Friday, December 29, 2017

√ 45 Butir Butir Pancasila Terbaru Sebagai Anutan Pengamalan Pancasila

Pada masa dahulu, ada 36 butir butir pancasila yang merupakan klasifikasi dari kelima asas dalam pancasila. Butir butir pancasila ini dijabarkan oleh panduan P4 yang merupakan akronim dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Eka Prasetya Pancakarsa). Panduan P4 ini dibuat dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978.


Sekarang, produk aturan ini sudah tidak berlaku lagi alasannya yaitu Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 telah dicabut dengan Ketetapan MPR no XVIII/MPR/1998 dan termasuk dalam kelompok Ketetapan MPR yang sudah bersifat simpulan atau selesai dilaksanakan berdasarkan Ketetapan MPR no. I/MPR/2003


Jadi, butir butir pancasila ini dalam perjalanannya mengalami perubahan dari 36 butir menjadi 45 butir dimana terdapat penambahan dan perubahan yang merupakan hasil dari Tap MPR No. I/MPR/2003.


Butir Butir Pancasila Lengkap


 butir butir pancasila yang merupakan klasifikasi dari kelima asas dalam pancasila √ 45 Butir Butir Pancasila Terbaru Sebagai Pedoman Pengamalan Pancasila


Untuk lebih jelasnya, berikut ini daftar 45 butir butir pancasila terbaru lengkap sebagai anutan dalam menghayati dan mengamalkan nilai nilai luhur yang terkadung dalam kelima sila pancasila.


Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa



  1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing berdasarkan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

  3. Mengembangkan perilaku hormat menghormati dan berhubungan antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

  5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu duduk kasus yang menyangkut kekerabatan eksklusif insan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

  6. Mengembangkan perilaku saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.

  7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.


Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab



  1. Mengakui dan memperlakukan insan sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

  2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.

  3. Mengembangkan perilaku saling mengasihi sesama manusia.

  4. Mengembangkan perilaku saling empati dan tepa selira.

  5. Mengembangkan perilaku tidak semena-mena terhadap orang lain.

  6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.

  7. Gemar melaksanakan acara kemanusiaan.

  8. Berani membela kebenaran dan keadilan.

  9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bab dari seluruh umat manusia.

  10. Mengembangkan perilaku hormat menghormati dan berhubungan dengan bangsa lain.


Sila ketiga : Persatuan Indonesia



  1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan eksklusif dan golongan.

  2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.

  3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.

  4. Mengembangkan rasa pujian berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.

  5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

  6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.

  7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.


Sila keempat :  Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan



  1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap insan Indonesia memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.

  2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.

  3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.

  4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.

  5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.

  6. Dengan dogma baik dan rasa tanggung jawab mendapatkan dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.

  7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan eksklusif dan golongan.

  8. Musyawarah dilakukan dengan logika sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

  9. Keputusan yang diambil harus sanggup dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.

  10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.


Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia



  1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan perilaku dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.

  2. Mengembangkan perilaku adil terhadap sesama.

  3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.

  4. Menghormati hak orang lain.

  5. Suka memberi pemberian kepada orang lain semoga sanggup bangun sendiri.

  6. Tidak memakai hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.

  7. Tidak memakai hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.

  8. Tidak memakai hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.

  9. Suka bekerja keras.

  10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.

  11. Suka melaksanakan acara dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.


Demikianlah daftar 45 butir butir pancasila terbaru secara lengkap. Semoga bermanfaat serta sanggup menjadi anutan penghayatan dan pengamalan nilai nilai pancasila.




Sumber https://www.zonareferensi.com