Sunday, January 14, 2018

√ Konferensi Asia Afrika (Kaa) | Latar Belakang, Tujuan Dan Hasilnya

Konferensi Asia Afrika (KAA) merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara dari Asia dan Afrika. Konferensi ini diadakan pada tanggal 18-24 April 1955 dan sering disebut Konferensi Bandung alasannya yaitu memang diselenggarakan di Gedung Merdeka, Bandung. Tujuan Konferensi Asia Afrika antara lain untuk mempererat solidaritas negara-negara di Asia dan Afrika serta melawan kolonialisme barat.


Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika dipelopori oleh 5 negara yakni Indonesia, India, Burma (sekarang Myanmar), Pakistan dan Caylan (sekarang Sri Lanka). Latar belakang Konferensi Asia Afrika diadakan dikarenakan kondisi keamanan dunia yang belum stabil ketika itu dan masih banyak negara yang dijajah, terutama negara-negara di daerah Asia dan Afrika.


Hasil Konferensi Asia Afrika ini berupa 10 poin kesepakatan dan pernyataan dalam Dasasila Bandung. Konferensi ini jadinya membawa kepada terbentuknya Gerakan Non-Blok pada tahun 1961.


Konferensi Asia Afrika


Kali ini akan dibahas mengenai sejarah Konferensi Asia Afrika, mulai dari sejarah, latar belakang, waktu dan tempat pelaksanaan, tujuan, tokoh pelopor, negara peserta, hasil dan isi perjanjian serta imbas dan akhir yang ditimbulkan dari Konferensi Asia Afrika ini.


Sejarah Konferensi Asia Afrika


Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (disebut KTT Asia Afrika dan biasa disingkat Konferensi Asia Afrika saja) merupakan sebuah konferensi antar negara-negara Asia dan Afrika. Pertemuan ini berlangsung antara tanggal 18 April hingga 24 April 1955 dan diadakan di Gedung Merdeka yang ada di kota Bandung, Jawa Barat. Konferensi ini juga dikenal sebagai Konferensi Bandung.


Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika diprakarsai oleh lima negara yakni Indonesia, Myanmar (dulu berjulukan Burma), Sri Lanka, India dan Pakistan. Kegiatan konferensi dikoordinasi oleh Sunario selaku Menteri Luar Negeri Indonesia di abad itu.


Berikut timeline waktu acara Konferensi Asia Afrika (KAA) dari konsep penyusunan hingga pelaksanaannya :



  • 23 Agustus 1953 – Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo mengusulkan perlunya kerjasama antara negara-negara di Asia dan Afrika dalam perdamaian dunia pada Dewan Perwakilan Rakyat Sementara.

  • 25 April – 2 Mei 1954 – Konferensi Kolombo berlangsung di Sri Lanka yang juga dihadiri pemimpin dari India, Pakistan, Burma (sekarang Myanmar) dan Indonesia. Dalam konferensi ini Indonesia memperlihatkan proposal perlunya diadakannya Konferensi Asia-Afrika.

  • 28 – 29 Desember 1954 – Untuk mematangkan gagasan dilema Persidangan Asia-Afrika, diadakan Persidangan Bogor. Dalam persidangan ini dirumuskan lebih rinci perihal tujuan persidangan serta siapa saja yang akan diundang.

  • 18 – 24 April 1955 – Konferensi Asia-Afrika berlangsung di Gedung Merdeka, Bandung. Persidangan ini diresmikan oleh Presiden Soekarno dan diketuai oleh Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo. Hasil konferensi Asia Afrika ini berupa persetujuan yang dikenal dengan Dasasila Bandung.


(baca juga pembahasan Konferensi Meja Bundar)


 merupakan sebuah konferensi tingkat tinggi yang diadakan oleh negara √ Konferensi Asia Afrika (KAA) | Latar Belakang, Tujuan dan Hasilnya


Latar Belakang Konferensi Asia Afrika


Setelah Perang Dunia II di tahun 1945, banyak negara-negara yang sebelumnya dijajah oleh bangsa Eropa memproklamasikan kemerdekaannya. Salah satunya yaitu Indonesia yang merdeka di tahun 1945 diikuti oleh negara-negara lain di daerah Asia ibarat Vietnam, Filipina, Pakistan dan India.


Namun tidak semua negara yang dijajah sudah merdeka, alasannya yaitu masih ada negara di benua Afrika dan Asia yang masih mengalami dilema kolonialisme. Pada masa itu juga terdapat dua kekuatan blok besar di dunia yakni Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.


Keberadaan PBB memang agak membantu mendinginkan suasana, namun faktanya perang cuek masih terjadi antara dua kekuatan besar dunia tersebut. Akibatnya negara-negara di Asia dan Afrika yang banyak terkena imbas negatif konflik berkepanjangan tersebut.


Pada tahun 1954, Perdana Menteri Sri Lanka (dulu berjulukan Ceylon) mengundang perwakilan neagra Burma, India, Indonesia dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan membahas dilema tersebut yang dikenal dengan Konferensi Kolombo. Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Indonesia ketika itu Ali Sastroamidjojo.


Presiden Soekarno pun menekankan pada Ali Sastroamidjojo untuk memberikan pandangan gres untuk menggelar Konferensi Asia Afrika. Pertemuan tersebut diperlukan akan membangun solidaritas negara negara Asia Afrika untuk sanggup lepas dari konflik yang terjadi di negara masing-masing.


Konferensi Kolombo yang dihadiri 5 negara tersebut berlangsung antara 28 April hingga 2 Mei 1954 dan membicarakan masalah-masalah yang menjadi kepentingan bersama. Usulan Ali Sastroamidjojo untuk menggelar Konferensi Asia Afrika pun disetujui oleh 4 perwakilan negara lain.


Tujuan Konferensi Asia Afrika


Beberapa tujuan diadakannya Konferensi Asia Afrika antara lain yaitu sebagai berikut.



  1. Meninjau masalah-masalah kekerabatan sosial ekonomi dan kebudayaan dari negara-negara Asia dan Afrika

  2. Menjalin kerukunan antar umat beragama di wilayah Asia dan Afrika

  3. Memberikan sumbangan untuk memajukan perdamaian dan kolaborasi dunia

  4. Mencanangkan gerakan politik untuk melawan kapitalisme asing

  5. Melawan kolonialisme dan neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet dan negara imprialis lainnya


Tokoh Pelopor Konferensi Asia Afrika


Ada lima tokoh Konferensi Asia Afrika yang mempelopori diadakannya pertemuan ini. Kelima tokoh ini berasal dari perwakilan 5 negara yang mengikuti Konferensi Kolombo yang menyepakati dilaksanakannya Konferensi Asia Afrika.



  1. Ali Sastroamidjojo (Perdana Menteri Indonesia)

  2. Jawaharlal Nehru (Perdana Menteri India)

  3. Mohammad Ali Bogra (Perdana Menteri Pakistan)

  4. Sir John Kotelawala (Perdana Menteri Ceylon)

  5. U Nu (Perdana Menteri Burma)


Negara Peserta Konferensi Asia Afrika


Ada 29 negara yang mengikuti Konferensi Asia Afrika dimana total penduduknya mencapai lebih dari setengah populasi Bumi ketika itu. Berikut merupakan 29 daftar negara akseptor Konferensi Asia-Afrika (urut sesuai abjad) :



  1. Afganistan

  2. Arab Saudi

  3. Burma (sekarang Myanmar)

  4. Ceylon (sekarang Sri Lanka)

  5. China

  6. Ethiopia

  7. Filipina

  8. India

  9. Indonesia

  10. Irak

  11. Iran

  12. Jepang

  13. Kamboja

  14. Laos

  15. Lebanon

  16. Liberia

  17. Libya

  18. Mesir

  19. Nepal

  20. Pakistan

  21. Sudan

  22. Suriah

  23. Thailand

  24. Turki

  25. Vietnam

  26. Vietnam Selatan

  27. Yaman

  28. Yordania


Hasil Konferensi Asia Afrika (Dasasila Bandung)


Hasil dan isi Konferensi Asia Afrika dihasilkan dalam bentuk Dasasila Bandung. Secara umum hasil konferensi tersebut berisi perihal pernyataan mengenai pemberian bagi kedamaian dan kerjasama dunia. Terdapat 10 poin utama hasil Konferesi Asia Afrika dalam Dasasila Bandung antara lain sebagai berikut :



  1. Menghormati hak-hak asasi insan dan menghormati tujuan-tujuan dan prinsip-prinsip dalam Piagam PBB.

  2. Menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah semua negara.

  3. Mengakui persamaan derajat semua ras serta persamaan derajat semua negara besar dan kecil.

  4. Tidak campur tangan di dalam urusan dalam negeri negara lain.

  5. Menghormati hak setiap negara untuk mempertahankan dirinya sendiri atau secara kolektif, sesuai dengan Piagam PBB.

  6. (a) Tidak memakai pengaturan-pengaturan pertahanan kolektif untuk kepentingan khusus negara besar mana pun.

    (b) Tidak melaksanakan tekanan terhadap negara lain mana pun.

  7. Tidak melaksanakan tindakan atau bahaya aksi atau memakai kekuatan terhadap keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun.

  8. Menyelesaikan semua perselisihan internasional dengan cara-cara damai, ibarat melalui perundingan, konsiliasi, arbitrasi, atau penyelesaian hukum, ataupun cara-cara hening lainnya yang menjadi pilihan pihak-pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB.

  9. Meningkatkan kepentingan dan kolaborasi bersama.

  10. Menjunjung tinggi keadilan dan kewajiban-kewajiban internasional.


Dampak Konferensi Asia Afrika


Konferensi Asia Afrika di Bandung telah mengkremasi semangat dan menambah kekuatan moral para p0juang bangsa-bangsa Asia dan Afrika yang pada masa itu tengah memperjuangkan kemerdekaan tanah air mereka. Dampaknya ada sejumlah negara merdeka di daerah Asia dan Afrika sesudah konferensi ini.


Dampak Konferensi Asia Afrika juga berhasil menumbuhkan semangat solidaritas di antara negara-negara Asia Afrika, baik dalam menghadapi dilema internasional maupun regional. Terbentuknya Dasasila Bandung juga melahirkan faham Dunia Ketiga atau Non-Blok terhadap Blok Barat (Amerika Serikat) dan Blok Timur (Rusia).


Nah demikianlah serba serbi tumpuan sejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) mulai dari latar belakang dan tujuan konferensi, waktu dan tempat pelaksanaan, tokoh dan negara yang terlibat, isi dan hasil perjanjian serta imbas dan akhir yang ditimbulkannya. Sekian tumpuan sejarah kali ini.




Sumber https://www.zonareferensi.com