Sunday, March 11, 2018

√ Kaya Dan Cukup

OGhAQGiwcHxwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsLCwsNywsLCwsLDc √ Kaya dan Cukup

Dan sebetulnya Dialah yang mengakibatkan orang tertawa dan menangis, dan sebetulnya Dialah yang mematikan dan menghidupkan, dan sebetulnya Dialah yang membuat berpasang-pasangan pria dan perempuan, dari air mani apabila dipancarkan; Dan sebetulnya Dia-lah yang tetapkan kejadian yang lain (kebangkitan setelah mati), dan sebetulnya Dia yang menawarkan kekayaan dan menawarkan kecukupan.
(QS. An - Najm [53] : 43 - 48)

Hidup itu berpasang - pasangan, Al - Alquran sendiri banyak menyinggungnya dalam banyak sekali surat. Bahkan, tidak sedikit kalimat berpasang - pasangan telah Allah tampilkan dalam Al - Qur'an berulang kali, menyerupai hidup dan mati, baik dan buruk, malaikat dan setan, lelaki dan perempuan, baik dan buruk, dan masih banyak lagi.

Dalam Al - Qur'an terdapat sebuah kalimat yang belum tentu setiap kita mengetahui dan menyadarinya, yakni setiap kita mengetahui dan menyadarinya, yakni kalimat pada Surat An - Najm ayat 48, "Dan sebetulnya Dia yang menawarkan kekayaan (aghna) dan menawarkan kecukupan (aqna).

Pertanyaannya, mengapa saat Allah berbicara perihal kekayaan malah disandingkan dengan kecukupan? Bukankah sandingan kekayaan itu ialah kemiskinan atau keterpurukan?

Secara harfiah, kata aqna dalam ayat tersebut mempunyai akar kata yang sama dengan qinyah, yang bermakna apa yang dikumpulkan atau dari kata qaniya, yang berarti ridha.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyampaikan bahwa makna dari "Dan sebetulnya Dia yang menawarkan kekayaan (aghna) dan menawarkan kecukupan (aqna) ialah Dia menawarkan kepemilikan harga kepada para hamba - Nya dan mengakibatkan harta tersebut sebagai qinyah (sesuatu yang dikumpulkan) yang tetap di sisi mereka, sehingga mereka tidak perlu menjualnya. Ini ialah kesempurnaan nikmat kepada para hamba - Nya.

Dari sini kita sanggup memahami bahwa Allah hanya menyandingkan kata kaya dengan cukup, Dia tidak menyandingkan kata kaya dengan miskin. Oleh alasannya ialah itu, sudah sepantasnya ayat ini menjadi renungan untuk kita semua, bahwa sama sekali Allah tidak pernah menawarkan kita kemiskinan, dan Allah juga tidak pernah menjanjikan kefakiran kepada kita.

Fenomena kemiskinan yang berada di sekeliling kita tiada lain hanyalah akhir kesalahan kita sendiri. Sebab, kita terkadang tidak mau berubah ke arah yang lebih baik, malas, tidak mau belajar, hidup pesimis, dan lalai. Hanya setan yang mengarahkan insan terjerumus ke arah keterpurukan sampai hasilnya mereka menjadi miskin.

Allah berfirman : "Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kau dengan kemiskinan dan menyuruh kau berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (QS. Al - Baqarah [2] : 268)

Oleh alasannya ialah itu, perlu kita ketahui bahwa ikhtiar dalah cuilan dari takwa, dan orang yang bertakwa rezekinya terjamin. Lalu, siapa yang menjamin? Tentu Allah yang Maha Kaya. Sebagaimana komitmen Allah dalam Surat At - Thalaq ayat 2 - 3 :  Barang siapa yang bertakwa kepada Allah pasti Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar.Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah pasti Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. "

Wallahu A'lam
(dikutip dari Buletin Jumat Pusdai 29 Agustus 2014)


Sumber http://falah-kharisma.blogspot.com