningkatkan ketahanan tubuh.


Selain itu, teh juga mengandung polifenol, yaitu salah satu kandungan yang telah terbukti sanggup menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Pada tahun 2010, sebuah studi menyampaikan bahwa konsumsi teh lebih dari enam cangkir per hari sanggup menurunkan risiko penyakit jantung sebanyak 36% dibandingkan dengan konsumsi teh secangkir sehari.


Selain itu, teh juga sanggup membantu Anda menurunkan berat badan. Menurut Euan MacLennan, seorang herbalist medis di London NHS General Practice, sebuah studi menunjukan bahwa dari 35 perempuan obesitas, para perempuan yang mengonsumsi teh hijau setiap hari selama dua bulan sanggup menurunkan berat badannya secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi pil plasebo.


Manfaat Kopi


Kopi muncul jauh sehabis teh populer; dipercaya ditemukan di dataran tinggi Ethiopia. Kopi kemudian mulai marak di kalangan biksu, dikonsumsi supaya para biksu tetap terjaga selama berdoa. Lalu, kopi tersebar ke Semenanjung Arab, hingga risikonya hingga di Eropa pada kurun ke-17.


Tak jauh berbeda dengan teh, berdasarkan para peneliti, kopi juga diprediksi bisa menurunkan tragedi dementia atau Alzheimer serta diabetes tipe 2. Karena kopi mengandung lebih banyak kafein daripada teh, tingkat stimulan di dalamnya sanggup membantu penderita asma, yaitu dengan melegakan susukan udara dalam paru-paru. Selain itu, kafein dalam kopi juga sanggup menyempitkan pembuluh darah di otak dan mengurangi migren.


Dr. Arnot, penulis buku best-selling The Coffee Lover’s Diet, menyampaikan bahwa polifenol yang juga terkandung dalam kopi justru dua setengah kali lebih banyak dari teh. Namun, menurutnya, terdapat perbedaan kandungan polifenol dalam setiap brand kopi alasannya yaitu metode roasting atau pembakarannya yang juga berbeda-beda. Anda bisa mendapat polifenol yang lebih banyak dengan mengonsumsi kopi yang tumbuh di dataran tinggi.


Meskipun beberapa orang mungkin ada yang mengeluh pencernaannya terganggu sehabis mengonsumsi kopi, ibarat sakit perut dan sebagainya, Pusat Kanker Komprehensif Keck Medicine di University of Southern California (USC) melaporkan bahwa konsumsi kopi menurunkan risiko kanker kolorektal.


Teh atau Kopi?


Para andal beropini bahwa keduanya mempunyai manfaat dan imbas samping masing-masing. Sebab, sulit memisahkan kandungan keduanya, kiprahnya untuk mengatur diet Anda, serta pengaruhnya terhadap sistem tubuh yang juga berbeda-beda. Sebelum tetapkan untuk mengonsumsi keduanya, Anda perlu mengetahui tingkat toleransi kafein tubuh Anda, alasannya yaitu setiap orang tentu mempunyai tingkat toleransi kafein yang berbeda-beda.


Menurut Dr. Arnot, kita tidak disarankan untuk mengonsumsi lebih dari 400mg kafein per hari; sedangkan, orang yang gampang terpengaruh kafein, terganggu jam tidurnya, misalnya, disarankan untuk hanya mengonsumsi maksimal 200mg kafein per hari. Konsumsi kafein yang berlebihan sanggup mengakibatkan kecemasan, degup jantung lebih cepat, insomnia, dan mual.


Kedua minuman tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahannya masing-masing, tetapi sama-sama kondusif bila tidak dikonsumsi secara berlebihan. Akan tetapi, perhatikan juga konsumsi gulanya. Hindari kebiasaan terlalu sering meminum teh atau kopi dengan gula untuk menghindari risiko-risiko penyakit lain ibarat diabetes dan obesitas. Semoga bermanfaat!


 


Baca juga:



Gunakan fitur ‘Tanya Dokter’ untuk tanya dokter online yang siap 7×24 jam. Download aplikasi Go Dok di sini.


VD/JJ/MA



Referensi




Sumber https://www.go-dok.comm