Ya saya merupakan mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Yogyakarta, cukup senang alasannya tempat ini tidak terlalu jauh dari kampung halaman *uhuuuy*
Tepat setahun kemudian saya mengawali kehidupan saya sebagai mahasiswa gres di Yogya, tak banyak perubahan yang saya alami mengingat semenjak kecil saya dididik ibu saya for doing all things by my self, except memang terlalu beresiko untuk ditangani seorang anak sendirian. Awalnya cukup senang, bahagia, hepi helahelaa ketika pertama kali hingga di Yogya, merasa jika iih ini menyenangkan tidak akan ada yang meminta pertolongan ini itu ana ane. Tapi sehabis beberapa usang menetap, semakin banyak orang yang kukenal di sana, semakin banyak orang yang meminta pertolongan sana sini dan alasannya saya merupakan tipe insan yang ndak tegaan sama orang, jadi saya bantu orang tersebut sebisa dan semampu saya. Karena semester satu saya hanya memikirkan orang lain tanpa memikirkan diri sendiri, kesudahannya hasil studi semester satu saya remuk abu hancur sekalii, untuk mendapat nilai 2,5 saja susahnya minta ampun.
Waktu liburan semester satu saya lalui dengan air mata heuu :"""
Terlalu sakit apabila mengingat saya terlalu mengasihani orang lain daripada diri saya sendiri.
Ada banyak masukan yang tiba waktu itu.
"Jadi orang jangan gampangan"
"Jangan terlalu baik sama orang, bisa jadi kau dimanfaatin"
"Kamu lemah"
"Kurang usaha, kau terlalu sibuk sama urusan nonakademikmu, makanya jadi gini"
"Kamu jarang baca buku, jurusan kau itu harus banyak baca semoga mudeng, jadinya gini kan?"
"Semester dua harus meningkat, patuhi agenda pribadimu"
"Kasihani dirimu sendiri sebelum kamuengasihani orang lain, percuma kau membantu orang lain tapi dirimu sendiri saja masih perlu bantuan"
Dan masih banyak lagi, hingga lupa siapa aja yang sudah nasihatin saya waktu itu
Mulailah di semester dua. Saya semangat sekali masuk kuliah waktu itu, mulai rajin mencatat, dan di semester dua saya tahu satu kelemahan saya yang selalu tiba pada waktu kuliah, adalah virus ngantuk!. Penyakit yang selalu menghantui dan menggelendoti saya semasa semester satu, yang menciptakan saya ketinggalan materi perkuliahan, yang merupakan penyakit mrmatikan yang menyerang saya sehabis terlalu memikirkan orang lain. Saya tahu penyebabnya, dan sudah saya atasi penyebabnya mulai di semseter dua itu. Penyakit mematikan saya yang pertama masih belum bisa saya atasi alasannya mungkin itu merupakan panggilan jiwa (?), pernah terjadi lagi ketika ujian tengah semester teman baik saya sakit demam berdarah, keluarganya berada di beda pulau dan ia tidak punya saudara erat di Yogyakarta, ia sakit dan tidak ada yang merawat, hanya tetangga kosnya dan saya yang menjaga awalnya. Kondisi menyerupai ini sungguh tidak mendukung saya berguru untuk uts waktu itu, saya merasa hancur dan berpikir bahwa mungkin nilai final saya nanti akan lebih jelek dari semester satu. Yang saya bisa lakukan ketika itu hanya mengusahakan semua yang saya bisa usahakan dengan kondisi yang demikian, kurang tidur, lupa materi secara mendadak ketika ujian, dan sakit kepala, itu yang saya rasakan waktu itu.
Di ujian final semester saya berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama ketika ujian tengah semester.
Dan Puji Tuhan, Tuhan selalu menepati janjiNya, Ia tak pernah ingkari FirmanNya. Nilai semester dua saya lebih baik dari semester sebelumnya dan saya bisa mengambil mata kuliah wajib semester tiga penuh. :)))
Matius 11:28 (TB) Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.