Monday, February 12, 2018

√ Teladan Sosialisasi

Selain sebagai proses berguru dan mewariskan suatu kebudayaan dari satu generasi ke genera √ Pola Sosialisasi

  Pola Sosialisasi

   Selain sebagai proses berguru dan mewariskan suatu kebudayaan dari satu generasi ke generasi berikutnya, sosialisasi juga sebagai sarana untuk berbagi diri sendiri yang berarti membangun diri sendiri untuk membentuk kepribadiannya. Dalam sosialisasi dikenal dua macam sosialisasi, adalah sosialisasi represif (repressive socialization) dan sosialisasi partisipatif (partisipatory socialization).

   A. Sosialisasi Represif

   Di masyarakat seringkali kita melihat ada orang bau tanah yang memperlihatkan eksekusi fisik pada anak yang tidak menaati perintahnya. Misalnya memukul anak yang tidak mau belajar, atau mengunci anak di kamar mandi alasannya langgar dengan teman. Contoh ini merupakan salah satu bentuk sosialisasi represif yang ada di sekitar kita. 

   Sosialisasi Represif merupakan sosialisasi yang lebih menekankan penggunaan hukuman, terutama eksekusi fisik terhadap kesalahan yang dilakukan oleh anak.

   Adapun ciri - ciri sosialisasi represif di antaranya sebagai berikut.
   1) Menghukum sikap yang keliru.
   2) Adanya eksekusi dan imbalan materiil.
   3) Kepatuhan anak kepada orang tua
   4) Perintah sebagai komunikasi.
   5) Komunikasi nonverbal atau komunikasi satu arah yang berasal dari orang tua.
   6) Sosialisasi berpusat pada orang tua.
   7) Anak memerhatikan impian orang tua.
   8) Dalam keluarga biasanya didominasi orang tua.

   Sosialisasi represif umumnya dilakukan oleh orang bau tanah yang otoriter. Sikap orang bau tanah yang sewenang-wenang sanggup menghambat pembentukan kepribadian seorang anak alasannya anak tidak sanggup membentuk sikap berdikari dalam bertindak sesuai dengan perannya. Seorang anak yang semenjak kecil selalu dikendalikan secara berlebihan oleh orang tuanya, sesudah sampaumur ia tidak akan berani berbagi diri, tidak sanggup mengambil suatu keputusan dan akan selalu bergantung pada orang lain. Kata - kata "harus", "jangan", dan "tidak boleh ini dan itu" akan selalu terngiang - ngiang di pikirannya.

   B. Sosialisasi Partisipatif

   Pola ini lebih menekankan pada interaksi anak yang menjadi sentra sosialisasi. Dalam referensi ini, bahasa merupakan sarana yang paling baik sebagai alat untuk membentuk hati nurani seseorang dan sebagai mediator dalam pengembangan diri. Melalui bahasa, seseorang berguru berkomunikasi, berguru berpikir, dan mengenal diri.

   Berdasarkan uraian di atas, sanggup diketahui bahwa sosialisasi partisipatif mempunyai ciri - ciri antara lain sebagai berikut.
   1) Memberikan imbalan bagi sikap baik.
   2) Hukuman dan imbalan bersifat simbolis.
   3) Otonomi anak.
   4) Interaksi sebagai komunikasi.
   5) Komunikasi lisan atau komunikasi dua arah, baik dari anak maupun dari orang tua.
   6) Sosialisasi berpusat pada anak.
   7) Orang bau tanah memerhatikan keinginan anak.
   8) Dalam keluarga biasanya mempunyai tujuan yang sama.


Sumber http://falah-kharisma.blogspot.com