Thursday, May 10, 2018

√ Kemesraan Islam Dengan China

Sepintas, judul diatas tentu menciptakan Anda yang membaca setengah heran, seperempat heran, bahkan heran. Hehehe. Ya bercanda saja kok. Kemesraan yang dimaksud disini bukan kemesraan yang aneh-aneh, tetapi kedekatan yang amaaat sangat diantara keduanya. Kedekatan yang sudah tersusun semenjak usang hingga menciptakan keduanya pantas disebut “mesra”.

Tapi bukannya keduanya berbeda jauh??? Memang, berbagai perbedaan kontras antara keduanya. Namun tetap ada persamannya. Misalnya, keduanya sama-sama:


-          Berasal dari Timur.

-          Menghargai agama.

-          Menghormati leluhur, keluarga, dan orang lain.

-          Berhasrat akan ilmu pengetahuan.

-          Berhasrat dalam perdagangan.

Jarang orang yang tahu, bahwa dahulu kala ternyata relasi keduanya (Islam dan China) amatlah mesra. Contohnya saja:

a  Perdagangan zaman dulu di Jalur Sutra melibatkan orang Chinese dan orang Arab.

a  Ada pepatah Arab yang berbunyi: “Tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri China.” Meskipun makna aslinya adalah, “Tuntutlah ilmu walau sejauh mungkin.”

a  Pedagang-pedagang Cina-lah yang membawa masuk Islam ke Indonesia bersama dengan pedagang dari Timur Tengah dan India.

a  Maka muncul juga nama Laksamana ChengHo, seorang p0juang Islam dalam sejarah Indonesia.

a  Berdiri pula masjid di Indonesia yang atapnya segi-8 (ciri khas bangunan China).

a  Di Indonesia hadir kampung China yang hampir selalu bersebelahan dengan kampung Arab.

a  Baju koko dan kopiah koko yang jelas-jelas berasal dari China, justru “resmi” dianggap sebagai baju Muslim Indonesia.

a  Beberapa wali songo pun keturunan Chinese.
VOC dan pemerintah orde gres ternyata sama saja. Sama-sama mengasingkan orang Chinese di Indonesia selama puluhan tahun. Dan sekarang, jumlah orang Islam di negeri China kurang lebih sama banyaknya dengan jumlah orang Islam di Indonesia. Hanya presentase masing-masing yang berbeda. Sementara di Malaysia, partai Islam tengah pundak membahu dengan partai Chinese untuk menyaingi partai yang berkuasa.

Sumber http://arief-ardiansyah.blogspot.com