Malam Idulfitri terasa berbeda dibandingkan dengan malam-malam yang lainnya. Mungkin alasannya yaitu waktu hari-hari biasanya saya keluar malam tanpa mempedulikan apakah langit malam itu ditaburi bintang-bintang atau ndak hehe. Selama liburan di rumah, semua hal yang sebelumnya ndak sanggup saya lakukan jadi sanggup saya lakukan. Salah satunya yaitu melihat bintang di langit malam, beruntungnya ketika itu awan belum menutupi langit sehingga pemandangan bintang di langit malam sanggup dengan terang teramati.
Indah, pemandangan langka yang mungkin jarang saya lakukan ketika masih di perantauan. Yogyakarta, meskipun kau selalu ngangenin tapi kau ndak sanggup ngalahin kangennya saya ke kampong halaman saya. Ada banyak hal yang ndak sanggup saya dapatkan di kau dan hanya sanggup saya dapatkan di kampung saya, hangat, nyaman, bintang, bunyi jangkrik dimalam hari, kunang-kunang, bunyi burung yang terbang bebas di pepohonan, itu semua yang selalu bikin saya kangen kampung saya. Karena itu semua ndak saya temukan di kota perantauan saya.
Andaikan saya punya kamera yang lebih tajam, mungkin saya sanggup memfoto bintang-bintang di langit malam kala itu. Tapi ndak apa-apa, kamera hp saya sudah cukup luar biasa sanggup menangkap foto bintang di langit malam itu, ya meskipun hanya satu bintang yang tertangkap.
Hanya bintang yang hadir malam itu, kunang-kunang sama sekali ndak menampakkan dirinya. Sampai mas bertanya-tanya sebenernya apa yang terjadi sama kunang-kunang kok akhir-akhir ini beliau sama sekali ndak menampakkan diri?
Padahal sudah bukan animo hujan lagi, tapi kunang-kunang yang biasanya muncul, ketika itu sama sekali satupun ndak ada yang menampakkan dirinya.
Dibandingkan dengan malam-malam sebelumnya dan sesudahnya, malam lebaran itu yang paling indah. (langitnya loh ya wkwk. Eh ndak juga deng suasananya juga, soalnya sekeluarga lengkap ngumpul di rumah dan ndak ada yang pergi-pergi keluar, biasanya mas sih yang keluar wkwk)
Senang sanggup mencicipi kembali momen menyerupai itu diumur saya yang sudah kepala 2 ini (huhuu, renta banget ya saya :”). Momen tersebut termasuk langka, mengingat saya dan mas sama-sama merantau di dua universitas yang berbeda tapi bersebelahan (ini maksudnya masih satu kota ya hehe, Yogyakarta).
Ya, kami sama-sama merantau di kota pelajar di Indonesia, Yogyakarta. Meskipun begitu, kami juga jarang sekali bertemu padahal satu kota dan universitasnya bersebelahan, jarak kos kami hanya 2 km! Tapi alasannya yaitu kesibukan kami masing-masing yang kesudahannya menjadi bantalan an kami ndak pernah ketemu. (sebenernya pernah, tapi intensitasnya jarang wkwk, seringnya kontakan via whatsapp sih hehe)
Mas sedang sibuk sama skrispsi dan penelitian untuk kiprah akhirnya, sedangkan saya ya alasannya yaitu jurusan saya termasuk yang punya acara lapangan buanyak biangettt, S1 berasa diploma bau-bau nya tuh. Cuma praktik nya nilainya 1 sks, beda sama diploma hehe ;)
Puji Tuhan sanggup mencicipi momen keluarga yang sedemikian rupa dan ditemani bintang yang bertaburan di langit, meskipun kunang-kunang ndak menampakkan dirinya. Saya harus tetap bersyukur. Tuhan ahli sanggup nyiptain semuanya yang indah-indah itu J)
Sumber http://moonlightrocks.blogspot.com