Kali ini kita akan mempelajari partikel “mo”, tetapi sebelumnya kita berguru dulu perihal sejenis partikel, yaitu “toritate-joshi”. Soalnya, partikel “mo” yang merupakan salah satu “toritate-joshi” ini, fungsi dan jenisnya sangat berbeda dengan “kaku-joshi (partikel ga, o, ni, de, to, e, kara, made, dan yori). Kuy. 🙂
1. Kaku-joshi dan Toritate-joshi
Kaku-joshi (Partikel yang menawarkan kelas kata)
Kaku-joshi (partikel ga, o, ni, de, to, e, kara, made, dan yori)” yaitu partikel yang menawarkan hubungan antara kata benda yang ditunjukkan partikel tersebut dengan predikat. Misalnya, “ga” menawarkan subjek, “o” menawarkan “objek”, “e” menawarkan arah atau kawasan tujuan, dan seterusnya.
Toritate-joshi (Partikel yang menawarkan perasaan pembicara)
Sedangkan, Toritate-joshi (partikel wa, mo, dake, shika, hodo, bakarai, dll) merupakan partikel yang menawarkan balasan atau perasaan pembicara terhadap hal dalam konteks.
Kata kerja “toritate-ru” bermakna “mengambil sesuatu sebagai suatu peranan (fungsi)” dalam bahasa Jepang, dan “toritate-joshi” juga memang “mengambil” sebuah unsur untuk menawarkan balasan atau perasaan pembicara. Coba ingat partikel “wa” yang kita pelajari kemarin. Toritate-joshi partikel “wa” berfungsi untuk menawarkan topik dengan cara “mengambil” sebuah unsur dari unsur-unsur ibarat subjek, objek, dan seterusnya dalam kalimat. Oke, hari ini dan besok kita akan mempelajari beberapa partikel toritate-joshi.
Koneksi Partikel “kaku-joshi” + “Toritate-joshi”
1. Partikel “ga” atau “o” + “Toritate-joshi” → “ga” atau “o” dihilangkan
2. Kaku-joshi lain → “Kaku-joshi” + “Toritate-joshi” (ada pengecualian)
Pada dasarnya, peletakan partikel toritate-joshi sama dengan peletakan partikel “wa” yang pernah kita pelajari sebelumnya. Jika “KB + ga” atau “KB + o” diangkat dengan partikel toritate-joshi, partikel “ga” dan “o” dihilangkan, dan diganti dengan partikel toritate-joshi. Sedangkan, jikalau partikel selain “ga” dan “o” diangkat dengan partikel toritate-joshi, pribadi saja partikel toritate-joshi tersebut diletakkan di belakang partikel kakujoshi.
父が本を買う→父は本を買う。
Chichi ga hon o kau. → Chichi wa hon o kau.
*partikel “ga” diganti dg “wa”.
父が本を買う→本は父が買う。
Chichi ga hon o kau. → Hon wa chichi ga kau.
*partikel “o” diganti dg “wa”.
日本で本を買う→日本では本を買う。
Nihon de hon o kau. → Nihon de–wa hon o kau.
*partikel “de” dibubuhkan dg “wa”
Namun, secara khusus, partikel “ni” yang menawarkan kawasan keberadaaan, kawasan tujuan, atau titik akhir, dan partikel “e” sanggup dihilangkan, dan diganti dengan toritate-joshi, atau boleh juga partikel toritate-joshi pribadi diletakkan di belakang partikel kakujoshi. Misal,
クタに観光客がたくさんいます。
Kuta ni kankookyaku ga takusan i-masu.
Ada banyak turis di Kuta.
↓
○ クタは観光客がたくさんいます。
Kuta wa kankookyaku ga takusan i-masu.
○ クタには観光客がたくさんいます。
Kuta ni wa kankookyaku ga takusan i-masu.
Di Kuta, ada banyak turis.
2. Partikel Mo
Pola Kalimat
KB (Partikel) も
KB (Partikel) mo
KB juga / pun / dll
Penjelasan
Partikel Toritate-joshi “mo” dipakai untuk menawarkan banyak sekali balasan pembicara terhadap hal dalam konteks. Setiap penggunaan dijelaskan sebagai berikut di bawah.
2-1. Sebagai Penunjuk Kesamaan (juga / pun)
Partikel “mo” dipakai untuk menawarkan kesamaan atau serupa halnya dengan yang lain, atau yang tersebut dahulu.
これは野菜です。あれも野菜です。
Kore wa yasai desu. Are mo yasai desu. (partikel “ga” dari “are ga” diganti dg “mo”)
Ini sayur. Itu juga sayur.
バスで行けます。電車でも行けます。
Basu de ike-masu. Densha de–mo ike-masu. (partikel “mo” dibubuhkan di belakang partikel “de” dari “densha de” )
Bisa pergi dengan bus. Bisa pergi dengan kereta juga.
あの人もインドネシア人です。
Ano hito mo Indonesia-jin desu. (partikel “ga” dari “ano hito ga” diganti dg “mo”)
Orang itu juga orang Indonesia.
私も帰ります。
Watashi mo kaeri-masu. (partikel “ga”dari “watashi ga” diganti dg “mo”)
Saya juga pulang.
*kalimat ini mengandung makna bahwa ada juga yang pulang selain watashi.
サテも注文しましょう。
Sate mo chuumon shi-mashoo. (partikel “o” dari “sate o” diganti dg “mo”)
Mari pesan sate juga.
*kalimat ini mengandung makna bahwa selain sate ada juga makanan-makanan yang sudah dipesan.
アメリカ[に]も行ってみたいです。
Amerika [ni]-mo itte mitai desu. (partikel “mo” dibubuhkan di belakang partikel “ni” dari “Amerika ni”, atau partikel “ni” diganti dg “mo”)
Ingin coba pergi ke Amerika juga.
*kalimat ini mengandung makna bahwa selain Amerika ada juga kawasan lain yang ingin dikunjungi pembicara.
2-2. Sebagai Penunjuk Kelebihan
Partikel “mo” dipakai untuk menawarkan kelebihan jumlah. Pembicara menawarkan penukanan perasaannya terhadap jumlah yang banyak dengan memakai partikel “mo”.
昨日は、12時間も寝ました。
Kinoo wa, 12-jikan mo ne-mashita.
Kemarin saya tidur hingga 12 jam (gila!)
もう、2時間も待ちましたが、まだ来ません。
Moo, 2-jikan mo machi-mashita ga, mada ki-masen.
Sudah menunggu hingga 2 jam, tetapi belum tiba juga. (kesal!)
このバッソが3万ルピアもするんですか。高すぎます。
Kono bakso ga 3-man rupiah mo suru’ n desu ka. Taka-sugi masu.
Bakso ini aja 30.000 rupiah (gila) ?! Kemahalan.
100万円も貯金できたんですか!
Hyaku-man-en mo chokin dekita’ n desu ka.
Sudah sanggup menabung sebanyak 1 juta yen (hebat)!
2-3. Sebagai Penunjuk Keseluruhan
Partikel “mo” dipakai untuk menawarkan keseluruhan, khususnya dalam kalimat negatif. “Mo” ini sering disertai dengan kata tanya, dan menyangkal hal secara utuh dalam kalimat negatif.
だれもできません。
Dare mo deki-masen.
Siapa pun tidak sanggup melakukannya.
なにも知りません。
Nani mo shiri-masen.
Tidak tahu apa pun.
どこにも行きたくありません。
Doko ni–mo iki taku ari-masen.
Tidak mau pergi ke mana pun.
どこもいっぱいです。
Doko mo ippai desu.
Di mana saja sudah penuh.
*cari-cari kawasan parkir, tetapi di mana saja penuhhh.
ひらがなも書けません。
Hiragana mo kake-masen.
Hiragana saja belum sanggup nulis.
*dia tidak sanggup menulis kana secara utuh.
小学校も卒業していません。
Shoogakkoo mo sotsugyoo shite i-masen.
SD saja belum tamat.
*dia tidak tamat sekolah apa pun.
2-4. Sebagai Penunjuk Contoh Ekstrem
Partikel “mo” dipakai untuk menawarkan pola ekstrem untuk mengekspresikan bahwa bergotong-royong kejadian yang terjadi yaitu hal yang wajar.
普段、やさしいケンさんも、今回は怒りました。
Fudan yasashi-i Ken-san mo konkai wa okori-mashita.
Ken yang biasanya ramah saja murka kali ini. (apalagi orang biasa. “pasti marah” )
デシさんは漢字をよく知っています。日本人の私もびっくりしました。
Desi-san wa kanji o yoku shitte i-masu. Nihon-jin no watashi mo bikkuri shi-mashita.
Desi sangat mengetahui kanji. Saya sebagai orang Jepang pun kaget. (apalagi orang asing. “pasti kaget” )
猿も木から落ちる。
Saru mo ki kara ochiru.
Monyet saja jatuh dari pohon. (apalagi bukan monyet. “pasti jatuh”)
=Peribahasa Jepang yang artinya sama dengan “sepandai-pandai bajing melompat, sekali waktu akan jatuh juga” dalam peribahasa Indonesia.
2-5. Sebagai Penunjuk Penekanan Perasaan Pembicara
Partikel “mo” dipakai untuk menawarkan penitikberatan perasaan pembicara ibarat rasa sayang, kesal, terharu, dan lain-lain terhadap hal atau kejadian. Ekspresi ini bahasa Jepang banget….
明日で、レバラン休暇も終わりだ。
Asu de, Lebaran-kyuuka mo owari desu.
Cuti Idulfitri pun berakhir besok. (sayaaaaaang)
私の娘もとうとう結婚します。
Watashi no musume mo tootoo kekkon shi-masu.
Akhirnya, anak wanita saya pun akan menikah. (terharuuuu, tp sedihhh jugaa)
今日で、ケンさんともお別れです。
Kyoo de, Ken-san to–mo owakare desu.
Hari inilah kita berpisah dengan Ken. (sedihhh)
Sekiaaaaaan 😎
kankoo-kyaku: wisatawan, turis
chuumon-shi: →chuumon-suru(memesan)
chokin: menabung uang
ippai: penuh
sotsugyoo shite: →sotsugyoo suru(tamat)
fudan: biasanya
okori: okoru(marah)
bikkuri-shi: →bikkuri-suru(kaget)
saru: monyet
kyuuka: cuti, libur
musume: anak wanita saya/kami
owakare: perpisahan
Sumber https://wkwkjapan.com