#Standarisasi Perangkat Lunak
Untuk menawarkan penilaian terhadap proses perangkat lunak secara berimbang, maka diharapkan adanya standar yang baku. Ada beberapa jenis standar yang banyak dipakai oleh masyarakat industri, yaitu antara lain menurut terminologi, klasifikasi, metode atau proses, produk, dan isyarat pembuatan. Antara satu standar dengan standar yang lain memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan. Standar-standar itu dikeluarkan oleh sebuah organisasi atau tubuh dunia, yaitu antara lain ISO, IEC, CEN, BSI, ANSI dan DIN. Sebenarnya masih banyak lagi organisasi yang mengeluarkan standar, tetapi cukup kita batasi yang berafiliasi dengan segi kualitas saja. Secara umum, tujuan dari banyak sekali standarisasi yang ada adalah:
- Untuk menyediakan komunikasi antar pelbagai kelompok yang lebih berarti.
- Untuk memperkenalkan economy of effort.
- Untuk melindungi kepentingan pelanggan, terutama ihwal kualitas.
- Untuk memajukan quality of life, yaitu keamanan, kesehatan dan pinjaman lingkungan sekitar.
- Untuk membantu mengurangi trade barrier.
Secara ringkas, beberapa standarisasi perangkat lunak yang sudah ada antara lain:
- ISO/IEC 9126, kualitas produk perangkat lunak
- ISO/IEC 14598, penilaian produk perangkat lunak
- ISO 9000 series (BS 5750, EN 29000) sistem kualitas, tidak spesifik untuk perangkat lunak. Sebagai petunjuk pengaplikasian ke perangkat lunak, maka dipakai ISO 9000-3.
- Software Process Improvement and Capability dEtermination (SPICE), menggabungkan standar dari ISO/IEC 15504
STANDAR KUALITAS ISO 9000 Sistem jaminan kualitas sanggup didefinisikan sebagai struktur, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber-sumber daya organisasi untuk mengimplementasikan administrasi kualitas (ANSI/ASQC, 1987).ISO 9000 menjelaskan elemen jaminan kualitas dalam bentuk yang umum yang sanggup diaplikasikan pada banyak sekali bisnis tanpa memandang produk dan jasa yang ditawarkan.
Agar terdaftar dalam satu model sistem jaminan kualitas yang ada pada ISO 9000, sistem kualitas dan operasi perusahaan diperiksa oleh auditor potongan ketiga untuk menyelidiki kesesuaiannya dengan standar dan operasi efektif. Bila pendaftaran itu berhasil, perusahaan diberi akta dari tubuh pendaftaran yang diwakili oleh auditor. Audit pengawasan tengah tahunan terus dilakukan untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar yang sudah ditetapkan. Model jaminan kualitas ISO 9000 memberlakukan perusahaan sebagai jaringan proses yang saling terhubung (interkoneksi).
Suatu sistem kualitas, biar sesuai dengan ISO, proses-prosesnya harus menekankan pada area yang telah diidentifikasi pada standar ISO, dan harus didokumentasi dan dipraktikkan sebagaimana dijelaskan. Pendokumentasian proses membantu organisasi untuk memahami, mengontrol, dan menyebarkan jaringan proses yang mungkin sanggup mendatangkan laba terbesar bagi organisasi yang merancang dan mengimplementasikan sistem kualitas yang sesuai dengan ISO.
ISO 9000 menggambarkan elemen sebuah sistem jaminan kualitas secara umum. Elemenelemen tersebut meliputi struktur, prosedur, proses, organisasi, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan rencana kualitas, kontrol kualitas, jaminan kualitas, dan pengembangan kualitas. Tetapi, ISO 9000 tidak menggambarkan bagaimana organisasi seharusnya mengimplementasi elemen-elemen kualitas tersebut. Sebagai konsekuensi, ada tantangan dalam mendesain dan mengimplementasi suatu sistem jaminan kualitas yang memenuhi standar sesuai dengan produk, layanan dan budaya perusahaan.
ISO 9001 yakni standar jaminan kualitas yang berlaku untuk rekayasa perangkat lunak. Standar tersebut berisi 20 syarat yang harus ada untuk mencapai sistem jaminan kualitas yang efektif. Karena standar ISO 9001 sanggup diaplikasikan pada semua disiplin rekayasa/engineering, maka dikembangkan sekumpulan khusus aliran ISO (ISO 9000-3) untuk membantu menginterpretasikan standar untuk dipakai pada proses perangkat lunak.
Dua puluh syarat yang digariskan oleh ISO 9001 menekankan topik-topik berikut (Pressman, 1997):
- Tanggung jawab manajemen.
- Sistem kualitas.
- Kajian kontrak.
- Kontrol desain.
- Kontrol data dan dokumen.
- Pembelian.
- Kontrol terhadap produk yang disuplai oleh pelanggan.
- Identifikasi dan kemampuan penelusuran produk.
- Kontrol proses.
- Pemeriksaan dan pengujian.
- Kontrol pemeriksaan, pengukuran, dan perlengkapan pengujian.
- Pemeriksaan dan status pengujian
- Kontrol ketidaksesuaian produk.
- Tindakan preventif dan korektif.
- Penanganan, penyimpanan, pengepakan, preservasi, dan penyampaian.
- Kontrol terhadap catatan kualitas.
- Audit kualitas internal.
- Pelatihan
- PelayananTeknik statistik
- teknik statistik
Untuk sanggup didaftar dalam ISO 9001, organisasi perangkat lunak harus menciptakan kebijakan dan mekanisme yang memberi tekanan pada masing-masing syarat tersebut dan lalu sanggup memperlihatkan bahwa mekanisme dan fungsi itu telah diikuti. Untuk klarifikasi lebih lanjut, pembaca yang tertarik dengan informasi mengenai ISO 9001 dianjurkan melihat (Schulmeyer, 1994) dan (Essential, 1995).
#Peningkatan Proses Perangkat Lunak
Industri perangkat lunak di Indonesia berkembang dengan pesat. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan industri perangkat lunak di Indonesia mencapai 40% pada tahun 2003. Sudah banyak diantara industri pengembang perangkat lunak tersebut yang berhasil memperoleh standarisasi mutu, ISO.
Diantara industri perangkat lunak yang ada kini ini, masih banyak yang pengelolaannya belum terorganisasi dengan baik, atau bersifat immature. Hal ini ditandai dengan kualitas produk yang buruk, fungsionalitas perangkat lunak yang kurang, biaya yang membengkak dan waktu penyelesaian proyek yang terlambat. Yang menciptakan ironi, ternyata industri pengembang perangkat lunak yang sudah memperoleh ISO 9001 sekalipun, masih sering mengalami kegagalan-kegagalan dalam project pengembangan perangkat lunak menyerupai diatas.
Hal ini yang menggugah penulis untuk mengetahui penyebab di balik fenomena menyerupai itu. Untuk mengatasi hal itu, sebetulnya bisa dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya yakni dengan menerapkan CMM sesudah kita memperoleh sertifikasi ISO. Untuk melaksanakan hal tersebut tidak mudah. Untuk berpindah ke sebuah model yang baru, kita sanggup melaksanakan langkah-langkah berikut ini (Ketola, 2000):
- Analisis ISO 9001:2000 dan ISO 9004:2000. Dalam analisis ini, kita membandingkan antara ISO 9001:2000 dengan ISO 9001:1994 dan ISO 9000-3:1994. Setelah itu, kita analisa perbedaan yang ada di antara standarisasi ISO tersebut.
- Analisis CMMI. Dalam analisis ini, kita membandingkan antara CMM v1.1 dengan CMMI, lalu kita analisa perbedaan antara keduanya.
- Mencari sinergi antara ISO 9001:2000 dan CMMI
- Menentukan status peningkatan proses dari organisasi yang memakai standar ISO ataupun CMMI
- Menentukan hal-hal yang bersifat umum dalam banyak sekali kesempatan peningkatan proses menurut pada sinergi antara ISO dan CMMI.
- Membuat sebuah transition plan.
#Kesimpulan
Beberapa kesimpulan yang sanggup ditarik dari penelitian ini yakni sebagai berikut:
- ISO 9001:2000 dan CMMI bersifat sinergi.
- Peningkatan proses perangkat lunak dengan menerapkan CMMI akan membentuk industri pengembang perangkat lunak yang profesional.
- Organisasi dan industri yang telah menerapkan CMMI level 3 telah siap untuk pendaftaran ISO 9001:2000 dengan sedikit penyesuaian.
- Organisasi dan industri yang telah memperoleh ISO 9001:2000 akan membutuhkan tenaga ekstra untuk mencapai CMMI level 2 atau 3.